KUALITAS TAMAN FILM KOTA BANDUNG BERDASARKAN PERSPEKTIF KOMUNITAS SINEAS DI KOTA BANDUNG

Albyanka Romero Himawan, - (2023) KUALITAS TAMAN FILM KOTA BANDUNG BERDASARKAN PERSPEKTIF KOMUNITAS SINEAS DI KOTA BANDUNG. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_FTV_1904541_Title.pdf

Download (970kB)
[img] Text
S_FTV_1904541_Chapter1.pdf

Download (122kB)
[img] Text
S_FTV_1904541_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (159kB)
[img] Text
S_FTV_1904541_Chapter3.pdf

Download (415kB)
[img] Text
S_FTV_1904541_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (4MB)
[img] Text
S_FTV_1904541_Chapter5.pdf

Download (100kB)
[img] Text
S_FTV_1904541_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (14MB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Kota Bandung dikenal sebagai kota kreatif dengan elemen pentingnya adalah komunitas. Pemerintah membangun berbagai fasilitas untuk menunjang kegiatan komunitas, salah satunya Taman Film. Konsep Taman Film ialah bioskop terbuka untuk hiburan publik melalui tontonan film gratis. Taman Film juga memfasilitasi komunitas sineas Kota Bandung yang merupakan garda terdepan dalam pertumbuhan budaya media di masyarakat. Eksistensi Taman Film terbukti pada 2015-2017 saat diselenggarakannya Festival Taman Film. Setelah itu, Festival Taman Film tidak pernah diselenggarakan. Dalam perkembangannya, penayangan dan diskusi film di Kota Bandung cenderung dilakukan di kafe atau gedung-gedung dibandingkan di Taman Film Kota Bandung. Hal ini berimplikasi pada semakin terbengkalainya kondisi Taman Film Kota Bandung. Perspektif dari komunitas sineas Kota Bandung diperlukan untuk mengetahui standar dan kualitas Taman Film Kota Bandung sebagai ruang pemutaran terbuka yang berkaitan dengan film di mana komunitas sineas merupakan penggeraknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi dan kualitas Taman Film Kota Bandung, standar ruang pemutaran film terbuka berdasarkan perspektif komunitas sineas di Kota Bandung, dan bentuk program film yang sesuai dengan ruang pemutaran film terbuka. Dengan metode penelitian kualitatif deskriptif dan pendekatan fenomenologi ditemukan bahwa kualitas Taman Film Kota Bandung saat ini mengalami kerusakan fasilitas. Taman Film ditinggalkan oleh komunitas sineas sebagai venue kegiatan karena fasilitas audio visual yang kurang mumpuni, birokrasi yang cukup rumit, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai. Saat ini, tidak ada pihak yang mengaktivasi kegiatan program perfilman di Taman Film Kota Bandung. Taman film tidak ideal untuk pemutaran sebuah film. Ruang standar untuk melaksanakan kegiatan film terbagi atas aspek sosial dan teknikal. Bentuk program yang sesuai bisa berupa film-film Indonesia jaman dulu yang lebih sesuai dengan selera umum dan memiliki rating semua umur. Penelitian ini diharapkan dapat mengaktivasi Taman Film sesuai penamaannya serta dapat mengembangkan kreativitas dan produktivitas perfilman di Kota Bandung. Bandung is known as a creative city, with its essential element being its community. The government has built various facilities to support community activities, including the Taman Film. Taman Film’s concept is an open-air cinema for public entertainment through free film screenings. Taman Film also facilitates the Bandung filmmakers’ community, which is at the forefront of media culture growth in society. The existence of Taman Film was proven in 2015-2017 when Taman Film Festival was held. After that, Taman Film Festival was never held again. In its development, film screenings and discussions in Bandung tend to be held in cafes or buildings rather than in Taman Film. This has implications for the increasingly neglected condition of Taman Film. The perspective of the Bandung filmmakers’ community is needed to determine the standards and quality of Taman Film as an open screening space related to film where the filmmakers’ community is the driving force. This study aims to determine the condition and quality of Taman Film Kota Bandung, the standard of open film screening space based on the perspective of the filmmakers’ community in Bandung, and the appropriate film program form for open film screening space. Using descriptive qualitative research methods and a phenomenological approach, this study found that the quality of Taman Film is currently experiencing facility damage. The filmmakers’ community abandoned Taman Film as a venue for activities due to inadequate audio-visual facilities, complicated bureaucracy, and inadequate facilities and infrastructure. Currently, no party is activating film program activities in Taman Film. Taman Film is not ideal for screening a film. The standard space for carrying out film activities is divided into social and technical aspects. An appropriate form of program could be old Indonesian films that are more in line with general tastes and have ratings for all ages. This research is expected to activate Taman Film according to its name and develop creativity and productivity in Bandung filmmaking.

Item Type: Thesis (S1)
Additional Information: https://scholar.google.com/citations?user=fNE12ukAAAAJ&hl=id SINTA ID YUDI SUKMAYADI: 6100381 SINTA ID NALA NANDANA UNDIANA: 6707140
Uncontrolled Keywords: Taman Film, Komunitas sineas, Kota Bandung, Pemutaran Film Terbuka Taman Film, Filmmakers Community, Bandung City, Open Air Cinema
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor
Divisions: Fakultas Pendidikan Seni dan Desain
Depositing User: Albyanka Romero Himawan
Date Deposited: 08 Aug 2023 07:36
Last Modified: 08 Aug 2023 07:39
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/96594

Actions (login required)

View Item View Item