Moch. Maulana Hidayat, - (2012) PROFIL PEMULUNG SAMPAH DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) KOPI LUHUR KELURAHAN ARGASUNYA KECAMATAN HARJAMUKTI KOTA CIREBON. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
s_geo_0807012_table_of_content.pdf Download (284kB) |
|
Text
s_geo_0807012_chapter1.pdf Download (293kB) |
|
Text
s_geo_0807012_chapter3.pdf Download (360kB) |
|
Text
s_geo_0807012_chapter5.pdf Download (284kB) |
|
Text
s_geo_0807012_bibliography.pdf Download (274kB) |
Abstract
Fenomena pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopi Luhur mengalami peningkatan jumlah pemulung seiring dengan meningkatnya jumlah sampah yang masuk ke TPA. Dengan memperhatikan pertambahan jumlah pemulung dan peningkatan jumlah sampah, dirasa perlu untuk meneliti aktifitas pemulung berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi dan demografis, alasan memilih, karakteristik sampah yang diambil dan kontribusinya dalam mengurangi volume sampah. Pekerjaan pemulung adalah lapangan kerja informal bagi sekelompok angkatan kerja perkotaan yang mungkin merupakan pilihan terakhir bagi yang melakukannya dan sebagai pekerjaan rendah yang kurang mulia bagi yang tidak melakukannya. Kehadiran mereka di TPA, sebenarnya membantu mengurangi volume sampah terutama jenis sampah anorganik yang sulit teruraikan. Dari profesi ini muncul mata pencaharian baru yang sangat berarti bagi kalangan bawah untuk memperbaiki sosial ekonominya. Sedangkan rumusan masalahnya adalah: (1) Bagaimana kondisi sosial ekonomi dan demografis pemulung di TPA Kopi Luhur? (2) Faktor – faktor apakah yang menyebabkan seseorang menjadi pemulung sampah?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk menggambarkan kehidupan atau profil pemulung. Adapun jenis penelitian berdasarkan bentuk dan metode pelaksanaan pada penelitian ini adalah survey. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal. Populasi pemulung sendiri berjumlah 300 orang dan sampel yang diambil berdasarkan rumus Taro Yamane berjumlah 75 orang. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, studi literatur dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunaan peneliti adalah analisis statistik deskriptif yang menggunakan perhitungan persentase. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh keadaan kondisi sosial dan demografis pemulung terbilang kurang layak atau rendah, Alasan mereka menjadi pemulung sendiri karena mereka tidak memerlukan modal, pendapatannya lebih pasti, tidak sulit mengerjakannya dan yang paling penting tidak memerlukan persyaratan tingkat pendidikan. Hasil penelitian tersebut selanjutnya menjadi bahan rumusan untuk pencintraan pemulung dan pemberdayaan pemulung yang lebih baik kedepannya oleh pengelola terkait. The number of scavengers at Kopi Luhur final transfer station (TPA) increases in line with the increase of amount of garbage in the station. By concerning on the increase of scavenger number and the amount of garbage, it is necessary to study the scavengers’ activity in relation to social-economic condition as well as demographic condition, reason of choosing to be a scavenger, the characteristic of garbage which is collected, and the contribution in decreasing the amount of garbage. The job as scavenger is an informal work force for productive workers in a city which may be becoming the last option for the people who choose it, and is a low and noble job for the people who do not choose it. Their existence at the station actually contributes to decrease the volume of garbage, especially the inorganic garbage which is difficult to be decomposed. This becomes meaningful job for low class society to improve their social-economic condition. The problems in this study are 1) how is the social-economic condition as well as demographic condition of the scavengers at Kopi Luhur final transfer station (TPA)? 2) What are the factors which causes people to be a scavenger? This study employed descriptive method. This method is used to describe the profile of scavengers as well as their life. In this study, survey was also conducted. Variable that is used is single variable. The population of scavenger was 300, with the sample of 75 individuals based on Taro Yamane formula. The data was collected through questionnaire, literary study, and documentation study. The data were analyzed through descriptive statistic which applies the percentage calculation. From the result of study, it is found that the social-economic condition and demographic condition of scavengers is considered low or not decent. The reason why they become scavenger is because becoming scavenger does not require capital, the income is certain, the job is easy, and it does not require education standard. This result then can be the consideration for the improvement of the scavengers’ image and their empowerment for the management of the station.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | ID SINTA Dosen Pembimbing: Wanjat Kastolani : 258204 Iwan Setiawan : 995430 |
Uncontrolled Keywords: | Pemulung Sampah, Tempat Pembuangan Akhir, Profil |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Geografi-S1 |
Depositing User: | Zydan Naufal Musyaffa |
Date Deposited: | 24 Jul 2023 08:22 |
Last Modified: | 24 Jul 2023 08:22 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/94366 |
Actions (login required)
View Item |