PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN HIDUP : Studi pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Program Paket B di Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah

Halimah, Nur (2009) PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN HIDUP : Studi pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Program Paket B di Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. eprint_fieldopt_thesis_type_phd thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img]
Preview
Text
d_pk_0601240_table_of_content.pdf

Download (273kB) | Preview
[img]
Preview
Text
d_pk_0601240_chapter1.pdf

Download (349kB) | Preview
[img] Text
d_pk_0601240_chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (702kB)
[img]
Preview
Text
d_pk_0601240_chapter3.pdf

Download (299kB) | Preview
[img] Text
d_pk_0601240_chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
[img]
Preview
Text
d_pk_0601240_chapter5.pdf

Download (287kB) | Preview
[img]
Preview
Text
d_pk_0601240_bibliography.pdf

Download (270kB) | Preview
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

isertasi ini berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Kecakapan Hidup”, yang dilaksanakan pada mata pelajaran IPS, Program Pendidikan Kesetaraan Paket B, jalur pendidikan nonformal. Pendidikan kecakapan hidup mestinya diberikan kepada warga belajar di semua jenis program pendidikan nonformal. Namun karana berbagai keterbatasan tidak setiap program mampu melaksanakan pendidikan kecakapan hidup. WHO (dalam ICAP.org. 2007: 1) mendefinisikan sebagai kemampuan untuk beradaptasi dan berperilaku positif yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi segala tuntutan dan tantangan dalam hidupnya. Menurut Sumantri (2004: 23) tujuan pembelajaran kecakapan hidup adalah untuk mengembangkan sikap, kemauan, kecakapan manajemen diri, kecakapan akademik, kecakapan sosial kemasyarakatan dan kecakapan vokasional Susilana (2006 : 75) menyatakan bahwa pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup merupakan bagian dalam pengembangan kurikulum terpadu, karena pengembangan kecakapan hidup seharusnya tidak berdiri sendiri melainkan terintegritas dengan mata pelajaran yang lain. Drake (2004: 6) mengemukakan integrasi kurikulum adalah bagaimana membuat sebuah hubungan, baik yang berhubungan antara mata pelajaran, hubungan dengan kehidupan, hubungan antar keterampilan dan pengetahuan dan sebagainya. Dalam menlaksanakan pendidikan kecakapan hidup Ali (2007: 1281) menekankan perlunya pendekatan antar disiplin serta perlunya memperhatikan kebutuhan konstektual warga belajar. Begitu pula dalam pendidikan IPS Gross (dalam Muchtar, 2007: 31) mengemukakan bahwa pelajaran IPS harus dapat mengkaitkan dengan lingkungan masyarakat di mana sekolah berada.Sumantri (2004: 25) yang mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan model yang mengarah pada pembentukan kecakapan hidup. Sedangkan dalam pembelajaran IPS, Nursi (2007:7) mengemukakan bahwa pembelajaran IPS hendaknya juga diarahkan kepada terbentuknya kemampuan soft skills tersebut dan memandang bahwa model pembelajaran yang mampu mengembangkan soft skills adalah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan yang berorientasi pada warga belajar, misalnya pembelajaran kontekstual. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian dan Pengembangan, yang menghasilkan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kecakapan hidup pada mata pelajaran IPS Program Paket B. Model pembelajaran ini menunjukkan efektifitas yang tinggi baik secara internal dan eksternal. Secara internal, efektifitas model pembelajaran kontekstual dianalisis dengan uji t yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara pretes dan postes. Sedangkan secara eksternal, efektitas model pembelajaran kontekstual dianalisis dengan uji Anova yang menunjukkan nilai kecakapan hidup pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Disamping itu, model pembelajaran kontekstual juga menunjukkan efektifitas internal yang tinggi dalam meningkatkan prestasi belajar IPS, yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang signifikan antara nilai pretes dan postes. Namun secara eksternal, ternyata tidak semua kelompok eksperimen menunjukkan hasil yang lebih baik dalam peningkatan prestasi belajar IPS. Berdasarkan hasil penelitian ini, direkomendasikan kepada Direktorat Pendidikan Kesetaraan, Direktorat PTK-PNF, Dinas P dan K, Kegiatan Belajar dan tutor agar memanfaatkan hasil penelitian sehingga dijadikan acuan dalam menyusun kebijakan maupun pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup secara lebih luas. Kepada peneliti lain selanjutnya direkomendasikan untuk memperluas cakupan dan fokus penelitian ke bidang maupun aspek lainnya. The dissertation is entitled “Developing the Contextual Teaching and Learning (CTL) Model to Improve the Life Skills”, conducted in Sosial Studie subject, Exuivalency Program Package B of non-formal education. Life skill education should be delivered to the learners of all kinds of non-formal education. However, because of much restrictedness, not every program is able to deliver life skill education. WHO (in ICAP.org. 2007: 1) defines life skill as abilities for adaptive and positive behavior that enable individuals to deal effectively with the demands and challenges of everyday life. According to Sumantri (2004: 23) the aim of life skill is to develop attitude, willingness, self management, academic, socia,l and vocational skill. Susilana (2006 : 75) says that education oriented to life skills is part of the integrated curriculum, because the development of life skill should be integrated to the other subjects. Drake (2004: 6) state that the integrated curriculum is a matter of making interrelationship among the subjects, relation with the life, and interconnection between skill and knowledge. In delivering the life skill education, Ali (2007: 1281) emphasizes the importance of an interdisciplinary approach and paying attention on the contextual need of the learners. In Social studies, Gross (Muchtar, 2007: 31) suggest the Social Studies should be related to the environment and community where the school locates. Sumantri (2004: 25) stated that CTL is a model that leads to development of life skill. In the context of social studies learning, Nursi (2007:7) contends that it has to be directed toward the building of soft skills and the learning model that is able to develop the soft skills is the one that orients to the learners such as CTL. This study adopts the method of Research and Development resulting in CTL model to improve the life skill in social studies of Package B Program. Such model shows its high effectiveness internally and externally. Internally, the effectiveness is analyzed through t-test that indicates a significant difference between pre-test and post-test scores. Externally, the effectiveness of the CTL model is analyzed through Anova test that shows the fact score of life skill of the experiment group is higher than that of control group. Beside that, the CTL model also shows high internal effectiveness in increasing the learning achievement of Social studies, indicated by significant difference between pre-test and post-test score. Externally, however, not all of the experiment group shows better result in improving achievement of social studies learning. Based on the study, it is recommended to the Directorate of Equality Education, Directorate of PTK-PNF, Education Office, and tutors make use of the research findings as a reference to which policies are made for the provision of life skill education at large. The future researcher are recommended to expand the scope and focus of research into other fields and aspects.

Item Type: Thesis (eprint_fieldopt_thesis_type_phd)
Additional Information: No Panggil DPK HAL p-2009
Uncontrolled Keywords: Pembelajaran kontekstual
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Sekolah Pasca Sarjana > Pengembangan Kurikulum S-3
Depositing User: Staf Koordinator 3
Date Deposited: 22 Aug 2014 07:47
Last Modified: 22 Aug 2014 07:47
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/8393

Actions (login required)

View Item View Item