Sisca Angela Ariani, - (2009) ANALISIS KONTRASTIF MAKNA VERBA NORU DALAM BAHASA JEPANG DENGAN NAIK DALAM BAHASA INDONESIA (SISCA ANGELA ARIANI, 2009, 101 HALAMAN). S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
s_c0551_055258_table_of_content.pdf Download (240kB) |
|
Text
s_c0551_055258_chapter1-5.pdf Download (688kB) |
|
Text
s_c0551_055258_bibliography.pdf Download (244kB) |
Abstract
Dalam penelitian ini penulis akan mengontraskan verba noru dalam bahasa Jepang dengan verba naik dalam bahasa Indonesia. Latar belakang diadakannya penelitian ini adalah karena dialam bahasa Jepang ada beberapa verba termasuk noru yang memiliki karakteristik adanya perpindahan keatas diartikan ke verba naik didalam bahasa Indonesia. Hal itu dikarenakan adanya batasan-batasan tata bahasa Jepang yang tidak dimiliki oleh bahasa Indonesia. Sehingga beberapa kata dalam Bahasa Jepang tersebut kerap diartikan kedalam satu verba Bahasa Indonesia yaitu verba naik. Selain itu, ada batasan-batasan didalam penggunaan noru, misalnya noru tidak dapat disatukan dengan ungkapan “-nagara/tsutsu” atau lebih sering dikenal dengan istilah “sambil” dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, pembelajar bahasa Jepang sering melakukan kesalahan dalam penerjemahan verba tersebut. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa persamaan verba noru dengan naik yaitu, Sama-sama digolongkan kedalam verba yang digunakan sebagai penanda arah keatas, bisa digunakan untuk menekankan adanya subjek diatas suatu benda dan mengandung alasan, memiliki makna naik ke benda atau tempat yang lebih tinggi, memiliki makna menggunakan kendaraan, memiliki makna menunggangi. Sedangkan perbedaannya adalah, Verba naik dapat digunakan kedalam semua jenis benda yang tinggi, tetapi didalam bahasa Jepang, ada verba-verba yang dapat diklasifikasikan menurut ketinggiannya, jika tinggi bendanya sangat tinggi tidak dapat ditempuh dengan satu langkah maka verba noboru dan agaru banyak digunakan tetapi jika ketinggian bendanya tidak terlalu tinggi maka verba noru dapat digunakan, Pergerakan verba naik bisa digunakan untuk menekankan pada proses pergerakannya, didalam verba noru tidak terdapat makna bertambah tinggi, makna menduduki pangkat dan posisi yang lebih tinggi makna menjadi, makna pergi ke-. Sebaliknya didalam verba naik tidak terdapat makna noru sebagai ikut serta dalam pembicaraan, makna noru terbuai, terbawa pergerakan objek, makna noru menyebarkan dan melekatkan kosmetik, cat dll dengan baik, berada diatas suatu perasaan. Serta verba noru tidak dapat digunakan bersamaan dengan – nagara sedangkan verba naik bisa digunakan bersamaan dengan kata sambil
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | ID SINTA Dosen Pembimbing DEDI SUTEDI: 5993118 |
Uncontrolled Keywords: | KONTRASTIF, VERBA, NORU, BAHASA JEPANG, NAIK, BAHASA INDONESIA |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang |
Depositing User: | Hikmal Fajar Fardyan |
Date Deposited: | 24 Jul 2023 07:24 |
Last Modified: | 24 Jul 2023 07:24 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/94256 |
Actions (login required)
View Item |