PERANAN BADAN-BADAN PERJUANGAN DI DISTRIK BUAH BATU PADA MASA REVOLUSI FISIK : Pertempuran di Desa Sapan dan Cijawura, Agustus 1946

Yusni Tria Yunda, - (2007) PERANAN BADAN-BADAN PERJUANGAN DI DISTRIK BUAH BATU PADA MASA REVOLUSI FISIK : Pertempuran di Desa Sapan dan Cijawura, Agustus 1946. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img]
Preview
Text
S_SEJ_993735_Title.pdf

Download (243kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_SEJ_993735_Abstract.pdf

Download (66kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_SEJ_993735_Table_of_content.pdf

Download (116kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_SEJ_993735_Chapter1.pdf

Download (430kB) | Preview
[img] Text
S_SEJ_993735_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (700kB)
[img]
Preview
Text
S_SEJ_993735_Chapter3.pdf

Download (686kB) | Preview
[img] Text
S_SEJ_993735_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (2MB)
[img]
Preview
Text
S_SEJ_993735_Chapter5.pdf

Download (145kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_SEJ_993735_Bibliography.pdf

Download (192kB) | Preview
[img] Text
S_SEJ_993735_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (2MB)
Official URL: http://repository.upi.edu/

Abstract

Skripsi ini berjudul "Peranan Badan-Badan Perjuangan di Distrik Buah Batu Pada Masa Revolusi Fisik". Permasalahan utama mengenai bagaimana kiprah badan-badan perjuangan dalam peristiwa pertempuran di dua desa ; Sapan dan Cijawura pada Bulan Agustus tahun 1946?. Metode yang digunakan adalah metode historis, mencakup heuristik, kritik eksternal dan internal, interpretasi dan historiografi. Teknik yang digunakan dalam heuristik adalah studi literatur dan wawancara. Wawancara dilakukan karena sumber tertulis mengenai peristiwa pertempuran di dua desa cukup sulit diperoleh, namun pelaku dan saksi peristiwa pertempuran di kedua tempat tersebut masih mungkin ditemui. Peristiwa di dua desa- mengungkapkan peranan penting Hizbullah-Sabilillah, Barisan Pemberontakan Republik Indonesia (BPRI) dan Barisan Banteng Republik Indonesia (BBRI). Dengan gagasan melakukan suatu "serangan umum" merebut kembali Kota Bandung, Hizbullah-Sabilillah telah merencanakan dan menjalankan aksi sepihak tanpa konsultasi dan koordinasi dengan Majeiis Persatuan Perjuangan Priangan (MPPP) sehingga terjadilah peristiwa pertempuran di dua desa. Menjelang peristiwa tersebut tercipta perbedaan paham, konkretnya berkaitan dengan prioritas penggunaan senjata-senjata tradisional, jimat-jimat dan kekuatan gaib oieh barisan Hizbullah-Sabilillah di satu pihak dengan prioritas penggunaan senjata api yang digunakan oleh badan-badan perjuangan lainnya di pihak Iain. Kondisi ini berlawanan dengan masa-masa sebclumnya ketika secara kooperatif di daerah lain Distrik Buah Batu mereka pernah berjuang bersama. Abdul Hamid, tokoh pimpinan Hizbullah-Sabilillah telah mengawali langkah dengan mengangkat dirinya sendiri sebagai ajeng bahkan imam, mengkonsolidasikan elite-elite pesantren dari berbagai daerah, memperluas dukungan dari kalangan rakyat terutama para pengungsi dengan cara mengasosiasikan tujuan gerakannya dengan slogan-slogan "Rebut kembali Bandung", "Jihad fii sabilillah", dan "Mari berlebaran di Bandung”, serta menerapkan unsur-unsur religio-mystycsm di kalangan pengikutnya dengan tujuan memperoleh kekebalan terhadap senjata. Dengan langkah-langkah tersebut konsolidasi Abdul Hamid mampu dengan cepat menyentuh sisi lanatisme rakyat sehingga memberikan dukungan terhadap gerakan ini. Meskipun terdapat perbedaan paham dengan kelompok Hizbullah-Sabilillah dan gagal mencegah gerakan penyerangan, BPRI dan BBRI tetap melakukan tindakan pengawalan untuk memastikan keselamatan kelompok tersebut yang pada akhirnya menyeret mereka turut terlibat dalam pertempuran melawan Belanda di dua desa. Akhir pertempuran lokal di dua desa menunjukkan bahwa karena prioritas pada aspek religio-mystyesm melampaui pertimbangan rasional dalam hal strategi dan penggunaan senjata, serta tidak adanya bentuk kekompakkan permanen di antara badan-badan perjuangan membuat mereka mengalami kekalahan. Peristiwa ini mengungkapkan bahwa sementara tingkat kemampuan ketentaraan nasional belum memadai untuk meng-cover tujuan-tujuan militer di berbagai daerah, maka peranan badan-badan perjuangan sangat penting sebagai saiah satu unsur kekuatan Rl yang sedang mempertahankan kemerdekaannya.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Badan Peruangan, Distrik Buah Batu, Sejarah, Revolusi Fisik
Subjects: D History General and Old World > D History (General)
H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Sejarah
Depositing User: Ayu Nur Fitriani
Date Deposited: 05 Sep 2022 01:59
Last Modified: 05 Sep 2022 01:59
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/75891

Actions (login required)

View Item View Item