Sugito, (2013) PENERAPAN MODEL PERENCANAAN PARTISIPATIF BAGI EFEKTIVITAS PENCAPAIAN TUJUAN PELATIHAN PAMONG BELAJAR SKB: Studi Kasus Di Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Jawa Barat. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Abstract
Ketenagaan di lingkungan Ditjen Diklusepora dari tingkat pusat sampai daerah
mempunyai peranan yang strategis dalam mengemban visi dan misi Diklusepora
"unggul dalam kreativitas dan prima dalam pelayanan masyarakat" oleh karena itu
tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan pelaksanaan program-program PLS sangat
dipengaruhi oleh kualitas ketenagaan di lingkungan Ditjen Diklusepora. Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penerapan model perencanaan
partisipatif bagi efektivitas pencapaian tujuan pelatihan pamong belajar SKB di BPKB
Jawa Barat, untuk memperoleh gambaran tersebut penelitian ini mengajukan empat
pertanyaan yaitu : 1) Bagaimana penerapan perencanaan partisipatif pada penyusunan
perencanaan pelatihan pamong belajar di BPKB ?, 2) Bagaimana penerapan perencanaan
partisipatif pada pelaksanaan pelatihan pamong belajar di BPKB?, 3) Bagaimana
penerapan perencanaan partisipatif pada evaluasi program pelatihan pamong belajar di
BPKB?, 4) Faktor pendukung dan penghambat apa saja yang mempengaruhi penerapan
perencanaan partisipatif pada pelatihan pamong belajar diBPKB?
Sebagai bahan kajian dan dasar pijakan untuk menjawab pertanyaan penelitian
yang ada, dalam penelitian ini merujuk pada bahan-bahan pustaka, guna membahas
teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah yang diteliti, antara lain Manajemen
pendidikan luar sekolah, Teori perencanaan pelatihan, Teori tentang kepelatihan, Teori
tentang efektivitas.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif,
yaitu menuturkan dan menafsirkan data, kemudian dianalisis serta diinterpretasi
berdasarkan data yang didapat dari kasus tersebut. Data digali dan dikumpulkan dengan
teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi, kemudian dianalisis dengan cara
reduksi data, display data, dan verifikasi. Untuk memperoleh data yang diperlukan,,
peneliti melakukan penggalian informasi dari informan seperti dalam pendekatan
antropologi yaitu mengadakan wawancara dengan manusia sumber {human resources),
manusia kunci {key person) antara lain kepala BPKB Jawa Barat, tim pengembang
program, panitia pelatihan, fasilitator dan peserta pelatihan pamong belajar. Untuk
keperluan triangulasi, peneliti memanfaatkan pula para informan, yaitu mereka yang
dipandang dapat memberikan informasi penting terhadap masalah yang diteliti.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa; 1) Pamong belajar sebagai calon
peserta pelatihan sudah terlibat dalam proses penyusunan perencanaan program
pelatihan. 2) Rekrutmen pamong belajar sebagai calon peserta pelatihan berdasarkan
persyaratan yang ditentukan oleh penyelenggara belum seluruhnya tepat. 3) Belum
semua fasilitator membuat program kegiatan pembelajaran dan penguasaan terhadap
metode pelatihan. 4) Evaluasi terhadap program pelatihan pamong belajar yang
dilakukan oleh penyelenggara, hanya sampai pada tahap input, proses, output,
sedangkan evaluasi dampak pelatihan belum dilakukan. 5) Penerapan perencanaan
partisipatif pada pelatihan pamong belajar dipengaruhi berbagai faktor baik internal
maupun eksternal.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain 1)
Proses penyusunan perencanaan pelatihan yang mendukung tercapainya pelaksanaan
pelatihan pamong belajar adalah perumusan tujuan pelatihan, penyusunan desain
program pelatihan, kurikulum pelatihan, instrumen evaluasi pelatihan, penerapan
prinsip-prinsip pembelajaran, pelaksanaan evaluasi program pelatihan, 2) Tujuan yang
telah dirumuskan dalam proses perencanaan program pelatihan pamong belajar sudah
sesuai dengan permasalahan yang dihadapi pamong belajar maupun jajaran Diklusepora
dalam melayani kebutuhan masyarakat tentang PLS. 3) Langkah awal yang dilakukan
oleh tim pengembang program sebelum menyusun perencanaan program pelatihan
pamong belajar adalah identifikasi dan pengkajian kebutuhan. 4) Komponen kurikulum
pelatihan pamong belajar sudah dikembangkan sampai sub pokok bahasan, tujuan
instruksional, alokasi waktu, metode, media dan evaluasi. 5) Kelima prinsip
pembelajaran telah dapat diterapkan dan mendukung proses pelaksanaan pelatihan
pamong belajar. 6) Evaluasi program pelatihan pamong belajar pada tahap proses dan
output dapat memberikan umpan balik untuk perbaikan perencanaan program pelatihan
pamong belajar yang akan datang. 7) Dalam proses penyusunan perencanaan pelatihan
pamong belajar dipengaruhi berbagai faktor baik internal maupun eksternal dan kedua
faktor tersebut saling mempengaruhi. 8) Berbagai upaya BPKB untuk memperbaiki dan
mengembangkan kualitas pamong belajar dilakukan melalui pelatihan, bimbingan
teknis, lokakarya, studi banding.
Berkenaan dengan temuan dan kesimpulan hasil penelitian, maka dapat
dikemukanan beberapa rekomendasi sebagai berikut: 1) Macam-macam kebutuhan yang
telah diidentifikasi oleh tim pengembang program pada tahap persiapan perencanaan
pelatihan pamong belajar, hendaknya benar-benar dipergunakan sebagai dasar
penyusunan perencanaan program pelatihan pamong belajar. 2) Keikutsertaan pamong
belajar sebagai peserta pelatihan dalam pengambilan keputusan, proses penyusunan
desain program pelatihan, pelaksanaan pelatihan dan evaluasi program pelatihan adalah
penting dan perlu mendapat perhatian. 3) Mengingat pelatihan merupakan salah satu
strategi perbaikan dan pengembangan kualitas pamong belajar, untuk itu diperlukan
tenaga pengembang program yang tekun, ulet, terampil, memiliki kemampuan, maka
hendaknya tenaga fungsional BPKB berusaha terus menerus meningkatkan dan
mengembangkan diri. 4) Penyelenggara pelatihan dalam melakukan evaluasi program
pelatihanpamongbelajar, hendaknya tidak terbatas hanyapada tahap input, proses, out
put saja, akan tetapi sampai pada out-come. 5) SKB sebagai lembaga pengirim peserta
pelatihan, dalam pemilihan dan penentuan calon peserta pelatihan hendaknya dilakukan
secara obyektif dan transparan. 6) Pamong belajar yang telah mengikuti pelatihan,
hendaknya benar-benar menerapkan hasil pelatihan di SKB masing-masing dan
menularkan kepada teman sejawat pamong belajar. 7) Fasilitator dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran secara kuantitatif menunjukkan kinerja yang produktif,
sedangkan secara kualitatif masih kurang. 8) Dalam penyusunan perencanaan program
pelatihan pamong belajar, penyelenggara sudah melibatkan berbagai unsur terkait, untuk
itu hendaknya lebih ditingkatkan lagi.
Preview |
Text
T_PLS_989530_Title.pdf Download (230kB) | Preview |
Preview |
Text
T_PLS_989530_Abstract.pdf Download (350kB) | Preview |
Preview |
Text
T_PLS_989530_Table_Of_Content.pdf Download (268kB) | Preview |
Preview |
Text
T_PLS_989530_Chapter1.pdf Download (957kB) | Preview |
![]() |
Text
T_PLS_989530_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
Preview |
Text
T_PLS_989530_Chapter3.pdf Download (939kB) | Preview |
![]() |
Text
T_PLS_989530_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (2MB) |
Preview |
Text
T_PLS_989530_Chapter5.pdf Download (552kB) | Preview |
Preview |
Text
T_PLS_989530_Bibliography.pdf Download (372kB) | Preview |
![]() |
Text
T_PLS_989530_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (372kB) |
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Subjects: | Universitas Pendidikan Indonesia > Fakultas Ilmu Pendidikan > Pendidikan Luar Sekolah |
Divisions: | Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Luar Sekolah S-2 |
Depositing User: | Riki N Library ICT |
Date Deposited: | 27 Aug 2013 08:51 |
Last Modified: | 27 Aug 2013 08:51 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/807 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |