DJAMALUDIN MALIK DALAM MENGEMBANGKAN INDUSTRI PERFILMAN DI INDONESIA (1950-1970)

Awalludien Ashfihanny, - (2023) DJAMALUDIN MALIK DALAM MENGEMBANGKAN INDUSTRI PERFILMAN DI INDONESIA (1950-1970). S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_SEJ_1807325_Tittle.pdf

Download (294kB)
[img] Text
S_SEJ_1807325_Chapter1.pdf

Download (191kB)
[img] Text
S_SEJ_1807325_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (268kB)
[img] Text
S_SEJ_1807325_Chapter3.pdf

Download (243kB)
[img] Text
S_SEJ_1807325_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (709kB)
[img] Text
S_SEJ_1807325_Chapter5.pdf

Download (163kB)
[img] Text
S_SEJ_1807325_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Sejarah mencatat perubahan industri perfilman di Indonesia baru terjadi ketika terdapat beberapa tokoh pribumi yang berhasil terlibat dalam pertumbuhan industri film pada tahun 1950. Salah satu tokoh yang terlibat diantaranya ialah Djamaludin Malik yang telah berhasil merintis perusahaan film bernama Persari yang menandai babak baru perkembangan industri film di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini secara umum ialah menjelaskan sosok Djamaludin Malik dalam mengembangkan industri perfilman di Indonesia pada tahun 1950-1970, dengan harapan hasil penelitian skripsi ini bisa memberikan tambahan referensi dalam menganalisis sejarah perfilman di Indonesia. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian sejarah, adapun beberapa langkah penelitian yang dilakukan mulai dari pemilihan topik, heuristik, kritik, interpretasi hingga historiografi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil dari penelitian ini menjelaskan beberapa hal (1). Kondisi industri perfilman di Indonesia pada tahun 1950 masih diwarnai dengan adanya dominasi film impor, yang membuat industri film pribumi belum bisa berkembang secara optimal. (2). Peran penting Djamaludin Malik diantaranya ialah sebagai pelopor industry film di Indonesia dengan mendirikan Persari, pelopor Festival Film Indonesia (FFI), Ketua Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI): Gerakan Aksi Tutup Studio, Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi), dan Ketua Dewan Film Nasional (DFN). (3). Alasan didirikannya Persari sebagai upaya yang dilakukan oleh Djamaludin Malik dalam membentuk wadah bagi para seniman sandiwara untuk mengembangkan industri film, guna menjadikan film Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri. (4). Beberapa karya film yang diproduksi Persari pada masa kepemimpinan Djamaludin Malik diantaranya ialah: Sedap Malam, Rodrigo de Villa, Leilani, Tabu, Djandjiku, Tudjuan, Dewi, Kenari, Pegawai Tinggi, Rindu, Bunga Bangsa, Bakti Bahagia, Malioboro, Rumah Hantu, Gara-Gara Djanda Muda, Tarmina, Lewat Djam Malam, Anakku Sajang, sampai film terakhirnya yang berjudul Menjusuri Djejak Berdarah. History records the change in the film industry in new Indonesia when several indigenous individuals were successfully involved in the growth of the film industry in 1950. Among the characters involved was Djamaludin Malik who had successfully started a film company named Persari that marked a new stage in the development of the film industry in Indonesia. The purpose of this study in general was to explain Djamaludin Malik in developing the film industry in Indonesia 1950-1970, in hopes that this thesis study will provide additional references to analyzing the history of film in Indonesia. In this study researchers are using methods of historical research, as for several research steps taken from topical selection, heuristic, criticism, interpretation to historiography. According to research already done, the results of this study explain some things (1). The Indonesian film industry in 1950 is still marked by the dominance of imported films, which would prevent the optimum growth of the indigenous film industry. (2) Djamaludin Malik's leading role was that of the Indonesian film industry's pioneer of the Indonesian Film Festival (FFI), the chairman of the Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) and the studio's closed action movement, the chairman of the Lembaga Seniman Budayawan Muslim Indonesia(lesbumi), and the President of Dewan Film Nasional (DFN). (3) The reason for this action by Djamaludin Malik is in creating a vessel for the theatrical artists to expand the film industry, to make Indonesian films the home country. (4) some of the films produced by persari during the time of Djamaludin Malik's leadership were: Sedap Malam, Rodrigo de Villa, Leilani, Tabu, Djandjiku, Tudjuan, Dewi, Kenari, Pegawai Tinggi, Rindu, Bunga Bangsa, Bakti Bahagia, Malioboro, Rumah Hantu, Gara-Gara Djanda Muda, Tarmina, Lewat Djam Malam, Anakku Sajang, until his last film was called Menjusuri Djejak Berdarah.

Item Type: Thesis (S1)
Additional Information: https://scholar.google.com/citations?view_op=new_articles&hl=en&imq=Awalludien+Ashfihanny# ID SINTA Dosen Pembimbing: DIDIN SARIPUDIN : 5984366 SUWIRTA : 5977199
Uncontrolled Keywords: Kata Kunci: Industri film, Persari, Peranan, Djamaludin Malik Keywords: The film industry, Persari, Role, Djamaludin Malik
Subjects: D History General and Old World > D History (General)
L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Sejarah
Depositing User: Awalludien Ashfihanny
Date Deposited: 20 Feb 2023 06:35
Last Modified: 20 Feb 2023 06:35
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/88643

Actions (login required)

View Item View Item