@mastersthesis{repoupi138567, school = {Universitas Pendidikan Indonesia}, month = {August}, year = {2025}, title = {ANALISIS IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN PARIGEUING KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBANGUN BUDAYA SEKOLAH BERBASIS KEARIFAN LOKAL SUNDA DI YAYASAN ATIKAN SUNDA}, note = {https://scholar.google.com/citations?user=cokkiP4AAAAJ\&hl=en ID SINTA Dosen Pembimbing Sururi: 6664219 Suryadi: 5978515}, url = {https://repository.upi.edu}, keywords = {Budaya Sekolah, Dasa Pasanta, Kearifan Lokal Sunda, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Parigeuing Dasa Pasanta, Parigeuing, Principal Leadership, School Culture, Sundanese Local Wisdom}, abstract = {Penelitian ini memiliki tujuan menganalisis praktik kepemimpinan parigeuing kepala sekolah dalam membangun budaya sekolah berbasis kearifan lokal Sunda. Parigeuing merupakan konsep kepemimpinan yang berasal dari naskah Sunda kuno. Panduan melaksanakan kepemimpinan parigeuing didasarkan pada sepuluh nilai luhur yang menjadi penenang hati disebut dasa pasanta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan termasuk pada jenis penelitian studi kasus di Yayasan Atikan Sunda. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, studi dokumen, dan focus group discussion. Partisipan dalam penelitian ini, meliputi ketua yayasan, kepala sekolah, guru, ahli filologi, akademisi di bidang kepemimpinan, dan mahasiswa pasca sarjana sebagai rekanan penelitian. Analisis dan visualisasi data penelitian ditampilkan dengan menggunakan aplikasi Nvivo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan parigeuing kepala sekolah tercermin dalam penerapan sepuluh nilai dasa pasanta pada praktik kepemimpinannya. Penelitian ini juga mengungkapkan budaya sekolah di Yayasan Atikan Sunda berbasis pada kearifan lokal Sunda karena tercermin pada sejarah, visi misi, simbol, nilai, dan program sekolah. Hasil penelitian juga menganalisis terdapat empat strategi utama yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam membangun budaya sekolah di Yayasan Atikan Sunda, seperti strategi manajerial, komunikasi kebudayaan, pendidikan karakter, serta pemberdayaan kolaborasi. Adapun tantangan yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam membangun budaya sekolah berbasis kearifan lokal Sunda berasal dari lingkungan internal serta eksternal sekolah. Dengan demikian, penelitian ini juga mengungkap bahwa kepemimpinan parigeuing merupakan konsep yang bersifat universal serta relevan dalam konteks dinamika kepemimpinan pendidikan di era kontemporer. This study aims to analyze the practice of parigeuing leadership by school principals in developing a school culture based on Sundanese local wisdom. Parigeuing is a leadership concept derived from an ancient Sundanese manuscript, guided by ten noble values known as dasa pasanta, which serve as principles for inner peace in leadership practices. This qualitative case study was conducted at Yayasan Atikan Sunda, utilizing interviews, observations, document analysis, and focus group discussions as data collection methods. Research participants included the foundation chairperson, school principals, teachers, a philologist, educational leadership scholars, and postgraduate students as research collaborators. Data analysis and visualization were conducted using Nvivo software. The findings reveal that parigeuing leadership is reflected in the application of the ten dasa pasanta values in school leadership. The school culture at Yayasan Atikan Sunda is rooted in Sundanese local wisdom, as seen in its history, vision and mission, symbols, values, and programs. The study also identifies four key strategies employed by principals in cultivating school culture: managerial leadership, cultural communication, character education, and empowerment through collaboration. Furthermore, it highlights both internal and external challenges faced by principals in promoting local wisdom-based school culture. In conclusion, the research suggests that parigeuing leadership is a universal and contextually relevant concept in the dynamics of contemporary educational leadership.}, author = {Prasetyo Agung Darmawan, - and Sururi, - and Suryadi, -} }