@phdthesis{repoupi134918, note = {ID SINTA Dosen Pembimbing: Linda Amalia: 6680418 Afianti Sulastri: 5994273 Karya ini adalah tugas akhir setara dengan skripsi sesuai dengan SK Dekan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Nomor: 4445/UN40.A6/PK.03.04/2025}, school = {Universitas Pendidikan Indonesia}, month = {June}, volume = {18}, publisher = {JURNAL GEMA KEPERAWATAN}, journal = {HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA SEKOLAH}, title = {HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA SEKOLAH}, year = {2025}, number = {1}, doi = {https://doi.org/10.33992/jgk.v18i1.4029}, pages = {15--26}, url = {https://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id/index.php/JGK/article/view/4029}, keywords = {kesehatan remaja, kekurangan zat besi, pola makan, anemia}, author = {Hani Ruliyani, - and Linda Amalia, - and Afianti Sulastri, -}, issn = {2620-8695}, abstract = {Salah satu masalah kesehatan yang paling umum di kalangan remaja Indonesia adalah anemia. Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap anemia karena sedang mengalami proses pertumbuhan yang cepat dan memiliki kebutuhan gizi yang tinggi. Pola makan yang tidak seimbang, khususnya rendahnya asupan zat besi, merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap kejadian anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara pola makan dengan prevalensi anemia pada siswa SMP di Kota Bandung. Desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif korelasional dan rancangan crosssectional dilakukan pada 168 siswa SMPN 20 Kota Bandung yang dipilih secara cluster random sampling. Kadar hemoglobin diukur menggunakan perangkat Easy Touch Hb, asupan makanan dinilai melalui Food Frequency Questionnaire yang telah diuji validitas (r hitung {\ensuremath{>}}r tabel = 0,361; n = 30) dengan nilai Cronbach's Alpha = 0,917. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji ChiSquare. Penelitian ini menemukan bahwa 29,2\% responden mengalami anemia. Sebagian besar siswa (57,1\%) memiliki pola makan yang buruk. Remaja yang menerapkan pola makan seimbang menunjukkan prevalensi anemia yang lebih rendah dibandingkan dengan remaja yang memiliki pola makan kurang baik. Asupan zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral diketahuilebih tinggi di antara kelompok non-anemia. Uji Chi-Square menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik antara pola makan dan anemia dengan nilai (p = 0,000; OR = 0,261). Kebiasaan makan yang tidak baik berhubungan signifikan dengan peningkatan risiko anemia di kalangan remaja. Studi ini menyoroti perlunya program pendidikan gizi di sekolah untuk mempromosikan pola makan seimbang.} }