Annisa Febrianti, - (2022) PERENCANAAN DAN PERANCANGAN DAGO ART SPACE BANDUNG. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
S_TA_1800333_Title.pdf Download (485kB) |
|
Text
S_TA_1800333_Chapter1.pdf Download (793kB) |
|
Text
S_TA_1800333_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (3MB) |
|
Text
S_TA_1800333_Chapter3.pdf Download (2MB) |
|
Text
S_TA_1800333_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (726kB) |
|
Text
S_TA_1800333_Chapter5.pdf Download (1MB) |
|
Text
S_TA_1800333_Chapter6.pdf Download (69kB) |
|
Text
S_TA_1800333_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (607kB) |
Abstract
Seni merupakan bagian dari hidup manusia. Seni mampu dituangkan melalui lukisan, ukiran, musik, tari, teater, dan lainnya. Kota Bandung memiliki 1.165 jumlah pelaku seni. Lingkung dan komunitas kesenian Kota Bandung yang memiliki perkembangan pesat yakni Seni Tari Tradisional (105), Seni Musik Tradisional (196), dan Seni Pertunjukan (115). Kota Bandung merupakan kota yang kaya akan wisatanya salah satunya wisata edukasi. Pemkot memiliki program dalam mengupayakan Kota Bandung menjadi Kota Kreatif sampai tahun 2030. Maka, potensi didirikannya art space sebagai stategi untuk wadah apresiasi seni budaya dari Jawa Barat dan mendukung program Pemkot Kota Bandung sebagai Kota Kreatif berbasis seni khususnya seni tari tradisional, seni musik tradisional, dan seni pertunjukan. Tujuan dari perencanaan dan perancangan Dago Art Space Bandung ini adalah membuat konsep perencanaan bangunan agar kebutuhan ruang dapat mewadahi kegiatan para seniman untuk melatih dan mengembangkan diri mereka, membuat desain perancangan bangunan agar manarik didatangi oleh wisatawan dalam maupun luar, dan menerapkan nilai-nilai Arsitektur Sunda Kontemporer sebagai pendekatan perencanaan dan perancangan pada bangunan. Tema yang akan diangkat yaitu dengan pendekatan Arsitektur Sunda Kontemporer. Penerapan tema ini menjadi dasar perancangan diantaranya melingkupi gubahan massa bangunan, konfigurasi ruang, maupun kosmologi yang berkaitan dengan lingkungan perancangan. Konsep rancang bentuk mengadopsi bentuk rumah adat Sunda yaitu tagog anjing. Bentuk atap ini perwujudan anjing yang sedang duduk. Bidang atap pertama lebih besar daripada yang kedua. Kemudian peletakkan massa bangunan berdasarkan garis-garis sumbu kosmologi masyarakat Sunda. Pada tapak, pola mengikuti kampung Naga dan Dukuh (barat-timur) yang dimana garis Barat menjadi titik paling tinggi mengikuti ketinggian kontur dalam tapak. Kemudan untuk konsep susunan ruang bangunan tepas imah untuk fungsi publik, lalu tengah imah untuk fungsi semi publik maupun privat, dan pawon sebagai zona servis Kata kunci: arsitektur, art space, Sunda Kontemporer Art is a part of human life. Art can be poured through painting, carving, music, dance, theater, and others. The city of Bandung has 1,165 artists. The environment and arts communities of Bandung City which have developed rapidly are Traditional Dance Arts (105), Traditional Music Arts (196), and Performing Arts (115). The city of Bandung is a city that is rich in tourism, one of which is educational tourism. The City Government has a program in seeking Bandung City to become a Creative City until 2030. So, the potential for establishing an art space as a strategy for appreciation of cultural arts from West Java and supporting the Bandung City Government program as a Creative City based on arts, especially traditional dance, traditional music, and performing arts. The purpose of planning and designing Dago Art Space Bandung is to create a building planning concept so that space requirements can accommodate the activities of artists to train and develop themselves, make building designs so that they are attractive to local and foreign tourists, and apply the values of Sundanese architecture. Contemporary as a planning and design approach to buildings. The theme that will be raised is the Contemporary Sundanese Architecture approach. The application of this theme is the basis for the design, including the composition of the building mass, the configuration of space, and cosmology related to the design environment. The design concept adopts the form of a traditional Sundanese house, namely the dog tagog. This roof shape is the embodiment of a sitting dog. The first roof area is larger than the second. Then lay the building mass based on the lines of the Sundanese cosmological axis. At the site, the pattern follows the villages of Naga and Dukuh (west-east) where the West line is the highest point following the contours of the site. Then for the concept of the spatial arrangement of the building, tepas imah for public functions, then middle imah for semi-public and private functions, and pawon as service zones. Keywords: architecture, art space, Contemporary Sundanese
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | Link Google Scholar : https://scholar.google.com/citations?hl=id&user=CS97E0wAAAAJ&authuser=1&scilu=&scisig=AMD79ooAAAAAY0-r6VSscMUwF8pB6m44vTjt9gaeVByf&gmla=AJsN-F4hfth8be164Zjo--OGy05SR9_4x21_jdIp1ZCh9KLDMw31GXiMKIf2u47Kgf9F26kHZPzPqchJ6vBQ-HWDNx_zgjkyQJK_hZgR4H5vRJEEdwM0Zg-wLX5q_cEnKcEMCMZnO-uq&sciund=8205395208519912008 |
Uncontrolled Keywords: | arsitektur, art space, Sunda Kontemporer |
Subjects: | L Education > L Education (General) N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan > Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur |
Depositing User: | Annisa Febrianti |
Date Deposited: | 02 Nov 2022 08:27 |
Last Modified: | 02 Nov 2022 08:27 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/84750 |
Actions (login required)
View Item |