PEMIKIRAN EDWARD WADIE SAID SEBAGAI PERINTIS POSKOLONIALISME

Diki Hadiansyah, - (2007) PEMIKIRAN EDWARD WADIE SAID SEBAGAI PERINTIS POSKOLONIALISME. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

	Text S_SEJ_022497_Title.pdf Download (52kB)
	Text S_SEJ_022497_Abstract.pdf Download (178kB)
	Text S_SEJ_022497_Table_of_content.pdf Download (27kB)
	Text S_SEJ_022497_Chapter1.pdf Download (292kB)
	Text S_SEJ_022497_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB)
	Text S_SEJ_022497_Chapter3.pdf Download (289kB)
	Text S_SEJ_022497_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB)
	Text S_SEJ_022497_Chapter5.pdf Download (80kB)
	Text S_SEJ_022497_Bibliography.pdf Download (89kB)
	Text S_SEJ_022497_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (245kB)

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan bertumpu pada kreatifitas dan sikap kritis para intelektualnya. Oleh karena ilmu pengetahuan bergerak secara dinamis, maka tidak terdapat patokan konvensional dalam berbagai wacana ilmu pengetahuan. Wacana ilmu pengetahuan alternatif adalah salah satu komponen yang layak diakui dan ditempatkan secara proporsional. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka ditulislah skripsi berjudul "Pemikiran Edward Wadie Said Sebagai Perintis Poskolonialisme ". Skripsi ini ditulis dengan menggunakan metode historis dan lebih menekankan pada bagaimana pemikiran Edward Said terbentuk dan kemudian menjadi acuan dari poskolonialisme. Melalui pendekatan tersebut, diharapkan diperoleh informasi mengenai pemikiran Edward Said yang mempunyai implikasi terhadap kelahiran poskolonialisme. Teknik yang digunakan dalam penulisan skripsi ini ialah studi kepustakaan. Proses analisis dan interpretasi penulis didasarkan pada catatan-catatan pemikiran Edward Said dalam berbagai karya tulisnya dan dari catatan ilmuwan lain yang mengomentari berbagai pendapat Edward Said. Metode dan teknik yang digunakan penulis ini mengungkap beberapa interpretasi yang meliputi latar belakang, pokok pemikiran dan pertautan pemikiran Edward Said dan poskolonialisme. Pemikirannya tersebut berkembang dan membentuk suatu keunikannya tersendiri beserta perjalanan hidupnya sebagai interniran Palestina yang harus migrasi karena konflik dengan Israel. Pada masa setelah migrasi, kerangka berfikir Edward Said banyak terpengaruh karena pemahamannya terhadap budaya-budaya yang berbeda dan implikasi perbedaan budaya tersebut dalam berbagai kebijakan politik dan wacana masyarakatnya. Pokok pemikiran Edward Said tentang kebudayaan tersebut mengarah pada analisisnya bahwa, polarisasi kebudayaan dan wacana masyarakatnya terjadi karena aspek historis. Edward Said memaksudkan aspek historis tersebut pada masa pra kolonial dan pascakolonial. Menurutnya, pembagian peradaban dunia menjadi Timur dan Barat berasal dari persaingan dan konflik antara peradaban Kristen Eropa dan Islam yang ada di Timur Dekat. Persaingan dan konflik tersebut membawa trauma dan upaya pemisahan diri Kristen Eropa yang mendorong pernyataan "dunia kita dan mereka", juga "peradaban dan barbarian". Penempatan dua wilayah peradaban oleh Kristen Eropa tersebut, tetap berlangsung hingga masa kolonial, walau peradaban Kristen terganti oleh peradaban pasca Renaissance dan Auflarung. Edward Said menilai konsep perbedaan peradaban oleh Eropa ini ditegakkan bersamaan dengan supremasi kolonial melalui militer dan ilmu pengetahuan kolonialis. Supremasi militer kolonialis ditegakkan melalui penetrasi, sedangkan supremasi ilmu pengetahuan dicapai melalui hegemoni persuasif, baik bagi masyarakat kolonialis maupun masyarakat koloni.

Item Type:	Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords:	Pemikiran Edward Wadie Said, Poskolonialisme
Subjects:	B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) D History General and Old World > D History (General)
Divisions:	Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Sejarah
Depositing User:	Fadila Fidini
Date Deposited:	02 Aug 2022 03:41
Last Modified:	02 Aug 2022 03:41
URI:	http://repository.upi.edu/id/eprint/75258

Actions (login required)

View Item