UANG PANAI SEBAGAI HARGA DIRI PEREMPUAN SUKU BUGIS BONE

Rinaldi, - (2022) UANG PANAI SEBAGAI HARGA DIRI PEREMPUAN SUKU BUGIS BONE. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img]
Preview
Text
T_PESOS_2002497_Title.pdf

Download (875kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_PESOS_2002497_Chapter1.pdf

Download (457kB) | Preview
[img] Text
T_PESOS_2002497_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (406kB)
[img]
Preview
Text
T_PESOS_2002497_Chapter3.pdf

Download (293kB) | Preview
[img] Text
T_PESOS_2002497_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
[img]
Preview
Text
T_PESOS_2002497_Chapter5.pdf

Download (101kB) | Preview
[img] Text
T_PESOS_2002497_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (2MB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang terjadi tentang pemberian uang panai yang begitu tinggi terkadang dijadikan sebagai gengsi dan menimbulkan banyak persepsi di lingkungan masyarakat khususnya masyarakat suku Bugis Bone. Tujuan pokok dari penelitian ini adalah untuk dapat menganalisis mengapa uang panai dijadikan sebagai harga diri perempuan suku Bugis Bone. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan datanya melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Sedangkan teknik analisis datanya yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Uji keabsahan datanya menggunakan triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ketika ingin melihat status sosial perempuan lihatlah berapa jumlah uang panai yang diberikan pihak laki-laki kepada pihak perempuan, semakin tinggi uang panai yang diberikan maka semakin tinggi status sosial perempuan, hal ini dikarenakan untuk menjaga rasa malu (siri) keluarga perempuan begitupun juga keluarga laki-laki. Status sosial perempuan dapat dilihat dari keturunan bangsawan, tingkat pendidikan, kekayaan, kecantikan dan pekerjaan perempuan yang akan mempengaruhi besaran uang panai. (2) Uang panai merupakan syarat wajib yang harus ada dalam pernikahan masyarakat suku Bugis Bone, tanpa uang panai maka tidak ada acara pernikahan, uang panai sekarang telah mengalami pergeseran makna karena dipengaruhi gengsi, hal ini dikarenakan status sosial perempuan yang harus dihargai dengan memberikan uang panai yang tinggi, pemberian uang panai sekarang biasa diikuti berupa harta benda seperti, rumah, mobil dan tanah, emas dan harta benda lainnya. (3) Problematika uang panai dalam pernikahan masyarakat suku Bugis Bone yaitu tingginya permintaan uang panai dapat menyebabkan masalah besar yang melengceng dari budaya siri, misalnya kawin lari (silariang), hamil diluar nikah, perawan tua dan terkadang uang panai dijadikan sebagai bentuk penolakan kepada pihak laki-laki dengan mematok uang panai yang tinggi sehingga pihak laki-laki tidak dapat memenuhi permintaan tersebut. This research is motivated by the phenomenon that occurs about the giving of such high money, sometimes it is used as prestige and creates a lot of perception in the community, especially the Bugis Bone community. The main objective of this research is to be able to analyze why panai money is used as the self-esteem of women from the Bugis Bone tribe. This research uses a case study method with a qualitative approach. The data collection technique is through interviews, observation, and documentation studies. While the data analysis techniques are data collection, data reduction, data presentation, drawing conclusions. Test the validity of the data using triangulation. The results of this study indicate that: (1) When you want to see the social status of women, look at how much panai money is given by the man to the woman, the higher the panai given, the higher the social status of women, this is due to maintain shame (siri) female family as well as male family. The social status of women can be seen from the aristocratic descent, education level, wealth, beauty and women's work which will affect the amount of panai money. (2) Panai money is a mandatory requirement that must exist in the marriage of the Bugis Bone tribe, without panai money there is no wedding ceremony, panai money has now experienced a shift in meaning because it is influenced by prestige, this is because women's social status must be rewarded by giving money With high returns, the giving of panai money is now usually followed in the form of property such as houses, cars and land, gold and other possessions. (3) The problem of panai money in the marriage of the Bugis Bone tribe, namely the high demand for panai money can cause big problems that deviate from the siri culture, for example elopement (silariang), pregnancy out of wedlock, old virgins and sometimes panai money is used as a form of rejection to the parties. men by setting a high panai money so that the men cannot fulfill the request.

Item Type: Thesis (S2)
Uncontrolled Keywords: Panai Money, Self-Esteem, Social Status, Bugis Tribe
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
L Education > L Education (General)
Divisions: Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Sosiologi S-2
Depositing User: Rinaldi
Date Deposited: 10 Aug 2022 04:14
Last Modified: 10 Aug 2022 04:14
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/75567

Actions (login required)

View Item View Item