@phdthesis{repoupi140000, month = {August}, year = {2025}, title = {FAKTOR RISIKO DAN FAKTOR PROTEKTIF PARENTIFIKASI PADA SISWA SMA BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI RENDAH: Studi Fenomenologi di Salah Satu Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bandung Tahun Ajaran 2025/2026}, school = {Universitas Pendidikan Indonesia}, note = {https://scholar.google.com/citations?hl=id\&user=hYLkQloAAAAJ\&authuser=3\&scilu=\&scisig=ACUpqDcAAAAAaMzi1YkjxSi3Be4EI1LdB1VnyhQ\&gmla=AH8HC4w-f8nvCf7-ZgBTsRLPm3m5DIMTj1KXUalz7sB6aze\_yBJwbq6POCyDvnd-drkX2mQ1fsPmI54Si16JBD8udoJiKaoLUSanmmKbs492RVwB3fW9TIkhzLA\&sciund=13972939285723542269 ID SINTA Dosen Pembimbing: Ipah Saripah: 5995090 Anne Hafina : 5994473}, abstract = {Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan fenomena parentifikasi serta mengidentifikasi faktor risiko dan faktor protektif yang dialami oleh siswa SMA dengan latar belakang status sosial ekonomi rendah. Parentifikasi merujuk pada kondisi di mana anak mengambil alih peran dan tanggung jawab orang tua, baik secara instrumental maupun emosional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi fenomenologi, melibatkan dua partisipan dari salah satu sekolah SMA Negeri di Kota Bandung yang terindikasi mengalami parentifikasi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dianalisis menggunakan teknik tematik dengan bantuan perangkat lunak NVivo. Temuan menunjukkan bahwa siswa mengalami parentifikasi dalam bentuk tugas domestik, merawat saudara, serta memberikan dukungan emosional kepada anggota keluarga. Dalam proses ini, ditemukan berbagai dampak, baik positif seperti peningkatan rasa tanggung jawab dan kemandirian, maupun negatif seperti stres, kecemasan, dan gangguan sosial. Adapun faktor risiko yang dominan meliputi tekanan ekonomi keluarga, ketidakhadiran orang tua, serta rendahnya dukungan sosial. Sementara itu, faktor protektif yang muncul mencakup dukungan dari anggota keluarga, kelekatan emosional, dan kapasitas empati. Berdasarkan temuan, ditarik kesimpulan bahwa pengalaman parentifikasi pada siswa SMA yang berasal dari keluarga berstatus sosial ekonomi rendah membentuk dinamika kompleks yang dapat berdampak positif maupun negatif, tergantung pada interaksi antara faktor risiko dan protektif yang dimiliki individu. This study aims to describe the phenomenon of parentification and to identify the risk and protective factors experienced by high school students from low socioeconomic backgrounds. Parentification refers to a condition in which a child assumes the roles and responsibilities of a parent, both instrumentally and emotionally. This research employed a qualitative approach with a phenomenological study design, involving two participants from a public high school in Bandung City who were identified as experiencing parentification. Data were collected through in-depth interviews and analyzed using thematic analysis with the aid of NVivo software. Findings revealed that students engaged in parentification through domestic tasks, caregiving for siblings, and providing emotional support to family members. These experiences resulted in both positive impacts, such as increased responsibility and independence, and negative outcomes, including stress, anxiety, and social difficulties. The dominant risk factors included economic pressure, parental absence, and low social support. Meanwhile, protective factors identified were family support, emotional bonding, and empathetic capacity. Based on the findings, it is concluded that parentification among high school students from low socioeconomic backgrounds creates a complex dynamic that can lead to either positive or negative outcomes, depending on the interaction between the individual's risk and protective factors.}, keywords = {Parentifikasi, Faktor Risiko dan Protektif, Remaja, Status Sosial Ekonomi Rendah. Risk and Protective Factors, Adolescents, Low Socioeconomic Status.}, url = {https://repository.upi.edu/}, author = {Desta Nurul Tazala, - and Anne Hafina Adiwinata, - and Ipah Saripah, -} }