MENILIK KONDISI SOSIAL-POLITIK INDONESIA TAHUN 1973-1997 MELALUI NOVEL WASRIPIN DAN SATINAH KARYA KUNTOWIJOYO

Sintya Dwi Awwalin, - (2023) MENILIK KONDISI SOSIAL-POLITIK INDONESIA TAHUN 1973-1997 MELALUI NOVEL WASRIPIN DAN SATINAH KARYA KUNTOWIJOYO. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

	Text S_SEJ_1802088_Title.pdf Download (442kB)
	Text S_SEJ_1802088_Chapter1.pdf Download (221kB)
	Text S_SEJ_1802088_Chapter2.pdf Restricted to Registered users only Download (214kB)
	Text S_SEJ_1802088_Chapter3.pdf Download (228kB)
	Text (1802088) S_SEJ_1802088_Chapter4.pdf Download (429kB)
	Text S_SEJ_1802088_Chapter5.pdf Download (86kB)
	Text S_SEJ_1802088_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis untuk melihat muatan sejarah yang dinarasikan dalam karya sastra. Penulis mencoba untuk mengkaji bagaimana kondisi sosial-politik Indonesia tahun 1973-1997 yang digambarkan oleh novel Wasripin dan Satinah. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kondisi sosial-politik Indonesia tahun 1973-1997 dan kritik sosial yang terkandung dalam novel Wasripin dan Satinah. Penulis menggunakan metode penelitan sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdirinya Orde Baru tidak dapat dilepaskan dari peristiwa yang terjadi secara berturut-turug yakni G30S, Tritura dan Supersemar. Pemerintahan Orde Baru menerapkan pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dengan gaya pemerintahan paternalistik yang membatasi kebebasan masyarakat untuk berekspresi yang diterapkan secara keras dan terkesan menindas. Pemerintahan Orde Baru disusupi oleh sistem oligarki sultanistik dimana pemerintahan dimonopoli oleh sekelompok kecil masyarakat yang memiliki ikatan satu-sama lain dan mendorong maraknya praktik patron-klien. Pemerintah Orde Baru menggunakan Golkar sebagai alat politik serta menerapkan berbagai kebijakan untuk dapat melanggengkan kekuasaan yang dimiliki. Salah satunya adalah penyederhanaan partai politik yang mengharuskan 9 partai politik berfusi menjadi 2 partai baru. Kondisi ini digambarakan oleh Kuntowijoyo dalam novel Wasripin dan Satinah dalam besarnya kekuatan dan pengaruh yang dimiliki oleh Partai Randu yang diasosiasikan sebagai Golkar. Besarnya pengaruh Partai Randu tidak hanya pada ranah politik namun Partai Randu dapat mengendalikan birokrasi dan aparat keamanan guna menjaga kestabilan pemerintahan Partai Randu. Kuntowijoyo secara tersirat mengkritik mengenai kondisi moralitas dan politik Indonesia. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa muatan sejarah yang dinarasikan di dalam karya sastra melalui alur dan penokohan secara tersirat. Kata Kunci: Orde Baru, Wasripin dan Satinah, Sosial-Politik. ABSTRACT This research is motivated by curiosity of historical content narrated in literary works. Writer tries to examine how the socio-political condition of Indonesia in 1973-1997 is described by Wasripin and Satinah's novel. The purpose of this study is to describe the socio-political conditions of Indonesia in 1973-1997 and the social criticism contained in Wasripin and Satinah's novels. The author uses historical research methods consisting of heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The founding of the New Order cannot be separated from the events namely the G30S, Tritura and Supersemar. The New Order government implemented the implementation of Pancasila and the 1945 Constitution purely and consistently with a paternalistic style of government that limited people's freedom of expression which was applied harshly and seemed oppressive. The New Order government was infiltrated by a sultanistic oligarchy system in which the government was monopolized by a small group of people who had ties to one another and encouraged patron-client practices to flourish. The New Order government used Golkar as a political tool and implemented various policies to perpetuate its power. One of them is the simplification of political parties which requires 9 parties to merge into 2 new parties. This condition is described by Kuntowijoyo in Wasripin and Satinah's novel in terms of the amount of power and influence possessed by the Randu Party which is associated with Golkar. The magnitude of the Randu Party's influence is not only in the political realm but the Randu Party can control the bureaucracy and security forces in order to maintain the stability of the Randu Party government. Kuntowijoyo implicitly criticized the condition of morality and politics in Indonesia. It can be concluded that historical content is narrated through implicit plot and characterizations. Keywords: New Order, Wasripin and Satinah, Socio-Politics.

Item Type:	Thesis (S1)
Additional Information:	ID SINTA Dosen Pembimbing Leli Yulifar: 5993694 Suwirta: 5977199
Uncontrolled Keywords:	Orde Baru, Wasripin dan Satinah, Sosial Politik
Subjects:	D History General and Old World > D History (General) L Education > LA History of education
Divisions:	Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Sejarah
Depositing User:	Sintya Dwi Awwalin
Date Deposited:	06 Feb 2023 01:38
Last Modified:	06 Feb 2023 01:38
URI:	http://repository.upi.edu/id/eprint/87923

Actions (login required)

View Item