STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUKU SASAK : Studi Kasus Kehidupan Komunitas Suku Sasak di Desa Mengkuru Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat

Lalu Parhanuddin, - (2023) STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUKU SASAK : Studi Kasus Kehidupan Komunitas Suku Sasak di Desa Mengkuru Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. S3 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
D_PU_1605130_Title.pdf

Download (305kB)
[img] Text
D_PU_1605130_Chapter1.pdf

Download (191kB)
[img] Text
D_PU_1605130_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (316kB)
[img] Text
D_PU_1605130_Chapter3.pdf

Download (201kB)
[img] Text
D_PU_1605130_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (958kB)
[img] Text
D_PU_1605130_Chapter5.pdf

Download (135kB)
Official URL: http://repository.upi.edu;

Abstract

STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUKU SASAK (Studi Kasus Kehidupan Komunitas Suku Sasak di Desa Mengkuru Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat) ABSTRAK Manusia adalah makhluk sosial yang karakternya sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang disebut budaya. Namun Budaya sebagai payung nilai-nilai kearifan lokal eksisnya terancam oleh budaya luar sebagai dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan strategi pendidikan karakter berbasis nilai-nilai kearifan lokal Suku Sasak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Adapun partisipan penelitian yaitu (1) aktor yang terlibat secara langsung dalam berbagai aktivitas yang berhubungan dengan fokus penelitian, dan (2) orang yang mampu merepresentasikan kalangan tertentu sehingga penelitian ini kredibel, selain itu juga memperhatikan kompetensi dalam penentuan partisipan. Oleh sebab itu, partisipan dalam penelitian ini antara lain: (1) Tuan Guru Haji Abdul aziz sebagai figur sentral masyarakat (Pendiri/Pembina pondok Pesantren Daarul Furqon); (2) Kepala Madrasah Ibtidaiyah; (3) Kepala Sekolah Dasar Negeri dilingkungan Sakra dan Sakra Barat yang dianggap merperesentasikan pokus pentilitan; (4). Komite sekolah/madrasah. (5). Guru-guru madrasah. (6). Wali murid. (7). Tokoh adat, (8) Tokoh masyarakat, (9) Warga masyarakat, lingkungan Sakra Barat khususnya Desa Mengkuru Kacamatan Sakra Barat.Sedangkan analisis data dilakukan dengan (1) dilakukan secara simultan melalui proses pengumpulan daya dan penulisan naratif lainnya, (2) memastikan bahwa proses analisis data kualitatif yang telah dilakukan berdasarkan proses reduksi data dan interpretasi, (3) mengubah data hasil reduksi dalam bentuk matriks, (4) mengidentifikasi prosedur coding yang digunakan dalam mereduksi berbagai data ke dalam tema-tema atau kategori, dan (5) merubah hasil analisis data dari hasil reduksi menjadi matriks yang di coding dan selanjutnya dulakukan penyesuaian sesuai dengan model kualitatif yang dipilih. Hasil penelitian mengungkap bahwa kearifan lokal Suku Sasak di Desa Mengkuru Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur memiliki filosofi hidup yang ditunjang oleh agama dan adat yang teraktualisasi dalam proses pewarisan nilai melalui berbagai tradisi baik lisan maupun tulisan serta berbagai ritual adat daur hidup. Adapun nilai-nilai yang dapat diinternalisasikan menjadi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal bermula dari tindih sebagai nilai utama, maliq, dan merang. Ketiga konsep tersebut memunculkan nilai-nilai kualitatif, tindih antara lain saleh, solah, pacu, onyaq, lomboq, rema, kupu’, patuh, soloh, patut, dan paut. Sementara pada maliq dan merang terdapat karakter patuh terhadap perintah agama, patuh pada adat, tidak hinaq dengan, tidak nyakitan dengan, dan besematon dengan orang lain. Dengan demikian, strategi yang dapat digunakan dalam pengimplementasian pendidikan karakter berbasis kearifan lokal Suku Sasak dapat dilakukan dengan cara “hybrid”, di mana pemerintah setempat memberlakukan kebijakan (top-down) kepada sekolah untuk “infusi” nilai-nilai kearifan melalui seluruh mata pelajaran dan kegiatan sekolah. Selain itu, kebijakan yang diambil juga harus selaras dengan kebutuhan masyarakat (pengaduan) perihal pentingnya nilai-nilai kearifan lokal Suku Sasak yang harus diinternalisasikan (bottom-up). Oleh sebab itu, bersama-sama antara orang tua, sekolah, dan pemerintah harus mengidentifikasi dan merevitalisasi nilai-nilai kearifan lokal Suku Sasak yang akan diinfuskan dalam budaya sekolah. Kata kunci: pendidikan karakter, kearifan lokal, Suku Sasak CHARACTER EDUCATION STRATEGY BASED ON LOCAL WISDOM OF THE SASAK COMMUNITY (A Case Study of the Sasak Community in Mengkuru Village, West Sakra District, East Lombok Regency, West Nusa Tenggara) Humans are social beings whose character is strongly influenced by the environment, called culture. However, culture as the umbrella for local wisdom values exists under threat from outside cultures because of the development of science and technology. This study aims to develop a character education strategy based on the local wisdom values of the Sasak community in Lombok. This research uses a qualitative approach with a case study method to identify local wisdom values of the Sasak community to be internalized in the educational process. The data collection techniques were carried out through observation, interviews, and literature studies. The research participants were (1) actors directly involved in various activities related to the research focus and (2) people who could represent certain circles; therefore, this research was credible. Besides, it also pays attention to competence in determining participants. Therefore, the participants in this study included: (1) Tuan Guru Haji Abdul Aziz as a central figure in society (Founder of Daarul Furqon Islamic Boarding School); (2) Principle of Madrasah Ibtidaiyah; (3) Principals of Public Elementary Schools in the Sakra and West Sakra environments who are considered to represent the focus of research; (4) School/madrasah committee; (5) Madrasah teachers; (6) Student's parents; (7) Traditional leaders; (8) Community leaders; (9) Community members West Sakra neighborhood, especially Mengkuru Village, West Sakra District. Meanwhile, data analysis was carried out by (1) simultaneously through the process of gathering power and other narrative writing, (2) ensuring that the qualitative data analysis process that has been carried out is based on the process of data reduction and interpretation, (3) converting the reduced data into a matrix form, (4) identifying the coding procedures used in reducing various data into themes or categories, and (5) changing the results of data analysis from the results of the reduction into a coding matrix, and then adjustments are made related to the selected qualitative model. The results of the study reveal that the local wisdom of the Sasak community in Mengkuru Village, West Sakra District, East Lombok Regency, has a philosophy of life that is supported by religion and custom, which is actualized in the process of inheriting values through various traditions, both oral and written, as well as various life cycle customary rituals. The values that can be internalized into local wisdom-based character education stem from Tindih the main values, maliq, and merang. These three concepts give rise to qualitative values, Tindih such as: saleh, solah, pacu, onyaq, lomboq, rema, kupu, patuh, soloh, patut, dan paut. While in maliq and merang, there are characters obeying religious orders, obeying customs, not insulting, not hurting, and brothers and sisters with others. Thus, strategies that can be used in implementing character education based on the local wisdom of the Sasak community can be carried out in a "hybrid" way, in which the local government imposes (top-down) policies on schools for "infusion" of wisdom values through all subjects and school activity. In addition, the policies taken must also be aligned with the needs of the community (complaints) regarding the importance of the Sasak community's local wisdom values, which must be internalized (bottom-up). This is done to avoid misunderstanding and disengagement from the community as executors of the government programs being developed. Therefore, parents, schools, and the government must identify and revitalize the local wisdom values of the Sasak community, which will be infused into school culture. Keywords: character education, local wisdom, Sasak community

Item Type: Thesis (S3)
Additional Information: ENCEP SYARIEF NURDIN : 5983269 DASIM BUDIMANSYAH : 5979876 YADI RUYADI : 6664082
Uncontrolled Keywords: pendidikan karakter, kearifan lokal, Suku Sasak
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Umum/Nilai S-3
Depositing User: Lalu Parhanuddin
Date Deposited: 13 Apr 2023 06:44
Last Modified: 13 Apr 2023 06:44
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/89389

Actions (login required)

View Item View Item