%X Penguasaan literasi digital jadi salah satu hal penting yang harus dimiliki siswa di era teknologi, terutama dalam materi bioteknologi yang menuntut kemampuan berpikir kritis, kolaboratif, dan pemanfaatan teknologi digital. Namun, model pembelajaran konvensional belum sepenuhnya mendukung hal tersebut. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) yang setiap tahapannya memanfaatkan teknologi digital. Hal ini meliputi mengintegrasikan pencarian, pemecahan masalah, mengkonstruksikan hasil solusi, dan berbagi hasil secara digital, sehingga model SSCS diharapkan dapat meningkatkan literasi digital secara menyeluruh.. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh model SSCS terhadap literasi digital siswa pada materi bioteknologi di salah satu SMAN Bandung. Penelitian dilakukan dengan desain eksperimen satu kelas menggunakan pretest dan posttest. Data dikumpulkan melalui tes literasi digital, observasi selama proses pembelajaran, dan angket respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan literasi digital siswa dari rata-rata 61,93 menjadi 84,84 dengan nilai N-Gain sebesar 0,59 dengan kategori sedang. Semua indikator literasi digital mengalami peningkatan, terutama pada keterampilan menggunakan teknologi (digital skills) dan pemahaman budaya digital (digital culture). Meski begitu, aspek etika (digital ethics) dan keamanan digital (digital safety) masih perlu ditingkatkan. Secara keseluruhan, penggunaan model SSCS berjalan dengan baik dan mendapatkan respon positif dari siswa. Penelitian ini menyimpulkan bahwa model SSCS efektif dalam meningkatkan literasi digital siswa. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan kelompok kontrol dan lebih fokus pada penguatan etika serta keamanan digital, didukung pelatihan teknologi bagi guru dan siswa.

Mastery of digital literacy is one of the important things that students must have in the technological era, especially in biotechnology that requires critical thinking, collaboration, and the use of digital technology. However, conventional learning models do not fully support this. This study uses the Search, Solve, Create, and Share (SSCS) learning model, each stage of which utilizes digital technology. This includes integrating searching, problem solving, constructing solution results, and sharing results digitally, so that the SSCS model is expected to improve digital literacy. The purpose of this study was to see the extent of the SSCS model's influence on students digital literacy in biotechnology at one of Bandung's senior high schools. The study was conducted with a one-class experimental design using pretest and posttest. Data were collected through digital literacy tests, observations during the process, and student response questionnaires. The results showed an increase in students digital literacy from an average of 61,93 to 84,84 with N-Gain value of 0,59 in the moderate category. All digital literacy indicators experienced an increase, especially in skills in using technology (digital skills) and understanding of digital culture. However, aspects of digital ethics and digital safety still need improvement. Overall, the implementation of the SSCS model went well and received a positive response. This study concludes that the SSCS model is effective in improving students digital literacy. Future research is recommended to use a control group and focus more on strengthening digital ethics and safety, supported by technology training for teachers and students.
%L repoupi137095
%D 2025
%T PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE (SSCS) TERHADAP LITERASI DIGITAL SISWA PADA MATERI BIOTEKNOLOGI
%A - Annida Putri Hayati
%A - Eni Nuraeni
%A - Widi Purwianingsih
%I Universitas Pendidikan Indonesia
%O https://scholar.google.com/citations?hl=en&user=vAvUrEYAAAAJ

ID SINTA Dosen Pembimbing:
Eni Nuraeni: 6003416	
Widi Purwianingsih: 6004348
%K Literasi digital, bioteknologi, model SSCS, etika digital, budaya digital

Digital literacy, biotechnology, SSCS model, digital ethics, digital culture