VITALITAS BAHASA IBU DI RUANG VIRTUAL: STUDI SOSIOLINGUISTIK TENTANG PEMERTAHANAN BAHASA SUNDA DI KANAL YOUTUBE FIKSI

Rahmawati, - (2022) VITALITAS BAHASA IBU DI RUANG VIRTUAL: STUDI SOSIOLINGUISTIK TENTANG PEMERTAHANAN BAHASA SUNDA DI KANAL YOUTUBE FIKSI. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_BSI_1804868_Title.pdf

Download (314kB)
[img] Text
S_BSI_1804868_Chapter 1.pdf

Download (164kB)
[img] Text
S_BSI_1804868_Chapter 2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (194kB)
[img] Text
S_BSI_1804868_Chapter 3.pdf

Download (748kB)
[img] Text
S_BSI_1804868_Chapter 4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
[img] Text
S_BSI_1804868_Chapter 5.pdf

Download (46kB)
[img] Text
S_BSI_1804868_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

ABSTRAK Dewasa ini, penggunaan bahasa Sunda di masyarakat mulai mengalami penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan masalah utama dalam penelitian ini: (1) wujud kesetiaan berbahasa Sunda YouTuber, (2) wujud kebanggaan berbahasa Sunda YouTuber, (3) wujud kesadaran akan norma berbahasa Sunda YouTuber, (4) status vitalitas bahasa Sunda dalam kanal YouTube Fiksi, dan (5) respons warganet terhadap konten YouTube Fiksi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif-kuantitatif. Data penelitian ini berupa tuturan YouTuber dan komentar warganet yang bersumber dari kanal YouTube Fiksi. Temuan penelitian ini meliputi tiga hal. Pertama, sikap bahasa YouTuber termasuk ke dalam sikap positif yang ditandai dengan (1) sikap kesetiaan berbahasa Sunda YouTuber mencapai 75,7%, (2) sikap kebanggaan berbahasa Sunda YouTuber mencapai 8,7%, dan (3) sikap kesadaran akan norma berbahasa Sunda YouTuber mencapai 15,7%. Kedua, status vitalitas bahasa Sunda dalam kanal YouTube Fiksi sangat tinggi (aman). Penggunaan bahasa pola dengan menunjukkan bahwa bahasa Sunda intens digunakan pada ranah kekeluargaan dan pertemanan, seperti adik (34,2%), ayah (0,8%), ibu (6,7%), istri (0,8%), kakak (2,5%), dan teman (25,8%). Penelitian ini pun menemukan bahwa YouTuber menggunakan bahasa Sunda dengan warganet (25,8%), pejabat (1,7%), dan pedagang (1,7%). Penggunaan bahasa pola di menunjukkan bahwa bahasa Sunda lebih banyak digunakan di ranah kekeluargaan dengan persentase sebesar 73,7%. Tidak hanya itu, penelitian ini menemukan bahwa YouTuber menggunakan bahasa Sunda pada saat di bukit dan jalan dengan masing-masing persentase sebesar 11,0%, serta bahasa Sunda digunakan di sawah, tempat ibadah, dan tempat bekerja dengan masing-masing persentase sebesar 0,8%. Penggunaan bahasa pola untuk menunjukkan bahwa YouTuber intens menggunakan bahasa Sunda untuk segala bentuk komunikasi, seperti marah (6,8%) dan berdoa (0,4%). Penelitian ini menemukan bentuk lain dari penggunaan bahasa Sunda pola untuk, seperti bertanya (16,2%), mengenalkan budaya Sunda (13,2%), memberi tahu (12,4%), memperingati (5,6%), memerintahkan (5,6%), mengajak (4,3%), dan masih banyak lagi. Ketiga, respons warganet terhadap konten YouTube Fiksi yang termasuk ke dalam preposisi mendukung sebanyak 94,1%, preposisi membantah sebanyak 2,2%, dan preposisi ambigu/netral sebanyak 3,7%. Kata kunci: kanal YouTube Fiksi, respons warganet, sikap bahasa, vitalitas bahasa.   ABSTRACT The use of Sundanese in society starts to decline. This study aims to describe the main problems of this study, namely (1) a form of YouTuber’s loyalty in Sundanese, (2) a form of YouTuber’s pride in Sundanese, (3) a form of YouTuber’s awareness of the norms of Sundanese, (4) the vitality status of Sundanese in Fiksi’s YouTube channel, and (5) netizens' responses to the content of Fiksi’s YouTube channel. This study used a qualitative-quantitative descriptive method. Data were in the form of YouTuber's speeches and netizens' comments on the Fiksi’s YouTube channel. This study revealed three aspects. First, YouTuber's language attitude was considered positive characterized by (1) the YouTuber's loyalty to the Sundanese language reaching 75.7%, (2) the YouTuber's pride in the Sundanese language reaching 8.7%, and (3) YouTuber’s awareness of Sundanese reaching 15.7%. Second, the status of the vitality of the Sundanese on the Fiksi’s YouTube channel was very high (safe). The use of pattern language showed that Sundanese was used intensely in the realm of kinship and friendship, such as younger brother (34.2%), father (0.8%), mother (6.7%), wife (0.8%), older brother (2.5%), and friends (25.8%). This study also found that YouTubers used Sundanese with citizens (25.8%), officials (1.7%), and traders (1.7%). The use of pattern language showed that Sundanese is more widely used in the family domain with a percentage of 73.7%. Moreover, this study found that YouTubers use Sundanese when on the hills and roads with a percentage of 11.0% each. Sundanese was used in rice fields, places of worship, and places of work with a percentage of 0.8 for each. The use of pattern language showed that YouTubers intensely use Sundanese for all forms of communication, such as anger (6.8%) and praying (0.4%). This study found other forms of the use of Sundanese patterns covered asking (16.2%), introducing Sundanese culture (13.2%), informing (12.4%), warning (5.6%), ordering (5.6%), invites (4.3%), and others. Third, netizens' responses to Fiksi’s YouTube content reached 94.1% for supporting, 2.2% for denying, and 3.7% for ambiguous/neutral prepositions. Keywords: Fiksi’s YouTube channel, netizen response, language attitude, language vitality.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Kanal YouTube Fiksi, respons warganet, sikap bahasa, vitalitas bahasa
Subjects: L Education > L Education (General)
P Language and Literature > P Philology. Linguistics
Divisions: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia > Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (nonpendidikan)
Depositing User: Rahmawati
Date Deposited: 27 Jul 2022 06:22
Last Modified: 27 Jul 2022 06:22
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/75187

Actions (login required)

View Item View Item