Siti Annisa Nurrahmah, - (2023) FENOMENA KOMUNIKASI SIMBOLIK PENGEMIS DI KOMPLEKS PEMAKAMAN PAMOYANAN CIANJUR. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
S_SOS_1906226_Title.pdf Download (395kB) |
|
Text
S_SOS_1906226_Chapter1.pdf Download (257kB) |
|
Text
S_SOS_1906226_Chapter1.pdf Download (257kB) |
|
Text
S_SOS_1906226_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (346kB) |
|
Text
S_SOS_1906226_Chapter3.pdf Download (375kB) |
|
Text
S_SOS_1906226_Chapter3.pdf Download (375kB) |
|
Text
S_SOS_1906226_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
|
Text
S_SOS_1906226_Chapter5.pdf Download (179kB) |
|
Text
S_SOS_1906226_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (3MB) |
Abstract
ABSTRAK Kemiskinan merupakan masalah yang masih memerlukan perhatian khusus. Kemiskinan menyebabkan sebagian orang menghalalkan segala cara untuk dapat bertahan hidup di tengah segala keterbatasan, salah satu caranya ialah dengan cara mengemis. Dalam melakukan kegiatan sebagai pengemis, masyarakat area Kompleks Pemakaman Pamoyanan Cianjur menggunakan berbagai simbol untuk menarik perhatian para calon dermawan yang kemudian dapat memberikan dampak-dampak sosial yang dirasakan oleh peziarah dan masyarakat sekitar. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: (1) Mengidentifikasi makna dan pemahaman simbol-simbol yang digunakan dalam komunikasi simbolik pengemis di Kompleks Pemakaman Pamoyanan Cianjur; (2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kehadiran komunikasi simbolik pengemis di Kompleks Pemakaman Pamoyanan Cianjur; (3) Mendeskripsikan dampak sosial yang ditimbulkan dari komunikasi simbolik pengemis di Kompleks Pemakaman Pamoyanan Cianjur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Terdapat tiga jenis simbol yang digunakan oleh masyarakat pengemis dalam melakukan kegiatan mengemisnya, yakni: a) Simbol berupa bahasa, dengan cara mengucapkan salam, menggunakan kata nyuhungkeun yang bermakna meminta, dan mendo’akan, serta senantiasa menggunakan bahasa sopan; b) Simbol berupa gestur, dengan menengadahkan tangan; c) Simbol berupa atribut, berupa sebotol air serta bunga rampai; (2) Kegiatan mengemis yang dilakukan oleh sebagian masyarakat area Kompleks Pemakaman Pamoyanan Cianjur telah dilakukan sejak lama dengan jumlah pengemis yang selalu bertambah di setiap tahunnya; (3) Dampak sosial secara langsung dirasakan oleh para peziarah, yakni berupa perasaan kurang nyaman, terganggu, dan takut untuk menghadapi para pengemis. Sementara itu, bagi masyarakat sekitar kegiatan mengemis yang dilakukan oleh sebagian masyarakat area Kompleks Pemakaman Pamoyanan Cianjur merupakan kegiatan yang sudah sangat biasa terjadi dan dinilai tidak mengganggu ketertiban sekitar. ABSTRACT Poverty is a problem that still requires attention. Poverty causes some people to do everything possible to survive in all limitations, one way that can be done is by begging. When carrying out activities as beggars, the people in the Cianjur Pamoyanan Cemetery area use various symbols to attract the attention of potential benefactors, who can give social impacts that felt by pilgrims and the surrounding community. This study was conducted with the objectives of (1) Identifying the meaning and understanding of the symbols used in the symbolic communication of beggars in the Pamoyanan Cianjur Cemetery; (2) Identify the factors that influence the presence of beggars symbolic communication in the Pamoyanan Cianjur Cemetery; (3) Describe the social impacts arising from the symbolic communication of beggars in the Pamoyanan Cianjur Cemetery. This study uses a qualitative approach with phenomenological methods. Data collection was carried out using observation techniques, interviews, and documentation studies. The results of this study indicate that (1) There are three types of symbols used by beggars in carrying out their begging activities: a) Symbols in the form of language, by greeting, using the word “nyuhungkeun” which means asking in Sundanese, pray for pilgrims, also always use polite language; b) Symbols in the form of gestures, by raising hands; c) Symbols in the form of attributes, which are a bottle of water and potpourri; (2) The begging activities carried out by some people in the Pamoyanan Cianjur Cemetery area have been carried out for a long time with the number of beggars always increasing every year; (3) The social impact is directly felt by regular pilgrims, which are feeling uncomfortable, disturbed, and also feeling afraid to met beggars. Meanwhile for the community around, the begging activity carried out by some people in the Cianjur Pamoyanan Cemetery area is an activity that very common and considered not to disturb the surrounding order.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | Syaifullah: https://scholar.google.com/citations?hl=id&user=5lqjFCgAAAAJ (ID SINTA: 6035861) Nindita Fajria Utami: https://scholar.google.com/citations?user=CWQWxRsAAAAJ&hl=id&oi=ao (ID SINTA: 6682469) |
Uncontrolled Keywords: | Kompleks Pemakaman Pamoyanan Cianjur, Pengemis, Simbol |
Subjects: | H Social Sciences > HM Sociology H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Sosiologi |
Depositing User: | Siti Annisa Nurrahmah |
Date Deposited: | 15 Aug 2023 07:57 |
Last Modified: | 15 Aug 2023 07:57 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/97388 |
Actions (login required)
View Item |