Oktari Hendayanti, - (2022) ANALISIS KONTRASTIF TUTURAN IRONI DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
T_BJPN_2002339_Title.pdf Download (3MB) |
|
Text
T_BJPN_2002339_Chapter 1.pdf Download (891kB) |
|
Text
T_BJPN_2002339_Chapter 2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
|
Text
T_BJPN_2002339_Chapter 3.pdf Download (475kB) |
|
Text
T_BJPN_2002339_Chapter 4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (2MB) |
|
Text
T_BJPN_2002339_Chapter 5.pdf Download (264kB) |
|
Text
T_BJPN_2002339_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (2MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan tuturan ironi dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia ditinjau dari jenis dan pelanggaran prinsip kesantunan. Jenis tuturan ironi dilihat berdasarkan teori klasifikasi Okamoto (2006), sedangkan pelanggaran prinsip kesantunan ditinjau dari prinsip kesantunan Leech (1983). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kontrastif. Selanjutnya, data dalam penelitian ini merupakan tuturan ironi yang terdapat pada 8 film bahasa Jepang dan 9 film bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, persamaan tuturan ironi ditinjau dari jenisnya yaitu: dalam tuturan ironi bahasa Jepang dan bahasa Indonesia, tuturan ironi kategori tidak berkebalikan lebih banyak digunakan dibandingkan dengan kategori berkebalikan. Lebih lanjut, tuturan ironi bahasa Jepang dan bahasa Indonesia paling banyak ditemukan pada subkategori pertanyaan dengan jawaban afirmatif. Selain itu, tidak ditemukan tuturan ironi yang dapat diklasifikasikan ke dalam subkategori gaya lain yang tidak biasa dalam kedua bahasa tersebut. Sementara itu, perbedaannya adalah dalam tuturan ironi bahasa Indonesia ditemukan tuturan ironi pada subkategori bermacam-macam, sedangkan dalam tuturan ironi bahasa Jepang tidak ditemukan. Di sisi lain, persamaan tuturan ironi dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia berdasarkan pelanggaran prinsip kesantunan yaitu: sama-sama ditemukan pelanggaran terhadap maksim simpati, maksim penghargaan, maksim kesepakatan, maksim kebijaksanaan, serta maksim kerendahan hati. Selanjutnya, perbedaan tuturan ironi berdasarkan pelanggaran prinsip kesantunan yaitu: Pelanggaran maksim yang paling banyak ditemukan dalam tuturan ironi bahasa Jepang adalah pelanggaran maksim simpati, sedangkan dalam tuturan ironi bahasa Indonesia adalah pelanggaran maksim penghargaan. Kemudian, dalam tuturan ironi bahasa Jepang ditemukan pelanggaran terhadap maksim kedermawanan, sedangkan dalam tuturan ironi bahasa Indonesia tidak ditemukan, Di samping itu, dalam penelitian ini juga ditemukan tuturan ironi yang mematuhi maksim, namun tanpa disertai dengan ketulusan pragmatis. Kata Kunci: Bahasa Jepang, Bahasa Indonesia, Analisis Kontrastif, Prinsip Kesantunan, Jenis Tuturan Ironi. This study aims to describe the similarities and differences in irony utterance in Japanese and Indonesian in terms of types and violations of politeness principles. The type of irony utterance was classified based on the theory of Okamoto (2006), while the violation of the politeness principle was viewed from the politeness principle of Leech (1983). The method used in this study was contrastive analysis. Furthermore, the data in this study were collecting from the irony utterances in 8 Japanese films and 9 Indonesian films. The results of this study shows that the similarities of irony utterance in terms of type i.e.: in Japanese and Indonesian irony utterance, non-reversal category of irony utterance was used more than the reversal category. Besides, irony utterance in Japanese and Indonesian were mostly found in the subcategory of questions with affirmative answers. In addition, there are no irony utterance that can be classified into other unusual style subcategory in both languages. Meanwhile, the difference between irony utterance in both languages i.e.: Irony utterance in miscellaneous subcategory was found in Indonesian irony utterance, while in Japanese irony utterance was not. On the other hand, the similarities between the utterances of irony in Japanese and Indonesian based on violations of the politeness principle, namely: violations of the sympathy maxim, approbation maxim, agreement maxim, tact maxim, and modesty maxim were found in both languages. Meanwhile, the differences of irony utterance in both languages based on the violation of politeness principles i.e.: The most common violation of the maxims found in the Japanese irony utterance is the violation of the sympathy maxim, while in Indonesian the violation of approbation maxim was the most found in irony utterance. Moreover, in Japanese irony utterance, violation of generosity maxim was found, while in the Indonesian irony utterance, it was not found. In addition, this study also found an irony speech that compliance the maxim of principles without pragmatic sincerity. Keywords: Japanese, Indonesian, Contrastive Analysis, Politeness Principles, Types of Irony Utterance.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Japanese, Indonesian, Contrastive Analysis, Politeness Principles, Types of Irony Utterance. |
Subjects: | L Education > L Education (General) P Language and Literature > P Philology. Linguistics |
Divisions: | Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Bahasa Jepang S-2 |
Depositing User: | Oktari Hendayanti |
Date Deposited: | 27 Sep 2022 07:04 |
Last Modified: | 27 Sep 2022 07:04 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/82565 |
Actions (login required)
View Item |