%0 Thesis %9 S1 %A Haniyah Salma Alifah, - %A Velayeti Nurfitriana Ansas, - %A Ashanti Widyana, - %B KODEPRODI88213#Pendidikan Bahasa Korea_S1 %D 2025 %F repoupi:137847 %I Universitas Pendidikan Indonesia %K drama Korea, evolusi budaya, jangu-yuseo (장유유서), konfusianisme, semiotika. confucianism, cultural evolution, jangyu yuseo (장유유서), Korean drama, semiotics. 기호학, 문화의 진화, 장유유서(長幼有序), 한국 드라마, 유교 %T REFLEKSI NILAI KONFUSIANISME JANGYU-YUSEO (장유유서) DALAM DRAMA KOREA SAGEUK DAN MODERN: Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce %U http://repository.upi.edu/137847/ %X Konfusianisme memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Asia, terutama Korea Selatan. Walaupun telah mengadopsi sistem demokrasi modern, nilai-nilai Konfusianisme seperti hierarki dan loyalitas masih mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk politik, keluarga, pekerjaan, dan pendidikan. Nilai-nilai ini juga sering terlihat dalam drama Korea sejarah (sageuk) maupun modern. Meskipun telah banyak penelitian yang membahas tentang Konfusianisme dalam drama Korea, kajian yang secara khusus membahas aspek hierarki sosial masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merefleksikan nilai Jangu-Yuseo (장유유서), yaitu prinsip penghormatan terhadap hierarki usia dan status, melalui analisis semiotika Charles Sanders Peirce (1897) dalam dua jenis drama Kogarea: The Red Sleve (sageuk) dan Extraordinary Attorney Woo (modern). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan fokus pada simbol-simbol visual dan verbal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Jangu-Yuseo (장유유서) tetap eksis, walaupun bentuk penerapannya mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman. Dalam drama The Red Sleeve, simbol-simbol hierarki ditampilkan secara kaku dan tradisional melalui pemakaian pakaian tradisional (hanbok) dan gelar penghormatan sebagai penanda hierarki, adanya aturan bersujud kepada atasan, serta larangan menatap atasan. Sedangkan dalam drama Extraordinary Attorney Woo, simbol tersebut hadir dengan lebih fleksibel dan modern melalui budaya berjabat tangan sebagai bentuk salam, serta hanbok yang sudah tidak lagi digunakan sebagai penanda status. Temuan ini menunjukkan bahwa nilai-nilai Konfusiansime terus hidup dan relevan, meskipun beradaptasi dengan perkembangan zaman. Penelitian ini memberikan manfaat dalam pengembangan kajian budaya dan semiotika, khususnya terkait refleksi nilai konfusianisme Jangu-Yuseo (장유유서) dalam media populer drama Korea. Confucianism plays a significant role in East Asian Societies, particularly ini South Korea. Altough the country has adopted a modern democratic system, Confucian values such as hieararchy and loyalty continue to influence various aspects of life, including politics, family, work, and education. These values are often reflected in both historical (sageuk) and modern Korean dramas. While numerous studies have explored Confucianism in Korean dramas, research that specifically focusing on the aspect of social hierarchy remains limited. Therefore, this study aims to reflect the value of Jangyu-Yuseo (장유유서), a principle of respect for age and social status hierarchy through Charles Sanders Peirce’s (1897) semiotic analysis in two types of Korean dramas: the hirostical drama, The Red Sleeve, and the modern drama Extraordinay Attorney Woo. This research employs a descriptive qualitative method, focusing on both visual and verbal symbols. The findings reveal that the value of Jangyu Yuseo (장유유서) continues to persist, although its manifestations have evolved over time. In The Red Sleeve, hierarchical values are depicted rigidly and traditionally through the use of traditional attire (hanbok), honorific titles, the practice of bowing to superiors, and the prohibition of direct eye contact with superiors. In contrast, Extraordinary Attorney Woo potrays these symbols in a more flexible and modernly manner through cultural practices like handshakes as a form of greeting, and hanbok is no longer used as an indicator of status. These findings indicate that Confucian values remain alive and relevant, adapting to the dynamics of modern society. This study contributes to development of cultural and semiotic studies, particurarly in reflecting the Confucian value of Jangyu Yuseo (장유유서) in popular Korean media. 본 연구는 장유유서(長幼有序)의 가치, 즉 연령과 지위에 대한 존중의 원칙을 반영하고자 하며, 찰스 샌더스 퍼스 (Charles Sanders Peirce, 1897)의 기호학 분석을 통해 두 가지 유형의 한국 드라마 ― 사극인 《옷소매 붉은 끝동》과 현대극인 《이상한 변호사 우영우》 ― 을 대상으로 하였다. 본 연구는 시각적 및 언어적 상징에 초점을 맞춘 질적 기술 연구 방법을 사용하였다. 연구 결과, 장유유서의 가치는 시대의 흐름에 따라 적용 방식이 변화하였음에도 불구하고 여전히 존재하고 있음을 보여준다. 《옷소매 붉은 끝동》에서는 한복과 존칭 사용, 상급자에게 절하는 규칙, 상급자를 직접 바라보는 행위의 금지 등 경직되고 전통적인 방식으로 위계 상징이 표현된다. 반면, 《이상한 변호사 우영우》에서는 악수 문화와 한복의 비사용 등 보다 유연하고 현대적인 방식으로 위계 상징이 나타난다. 이러한 발견은 유교적 가치가 시대의 변화에 적응하면서도 여전히 살아 있고 유효함을 시사한다. 본 연구는 한국 대중 드라마 속 장유유서의 유교적 가치 반영에 대한 문화 및 기호학 연구의 발전에 기여할 수 있다. %Z https://scholar.google.com/citations?hl=en&user=P7tW5_EAAAAJ&view_op=list_works&gmla=AH8HC4wst_PamsSU1WZEkBeUlBiNZ6cjgkfpuzP72orZgH2IMI5zSLMCMMh-y0DpTRuJHWZMEdtyn8szi87xDL1P ID SINTA Dosen Pembimbing: Velayeti Nurfitriana Ansas: 0010068903 Ashanti Widyana: 0027049403