STUDI TINGKAT KEKUMUHAN PERMUKIMAN DI SEMPADAN CIKAPUNDUNG DAN SEMPADAN JALUR KERETA API KOTA BANDUNG

,Arif Budiyanto, - (2010) STUDI TINGKAT KEKUMUHAN PERMUKIMAN DI SEMPADAN CIKAPUNDUNG DAN SEMPADAN JALUR KERETA API KOTA BANDUNG. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
s_pkn_0602361_chapter1.pdf

Download (280kB)
[img] Text
s_pkn_0602361_chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (397kB)
[img] Text
s_pkn_0602361_chapter3.pdf

Download (723kB)
[img] Text
s_pkn_0602361_chapter5.pdf

Download (253kB)
[img] Text
s_pkn_0602361_bibliography.pdf

Download (248kB)
Official URL: httpl://repositery.upi.edu

Abstract

Permukiman kumuh merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir semua kota-kota besar di Indonesia termasuk Kota Bandung. Menurut data dari BPS Jawa Barat (2009) Kota Bandung memiliki luas wilayah 16.729,65 Ha dengan jumlah penduduk berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Daerah (Suseda) pada tahun 2009 mencapai 2.374.198 jiwa (penduduk laki-laki 1.210.164 jiwa dan perempuan 1.164.034 jiwa). Pada siang hari, jumlah orang yang ada di Kota Bandung meningkat hampir dua kali lipat. Hal ini terjadi karena banyaknya penduduk di luar Kota Bandung yang bekerja di Kota Bandung. Rata-rata kepadatan penduduk Kota Bandung 14.190,41 jiwa/km2dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sebesar 1,90%. Besarnya jumlah penduduk tersebut membawa konsekuensi pada peningkatan kebutuhan prasarana dan sarana sosial seperti permukiman. Persaingan penggunaan ruang di perkotaan menjadi semakin ketat, sehingga berdampak pada tingginya harga lahan. Pada masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, tidak terpenuhinya kebutuhan lahan dan permukiman secara memadai menyebabkan munculnya kantong-kantong permukiman kumuh di beberapa lokasi di Kota Bandung termasuk di sempadan Cikapundung dan sempadan jalur kereta api. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah yang meliputi sempadan Cikapundung dan sempadan jalur kereta api di Kota Bandung. Sampel wilayahnya meliputi Kelurahan Tamansari Kecamatan Bandung Wetan dan Kelurahan Babakan Sari Kecamatan Kiara Condong, sedangkan sampel penduduknya berjumlah 68 orang yang diambil secara stratified random sampling. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, angket, studi literatur dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif (persentase), perhitungan tingkat kekumuhan dengan menggunakan kriteria dan formula dari Dirjen Perumahan dan Permukiman (2002) serta t- test. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor yang melatarbelakangi terjadinya permukiman kumuh di sempadan sungai dan sempadan jalur kereta api diantaranya adalah arus urbanisasi penduduk dari desa ke kota, kemiskinan dan pengawasan yang kurang serta lambatnya penanganan dari pemerintah. Dikedua sampel wilayah tersebut tergolong dalam kategori kumuh sedang. Adapun indeks tingkat kekumuhan di sempadan Cikapundung adalah 2,7075 sedangkan di sempadan jalur kereta api memperoleh indeks kekumuhan 3,19375. Ini menunjukan adanya perbedaan derajat kekumuhan diantara kedua wilayah tersebut. Tetapi setelah dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan t- test, didapat nilai F hitung adalah 10,83 sedangkan nilai F tabel adalah 12,706 untuk tingkat signifikansi 5 %. Kesimpulan dari perhitungan tersebut adalah F hitung lebih kecil dibandingkan dengan F tabel 12,706 maka H0 diterima. Jadi, tidak terdapat perbedaan tingkat kekumuhan permukiman yang signifikan antara sempadan sungai Cikapundung dengan sempadan jalur kereta api di Kota Bandung.

Item Type: Thesis (S1)
Additional Information: ID SINTA Dosen Pembimbing : Nandi : 257576
Uncontrolled Keywords: permukiman kumuh, sempadan Cikapundung, sempadan jalur kereta api Kota Bandung
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Geografi-S1
Depositing User: Imas Aulia
Date Deposited: 25 Aug 2023 08:25
Last Modified: 25 Aug 2023 08:25
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/98745

Actions (login required)

View Item View Item