Santi Mutfi, - (2009) ANALISIS KONTRASTIF SAWARU DAN FURERU DALAM BAHASA JEPANG DENGAN MENYENTUH DALAM BAHASA INDONESIA. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
s_c0551_054632_table_of_content.pdf Download (243kB) |
|
Text
s_c0551_054632_chapter1.pdf Download (269kB) |
|
Text
s_c0551_054632_chapter2.pdf Download (367kB) |
|
Text
s_c0551_054632_chapter3.pdf Download (250kB) |
|
Text
s_c0551_054632_chapter4.pdf Download (381kB) |
|
Text
s_c0551_054632_chapter5.pdf Download (246kB) |
|
Text
s_c0551_054632_bibliography.pdf Download (250kB) |
Abstract
Di dalam bahasa Jepang banyak sekali verba yang tidak dapat dipadankan langsung ke dalam bahasa Indonesia. Makna verba-verba tersebut sulit dipahami oleh pembelajar bahasa Jepang. Salah satunya adalah verba sawaru dan fureru yang kedua-duanya berpadanan dengan kata menyentuh, tetapi ada perbedaannya. Maka dari itu pada penelitian ini penulis akan mengontraskan verba sawaru dan fureru dalam bahasa Jepang dengan verba menyentuh dalam bahasa Indonesia. Hal yang mendorong penulis melakukan penelitian ini adalah karena verba sawaru dan fureru, yang diartikan menyentuh dalam bahasa Indonesia sering muncul dalam komunikasi bahasa Jepang. Pembelajar bahasa Jepang juga sering melakukan kesalahan dalam penerjemahan verba tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan verba sawaru dan fureru dalam bahasa Jepang dengan verba menyentuh dalam bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode analisis deskriptif, dengan memakai pendekatan kontrastif. Data yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber pertama-tama akan disusun, kemudian diklasifikasikan, dianalisis dan diinterprestasikan. Dari hasil analisis di atas akan dapat disimpulkan bahwaz88; persamaan verba sawaru dengan menyentuh yaitu subjeknya sama-sama tidak wajib tampil (dapat dilesapkan), sama-sama memiliki makna ‘menyentuh/kontak langsung (ke kulit) antara manusia dengan benda’, ‘berhubungan/ikut campur’, ‘menyinggung atau menyakiti perasaan orang’. Sedangkan perbedannnya adalah pada verba sawaru subjek dan atau objeknya harus manusia / makhluk hidup atau bagian tubuh manusia, memiliki makna “memberikan pengaruh (buruk)”, Tidak dapat diterjemahkan langsung memakai verba menyentuh pada makna “Menyinggung atau menyakiti perasaan seseorang”. Sedangkan pada verba menyentuh subjek atau objek dapat berupa manusia atau benda mati, tidak memiliki makna “memberikan pengaruh (buruk)”, dan dapat diterjemahkan langsung memakai verba sawaru pada makna “Menyinggung atau menyakiti perasaan seseorang”. Kemudian, persamaan verba fureru dengan menyentuh ialah, subjeknya sama-sama tidak wajib tampil (dapat dilesapkan), sama-sama memiliki makna ‘menyentuh / kontak sedikit antara manusia dengan suatu benda’, ‘Pengalaman diri sendiri yang merupakan pengaruh dari orang lain atau menyinggung perasaan hati’, dan ‘Mempermasalahkan suatu hal’. Perbedaannya ialah, fureru mengandung makna ‘melakukan perbuatan yang melanggar peraturan’, ‘merasakan dengan mata & telinga’, dan ‘memberitahukan suatu hal kepada orang-orang’. Sedangkan pada verba menyentuh tidak memiliki makna tersebut.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | ID SINTA Dosen Pembimbing DIDI SUHERDI: 5978101 |
Uncontrolled Keywords: | KONTRASTIF, SAWARU, FURERU, BAHASA JEPANG, MENYENTUH, BAHASA INDONESIA |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang |
Depositing User: | Hikmal Fajar Fardyan |
Date Deposited: | 04 Aug 2023 04:03 |
Last Modified: | 04 Aug 2023 04:03 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/96430 |
Actions (login required)
View Item |