Jajang Nurjaman, - (2011) STRATEGI MENYINDIR DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA KABAR BANG ONE. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
s_ind_0700831_table_of_content(1).pdf Download (249kB) |
|
Text
s_ind_0700831_chapter1(1).pdf Download (300kB) |
|
Text
s_ind_0700831_chapter2(1).pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (312kB) |
|
Text
s_ind_0700831_chapter3(1).pdf Download (322kB) |
|
Text
s_ind_0700831_chapter4(1).pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (531kB) |
|
Text
s_ind_0700831_chapter5(1).pdf Download (258kB) |
|
Text
s_ind_0700831_bibliography(1).pdf Download (247kB) |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kartun sebagai wahana humor yang penciptaannnya ditujukan untuk menghibur pemirsa, selaian itu kartun merupakan sarana untuk sindiran sosial terhadap bentuk-bentuk ketimpangan yang terjadi di tengah masyarakat. Tayangan Kabar Bang One kerap mengkritik dengan menggunakan gaya bahasa tertentu. Selain itu, tayangan ini sering menyalahi aturan prinsip kerja sama dan menampilkan makna-makna semiotik sehingga menimbulkan tafsir berbeda-beda dari pemirsa. Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mendeskripsikan realisasi strategi menyindir dalam Kabar Bang One; 2) untuk mendeskripsikan implikatur percakapan yang terjadi dalam Kabar Bang One; 3) untuk mendeskripsikan respons pemirsa terhadap tayangan Kabar Bang One. Penelitian ini berupa kajian pragmatik terhadap 11 tayangan film kartun bisu yang dialognya ditampilkan dalam balon kata (data primer) dan konteks tayangan (data sekunder). Metodologi yang digunakan adalah metode dekriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik catat, yaitu dengan mentranskripsikan tayangan Kabar Bang One. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori prinsip kerja sama Grice (1975) dan teori gaya bahasa Gorys Keraf (1980), serta teori semiotik yang dikemukakan Charles Sanders Peirce dan Fendinand de Saussure (1959). Realisasi strategi menyendir pada percakapan Kabar Bang One menggunakan gaya bahasa sindiran, gaya bahasa perbandingan, penunjukkan makna semiotik, dan maksim pelaksanaan. Gaya bahasa sindiran menggunakan majas ironi, dan sinisme, sedangkan gaya bahasa perbandingan menggunakan majas hiperbola, alusio, dan simbolik. Penunjukan makna semiotik berupa tanda, simbol, sinyal, gesture, ikon, dan indeks. Adapun pematuhan dan pelanggaran terhadap maksim pelaksanaan didapatkan 72,72% merupakan pelanggaran dan 27,27% merupakan pematuhan. Implikatur yang terjadi berupa pematuhan terhadap maksim relevansi sebanyak 45,45%, maksim kuantitas sebanyak 27,27%, dan maksim kualitas sebanyak 9,09%. Adapun pelanggaran yang terjadi yaitu hanya pada maksim pelaksanaan sebanyak 18,18%. Keterpahaman pemirsa terhadap tayangan Kabar Bang One berupa respons positif dan respons negatif. Persepsi pemirsa terhadap profil Bang One mendapat respons positif dan negatif masing-masing sebesar 50%, tanggapan Pemirsa terhadap tayangan Kabar Bang One sebesar 95% respons positif dan 5% respons negatif, dan persepsi pemirsa terhadap tokoh-tokoh yang ada dalam tayangan Kabar Bang One sebesar 70% respons positif dan 30% respons negatif.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | ID SINTA Dosen Pembimbing: Drs. H. Kholid A. Harras, M.Pd.: 5993658 Dra. Lilis Siti Sulistyaningsih, M.Pd.: 5994321 |
Uncontrolled Keywords: | MENYINDIR, IMPLIKATUR, PERCAKAPAN |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia > Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia |
Depositing User: | Erni Alipiyani |
Date Deposited: | 28 Aug 2023 09:44 |
Last Modified: | 28 Aug 2023 09:44 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/99368 |
Actions (login required)
View Item |