Kajian Ekolinguistik Terhadap Metafora dalam Tradisi Lisan Sinandong sebagai Manifestasi Jati Diri Masyarakat Tanjungbalai

Liani Hasnita Ulfa Br Sagala, - (2022) Kajian Ekolinguistik Terhadap Metafora dalam Tradisi Lisan Sinandong sebagai Manifestasi Jati Diri Masyarakat Tanjungbalai. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img]
Preview
Text
T_LING_1907315_Title.pdf

Download (376kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_LING_1907315_Chapter1.pdf

Download (544kB) | Preview
[img] Text
T_LING_1907315_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (864kB)
[img]
Preview
Text
T_LING_1907315_Chapter3.pdf

Download (533kB) | Preview
[img] Text
T_LING_1907315_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (967kB)
[img]
Preview
Text
T_LING_1907315_Chapter5.pdf

Download (442kB) | Preview
[img] Text
T_LING_1907315_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (777kB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Tradisi lisan Sinandong tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat Tanjungbalai dengan memuat kesepakatan yang memukakan aspek keteladanan dan norma sosial masyarakat. Pesatnya arus balik budaya global menyebabkan tradisi terancam kelestariannya, sehingga kurang diminati oleh sebagian masyarakat, khususnya generasi muda. Fenomena ini menjadi salah satu yang melatarbelakangi perlunya dilakukan penelitian mengenai tradisi lisan Sinandong. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi 1) metafora, 2) makna simbolik dari tuturan Sinandong, dan 3) membangun jati diri masyarakat Tanjungbalai. Melalui library research, peneliti mengumpulkan transkripsi sejumlah 17 syair Sinandong yang berasal dari artikel, buku cetak, dan pesinandong. Data dianalisis menggunakan kajian ekolinguistik Haugen (1971) dengan mengikuti tradisi Haugenian yang berfokus pada ekologi bahasa dalam tali-temali antara manusia, bahasa, dan lingkungan. Dalam menjawab rumusan masalah mengenai metafora dan makna simbolik, peneliti menggunakan pendekatan Ullman (2014). Sedangkan, mengenai jati diri masyarakat Tanjungbalai menggunakan pendekatan Rummens (2001). Berdasarkan hasil analisis data diperoleh: 1) metafora yang teridentifikasi dalam tuturan Sinandong terdiri atas empat jenis, namun metafora antropomorfis terbanyak karena kecenderungan pemanfaatan organ tubuh manusia lebih banyak digunakan untuk mengungkapkan makna-makna yang berkaitan dengan isi tuturan Sinandong, 2) keseluruhan metafora dalam tuturan Sinandong dapat membangun makna simbolik. Salah satunya berupa ikan senangin, yakni menyimbolkan suatu harapan besar bagi nelayan agar mendapat hasil tangkapan yang melimpah, dan 3) terdapat lima jati diri masyarakat Tanjungbalai yaitu 1) sopan santun, 2) religius, 3) kerja keras, 4) silih asih, dan 5) bijaksana. Jati diri sopan santun paling banyak ditemukan karena masyarakat Tanjungbalai mampu berbicara dan membawa diri dengan senantiasa menunjukkan sikap hormat kepada orang, berdasarkan derajat dan kedudukannya. Kata kunci: ekolinguistik, tradisi lisan Sinandong, metafora, makna simbolik, jati diri masyarakat. The Sinandong oral tradition grows and develops in Tanjungbalai community by containing an agreement that expresses the exemplary aspects and social norms of the community. The rapid backflow of global culture threatens its sustainability so that it is less attractive to some people, especially the younger generation. This phenomenon is one of the reasons behind the need for a research on oral traditions at Tanjungbalai traditional ceremonies. This study aims to identify the metaphor and symbolic meaning of the Sinandong speech, as well as to build the identity of Tanjungbalai community. Through library research, the researcher collected transcriptions of 17 Sinandong poems from article, printed books, and the pesinandong. Data analysis using the ecolinguistic study Haugen (1971) follows the Haugeni tradition which focuses on the ecology of deep language among humans, language, and the environment. In answering the problem formulation regarding metaphor and symbolic meaning, the researcher uses the Ullman approach (2014). Meanwhile, regarding the identity of the Tanjungbalai community using the Rummens approach (2001). The results of this study indicate that, first, the Sinandong oral tradition contains 28 data on metaphors and symbolic meanings. Most of the anthropomorphic metaphors are caused by the tendency to use human organs more to express meaning related to Sinandong’s speech. Second, all the metaphors in Sinandong’s speech can build symbolic meaning. One of them is the ikan senangin, which satisfies the high hopes of fisherman for a bountiful catch. Third, the identity of Tanjungbalai community is 1) polite, 2) religious, 3) hardworking, 4) silih asih, and 5) wise. The identity of politeness is found since Tanjungbalai community who are able to speak and carry themselves by always showing respect to others, based on their degree and position. Keywords: ecolinguistics, Sinandong oral tradition, metaphors, symbolic meanings, community identity.

Item Type: Thesis (S2)
Uncontrolled Keywords: ekolinguistik, tradisi lisan Sinandong, metafora, makna simbolik, jati diri masyarakat.
Subjects: L Education > L Education (General)
P Language and Literature > P Philology. Linguistics
Divisions: Sekolah Pasca Sarjana > Linguistik S-2
Depositing User: Liani Hasnita Ulfa Br Sagala
Date Deposited: 09 Sep 2022 02:48
Last Modified: 09 Sep 2022 02:48
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/79554

Actions (login required)

View Item View Item