%T ANALISIS KEARIFAN LOKAL DALAM PEMASARAN DESA WISATA %X Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kearifan lokal dapat diintegrasikan dalam strategi pemasaran desa wisata, dengan studi kasus di Kampung Adat Cireundeu Kota Cimahi. Kampung ini dikenal memiliki kekayaan nilai budaya seperti pola hidup Sunda Wiwitan, ketahanan pangan berbasis singkong (rasi), serta pelestarian hutan larangan yang menjadi potensi besar dalam pengembangan pariwisata berbasis budaya. Namun hingga kini, strategi pemasaran formal belum dirumuskan secara sistematis, sehingga menarik untuk dikaji dari perspektif akademik dan praktis. Pendekatan penelitian yang digunakan ialah kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui in-depth interview dan observasi kepada Masyarakat lokal, pengelola, wisatawan, dan pemerintah setempat. Data dianalisis menggunakan thematic analysis dengan berfokus pada Identifikasi kearifan lokal, persepsi mengenai marketing mix (7P), serta faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun tidak memiliki strategi formal, elemen-elemen pemasaran seperti product, price, promotion, dan process sudah mengandung nilai-nilai budaya lokal. Ditemukan pula bahwa partisipasi masyarakat dan kekuatan identitas budaya menjadi faktor utama pendukung, sementara keterbatasan digitalisasi dan kekhawatiran terhadap komersialisasi budaya menjadi penghambat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa praktik pemasaran berbasis kearifan lokal berjalan secara organik, meski belum diformulasikan secara formal, dan berpotensi mendukung keberlanjutan desa wisata. This study aims to analyze how local wisdom can be integrated into village tourism marketing strategies, with a case study of Kampung Adat Cireundeu in Cimahi City. The village is known for its rich cultural values such as the Sunda Wiwitan way of life, food security based on cassava (rasi), and the preservation of sacred forest areas—elements that represent great potential for the development of culturally based tourism. However, to date, no formal marketing strategy has been systematically formulated, making it a relevant subject for academic and practical inquiry. This research adopts a qualitative approach, using in-depth interviews and observation to collect data from local communities, tourism managers, visitors, and local government officials. The data were analyzed using thematic analysis, focusing on the identification of local wisdom, perceptions of the marketing mix (7Ps), as well as the supporting and inhibiting factors in marketing development. The findings reveal that although a formal strategy has not yet been established, several marketing elements such as product, price, promotion, and process already reflect embedded local cultural values. Strong community participation and cultural identity emerged as key supporting factors, while limited digitalization and concerns about cultural commodification were identified as main barriers. The study concludes that marketing practices based on local wisdom evolve organically, even without formal formulation, and hold significant potential to support the sustainable development of tourism villages. %D 2025 %K Kearifan Lokal; Marketing Mix; Strategi Pemasaran; Desa Wisata Local Wisdom; Marketing Mix; Marketing Strategy; Tourist Village %L repoupi142101 %O https://scholar.google.com/citations?view_op=list_works&hl=en&user=HBxbPJ0AAAAJ ID SINTA Dosen Pembimbing: Heri Puspito Diyah Setiyorini: 5978343 Rijal Khaerani: 6722119 %A - Anisya Nur Fatin %A - Heri Puspito Diyah Setiyorini %A - Rijal Khaerani %I Universitas Pendidikan Indonesia