Sara Maurita, - (2011) KORELASI POLA ASUH ORANG TUA DENGAN RASA RENDAH DIRI SISWA (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011). S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
s_ppb_060604_table_of_content.pdf Download (252kB) |
|
Text
s_ppb_060604_chapter1.pdf Download (269kB) |
|
Text
s_ppb_060604_chapter3.pdf Download (355kB) |
|
Text
s_ppb_060604_chapter5.pdf Download (255kB) |
|
Text
s_ppb_060604_bibliography.pdf Download (248kB) |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya beberapa siswa yang berada pada usia remaja mengaku merasa rendah diri (minder), merasa tidak sebaik orang lain. Idealnya, setiap siswa harus mampu beradaptasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan lingkungan di sekitar mereka, namun kenyataannya tidak semua siswa mampu melakukannya karena terhambat oleh perasaan rendah diri (minder). Pola asuh orang tua menjadi salah satu faktor yang berperan penting dalam perkembangan siswa, dan ternyata pola pengasuhan dari orang tua inilah yang dapat menyebabkan banyak siswa merasa minder. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui gambaran umum pola asuh orang tua siswa kelas X di SMAN 18 Bandung dan rasa rendah diri siswa kelas X di SMAN 18 Bandung. Tujuan lebih spesifik dari penelitian ini ialah untuk mengetahui korelasi antara pola asuh demokratis (authoritative) dengan rasa rendah diri, korelasi antara pola asuh otoriter (authoritarian) dengan rasa rendah diri, korelasi antara pola asuh pemanja (permissive indulgent) dengan rasa rendah diri, dan korelasi antara pola asuh penelantar (permissive indifferent) dengan rasa rendah diri siswa kelas X di SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Sampel penelitian adalah siswa kelas X SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011 yang diambil secara acak sederhana sebanyak 141 sampel siswa. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pola asuh orang tua yang paling dirasakan siswa kelas X SMAN 18 Bandung ialah pola asuh demokratis. Sementara rasa rendah diri siswa kelas X SMAN 18 Bandung berada pada kategori rendah, yang artinya secara umum mayoritas siswa kelas X SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011 tidak merasa rendah diri atau dikatakan percaya diri. Dari keempat macam pola asuh orang tua, yang memiliki korelasi dengan rasa rendah diri ialah pola asuh demokratis (-0,221), artinya semakin orang tua memperlakukan demokratis, maka siswa akan semakin tidak rendah diri. Pola asuh otoriter dengan rasa rendah diri (0,1) dan pola asuh penelantar dengan rasa rendah diri (0,159) menunjukkan tidak signifikan, yang artinya tidak terdapat hubungan. Pola asuh pemanja dengan rasa rendah diri siswa berkorelasi sebesar 0,2, artinya semakin orang tua memanjakan siswa, maka siswa akan semakin merasa rendah diri. Rekomendasi ditujukan bagi guru BK agar dapat memperlakukan siswa secara demokratis dan mengungkap sebab-sebab permasalahan siswa secara lebih spesifik untuk mengatasi rasa rendah diri. Layanan BK diberikan kepada seluruh siswa untuk mencegah rasa rendah diri.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | ID SINTA Pembimbing: Nurhudaya: 5995574 |
Uncontrolled Keywords: | POLA ASUH ORANG TUA, RASA RENDAH DIRI SISWA |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Pendidikan > Bimbingan dan Konseling-S1 |
Depositing User: | Fawwaz Nabil Azaria |
Date Deposited: | 17 Jul 2023 09:18 |
Last Modified: | 17 Jul 2023 09:18 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/93411 |
Actions (login required)
View Item |