eprintid: 119721 rev_number: 28 eprint_status: archive userid: 207802 dir: disk0/00/11/97/21 datestamp: 2024-08-06 02:21:21 lastmod: 2024-08-06 02:21:21 status_changed: 2024-08-06 02:21:21 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Tiani Agustin, - creators_nim: NIM2009810 creators_id: tianiagstn.25@upi.edu contributors_type: http://www.loc.gov/loc.terms/relators/THS contributors_type: http://www.loc.gov/loc.terms/relators/THS contributors_name: Wilodati, - contributors_name: Puspita Wulandari, - contributors_nidn: NIDN0014016804 contributors_nidn: NIDN0008089303 contributors_id: wilodati@upi.edu contributors_id: puspitawulandari@upi.edu title: ANALISIS NILAI-NILAI SOSIAL DALAM FENOMENA PERNIKAHAN USIA DINI: Studi Fenomenologi di Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya ispublished: pub subjects: H1 subjects: HQ divisions: SOS full_text_status: restricted keywords: Keluarga, Masyarakat, dan Pernikahan dini Family, Society, and Early marriage note: https://scholar.google.com/citations?view_op=new_articles&hl=en&imq=Tiani+Agustin# ID SINTA Dosen Pembimbing: Wilodati: 5976344 Puspita Wulandari: 6778395 abstract: Pernikahan usia dini bukan fenomena baru di Indonesia, pernikahan dini terjadi hampir di suluh penjuru Indonesia. UNICEF menyebutkan pada tahun 2022 Indonesia menduduki peringkat ke-8 dengan tingkat pernikahan dini tertinggi di ASEAN. Kabupaten Tasikmalaya menjadi wilayah dengan angka pernikahan dini yang sangat tinggi di Jawa Barat. Batasan umur menikah ditentukan oleh Undang-undang No.16 Tahun 2019 adalah bagi laki-laki maupun perempuan harus minimal berusia 19 tahun. Tingginya angka pernikahan dini di Kabupaten Tasikmalaya dilihat dari banyaknya angka dispensasi nikah yang diajukan kepada pengadilan agama. Kabupaten Tasikmlaya konsisten menjadi wilayah tertinggi pernikahan usia dini sejak tahun 2018 hingga tahun 2022. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memeroleh gambaran secara mendalam mengenai fenomena pernikahan usia dini di Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya. Dalam penelitian ini mengguanakan pendekatan kualitatif dengan metode studi fenomenologi. Subjek utama dalam penelitian adalah pelaku pernikahan dini, orang tua, dan Kepala Kantor Urusan Agama. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan tahapan analisis data penelitian ini diawali dengan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan dengan verivikasi data. Hasil penelian ini yaitu: (1) faktor pernikahan usia dini disebabkan oleh nilai-nilai sosial budaya yang ditanamkan oleh orang tua (sumur, dapur, jeung kasur), kondisi ekonomi keluarga, kontrol sosial dari keluarga yang lemah, dan kemajuan teknologi di era modernisasi; (2) Dampak akibat pernikahan dini adalah perceraian, stunting, kematian ibu dan bayi, baby blues, dan index pembangunan manusia kategori sedang; dan (3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi pernikahan dini adalah dengan sosialisasi dan memperkuat regulasi dispensasi nikah. Early marriage is not a new phenomenon in Indonesia, early marriage occurs in almost all corners of Indonesia. UNICEF said that in 2022 Indonesia will be ranaked 8th with teh highest rate of early marriage in ASEAN. Tasikmalaya Regency is a region with a very high rate of early marriage in West Java. Teh age limit for marriage determined by Law No. 16 of 2019 is that both men and women must be at least 19 years old. Teh high number of early marriages in Tasikmalaya Regency can be seen from teh large number of marriage dispensations submitted to teh religious court. Tasikmlaya Regency has consistently been teh area with teh highest rate of early marriage from 2018 to 2022. Teh aim of this research was to obtain an in-depth picture of teh phenomenon of early marriage in Neglasari Village, Salawu District, Tasikmalaya Regency. This research uses a qualitative approach with a phenomenological study method. Teh main subjects in teh research were perpetrators of early marriage, parents, and teh Head of teh Religious Affairs Office. Teh data collection techniques used were observation, interviews and documentation. Meanwhile, teh data analysis stages of this research begin with data reduction, data presentation, and drawing conclusions with data verification. The results of this research are: (1) the factor of early marriage is caused by socio-cultural values instilled by parents (well, kitchen, mattress), family economic conditions, weak social control of the family, and technological advances in the modernization era. ; (2) The impacts of early marriage are divorce, stunting, maternal and infant mortality, baby blues, and a medium category human development index; and (3) Efforts made to overcome early marriage include outreach and strengthening marriage dispensation regulations. date: 2024-07-22 date_type: published institution: Universitas Pendidikan Indonesia department: KODEPRODI87204#Pendidikan Sosiologi_S1 thesis_type: other thesis_name: other official_url: https://repository.upi.edu/ related_url_url: https://perpustakaan.upi.edu related_url_type: org citation: Tiani Agustin, - (2024) ANALISIS NILAI-NILAI SOSIAL DALAM FENOMENA PERNIKAHAN USIA DINI: Studi Fenomenologi di Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia. document_url: http://repository.upi.edu/119721/1/S_SOS_2009810_Title.pdf document_url: http://repository.upi.edu/119721/2/S_SOS_2009810_Chapter1.pdf document_url: http://repository.upi.edu/119721/3/S_SOS_2009810_Chapter2.pdf document_url: http://repository.upi.edu/119721/4/S_SOS_2009810_Chapter3.pdf document_url: http://repository.upi.edu/119721/5/S_SOS_2009810_Chapter4.pdf document_url: http://repository.upi.edu/119721/6/S_SOS_2009810_Chapter5.pdf document_url: http://repository.upi.edu/119721/7/S_SOS_2009810_Appendix.pdf