@phdthesis{repoupi134394, school = {Universitas Pendidikan Indonesia}, title = {FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING DI DESA TANIMULYA KABUPATEN BANDUNG BARAT}, year = {2025}, note = {ID SINTA Dosen Pembimbing Isti Kumalasari: 6745723 Widya Astuti: 6745724}, month = {April}, url = {https://repository.upi.edu/}, author = {Rista Utami Ainunnisa, - and Isti Kumalasari, - and Widya Astuti, -}, keywords = {stunting, peran orang tua, asupan protein, riwayat infeksi stunting, parental role, protein intake, history of infection}, abstract = {Latar Belakang: Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang masih menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kabupaten Bandung Barat yang memiliki prevalensi tinggi pada tahun 2022 sebesar 26,90\%. Kondisi ini tidak hanya mencerminkan gangguan pertumbuhan fisik, tetapi juga berisiko terhadap perkembangan kognitif dan produktivitas anak di masa depan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Desa Tanimulya, Kabupaten Bandung Barat. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional, dengan pengambilan sampel sebanyak 83 balita beserta orang tuanya menggunakan teknik cluster random sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah balita berusia 24-60 bulan yang tinggal di Desa Tanimulya, sementara kriteria eksklusi adalah balita dengan kelainan genetik atau penyakit kronis. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner terstruktur, pengukuran antropometri standar WHO, dan wawancara food recall 24 jam. Analisis dilakukan menggunakan uji regresi logistik multivariat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan protein (OR: 5,142; 95\%CI: 1,746-15,149), peran orang tua (OR: 0,347; 95\%CI:0,121-0,997), dan riwayat infeksi (OR: 0,472; 95\%CI: 0,171-1,307) memiliki hubungan signifikan dengan kejadian stunting. Analisis multivariat mengidentifikasi bahwa asupan protein merupakan faktor dominan yang memengaruhi kejadian stunting. Kesimpulan: Temuan ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan stunting perlu difokuskan pada edukasi gizi kepada keluarga dan peningkatan keterlibatan orang tua dalam pengasuhan serta pemantauan pertumbuhan anak secara rutin. Background: Stunting is a public health problem that remains a serious concern in Indonesia, including in West Bandung Regency which has a high prevalence in 2022 of 26.90\%. This condition not only reflects impaired physical growth, but also risks children's cognitive development and future productivity. Objectives: This study aims to determine the factors associated with the incidence of stunting in toddlers in Tanimulya Village, West Bandung Regency. Methods: The research design used was cross-sectional, with a sampling of 83 toddlers and their parents using cluster random sampling technique. Inclusion criteria in this study were toddlers aged 24-60 months living in Tanimulya Village, while exclusion criteria were toddlers with genetic disorders or chronic diseases. Data were collected using structured questionnaires, WHO standard anthropometric measurements, and 24 hour food recall interviews. Analysis was conducted using multivariate logistic regression test. Results: The results showed that protein intake (OR: 5.142; 95\%CI: 1.746-15.149), parental role (OR: 0.347; 95\%CI: 0.121-0.997), and history of infection (OR: 0.472; 95\%CI: 0.171-1.307) had a significant association with the incidence of stunting. Multivariate analysis identified protein intake as the dominant factor influencing the incidence of stunting. Conclusion: These findings suggest that stunting prevention efforts need to focus on nutrition education to families and increased parental involvement in childcare and routine growth monitoring.} }