%T PENGARUH VARIASI METODE LATIHAN SMALL-SIDED GAMES 
TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK ALAKTASID PADA 
PEMAIN SEPAK BOLA USIA REMAJA (U-17)
%X Penelitian ini menganalisis pengaruh variasi metode latihan Small-Sided Games (SSG) 
terhadap peningkatan kapasitas anaerobik alaktasid pada pemain sepak bola U-17, dengan 
membandingkan metode Pyramid dan Interval. Menggunakan desain eksperimen 
kuantitatif pre-test dan post-test, penelitian ini melibatkan 20 pemain yang dipilih secara 
purposive sampling, dengan kapasitas anaerobik diukur melalui Running-Based 
Anaerobic Sprint Test (RAST). Hasil Paired Sample T-Test menunjukkan metode 
Pyramid secara signifikan meningkatkan kapasitas anaerobik alaktasid, dengan 
penurunan Fatigue Index lebih besar dibandingkan metode Interval (p = 0.029, p < 0.05), 
menunjukkan efektivitasnya dalam mempertahankan daya eksplosif dan regenerasi ATP
PCr. Sebaliknya, metode Interval tidak menunjukkan peningkatan signifikan (p = 0.598, 
p > 0.05). Namun, hasil Independent Sample T-Test menunjukkan tidak ada perbedaan 
signifikan antara kedua metode dalam meningkatkan kapasitas anaerobik (p = 0.977). 
Temuan ini menunjukkan bahwa baik metode Pyramid maupun Interval dapat digunakan 
untuk meningkatkan daya eksplosif dan regenerasi ATP-PCr, dengan efektivitas yang 
dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan atlet dan strategi pelatihan.  Simpulan, 
penerapan SSG sebagai metode latihan yang efektif dan menyenangkan, dengan 
penelitian lanjutan yang melibatkan sampel lebih besar, durasi latihan yang lebih panjang, 
serta analisis tambahan seperti effect size guna mengoptimalkan efektivitas latihan. 

This study analyzes the effect of variations in Small-Sided Games (SSG) training methods 
on increasing anaerobic lactase capacity in U-17 soccer players by comparing the 
Pyramid and Interval methods. Using a quantitative pre-test and post-test experimental 
design, this study involved 20 players selected by purposive sampling, with anaerobic 
capacity measured through the Running-Based Anaerobic Sprint Test (RAST). The results 
of the Paired Sample T-Test showed that the Pyramid method significantly increased 
anaerobic lactase capacity, with a more significant decrease in Fatigue Index than the 
Interval method (p = 0.029, p < 0.05), indicating its effectiveness in maintaining 
explosive power and ATP-PCr regeneration. In contrast, the Interval method did not 
significantly increase (p = 0.598, p > 0.05). However, the Independent Sample T-Test 
results showed no significant difference between the two methods in increasing anaerobic 
capacity (p = 0.977). These findings suggest that both Pyramid and Interval methods can 
improve explosive power and ATP-PCr regeneration, with effectiveness that can be 
adjusted based on athlete needs and training strategies. In conclusion, the application of 
SSG as an effective and enjoyable training method, with further research involving larger 
2025. Gelanggang Olahraga: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga 8 (3): 807 - 816 
samples, longer training durations, and additional analysis such as effect size to optimize 
training effectiveness.
%O ID SINTA Dosen pembimbing
Iman Imanudin: 5994171
Syam Hardwis: 6725405
%I Universitas Pendidikan Indonesia
%D 2025
%L repoupi134453
%A - Zamal Rahmansyah
%A - Iman Imanudin
%A - Syam Hardwis
%K Sepak bola, Small Sided Games, Metode Pyramid, Metode Interval, 
Anaerobik Alaktasid 

 Football, Small Sided Games, Pyramid Method, Interval Method, Anaerobic 
Alactasid