Nurulaen, Yuyun (2011) MODEL PENGEMBANGAN PEMBINAAN KETAWAKALAN SEBAGAI UPAYA MENGUBAH PERILAKU NARAPIDANA :Studi Deskriptif Analisis di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Bandung. eprint_fieldopt_thesis_type_phd thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
|
Text
d_pu_0808338_table_of_contents.pdf Download (270kB) | Preview |
|
|
Text
d_pu_0808338_chapter1.pdf Download (672kB) | Preview |
|
Text
d_pu_0808338_chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (572kB) |
||
|
Text
d_pu_0808338_chapter3.pdf Download (710kB) | Preview |
|
Text
d_pu_0808338_chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (677kB) |
||
|
Text
d_pu_0808338_chapter5.pdf Download (264kB) | Preview |
|
|
Text
d_pu_0808338_bibliography.pdf Download (295kB) | Preview |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang timbul dalam proses pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan. Seperti masih adanya residivis, pengendalian kejahatan dari dalam, bunuh diri, melarikan diri dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembinaan di Lembaga pemasyarakatan belum optimal. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi dalam pelaksanaan pembinaan. Salah satu solusinya adalah dengan adanya model pengembangan pembinaan ketawakalan sebagi upaya mengubah perilaku narapidana. Penelitian ini bertujuan pertama untuk mengetahui pola pembinaan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Bandung dari berbagai aspeknya. Kedua untuk menghasilkan suatu model pengembangan pembinaan ketawakalan berdasarkan pada realitas kebutuhan di lapangan. Ketiga untuk mengetahui hasil dari penerapan model di lapangan terhadap perilaku narapidana. Metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development) yang dimodifikasi, dengan tiga langkah utama, yaitu 1) studi pendahuluan, 2) pengembangan model, dan 3) Uji Model. Analisis data menggunakan kualitatif-kuantitatif, untuk menjawab identifikasi masalah yang diajukan. Hasil penelitian terbagi pada tiga bagian. Pertama bahwa Lapas Sukamiskin memiliki kekuatan, yaitu fasilitas fisik memadai untuk menunjang seluruh proses kegiatan. Tersedianya SDM yang memadai. Proses system pembinaan cukup lengkap. Kelemahannya; ruangan untuk pembinaan keagamaan kurang memadai. Materi ajar keagamaan bersifat umum tidak terfokus pada kebutuhan narapidana. Belum adanya tenaga ahli khusus di bidang keagamaan. Belum adanya tenaga konseling secara khusus. Peluang yang ada; kerjasama yang terjadi antara pihak LAPAS dengan pihak luar. Ancaman yang terjadi diantaranya dari pihak keluarga yang menengok membebani psikologis narapidana. Adanya ‘stigma’ negative masyarakat kepada narapidana dan mantan narapidana. Kedua, produk model adalah model pengembangan pembinaan ketawakalan bagi narapidana yang merupakan suplemen dari yang sudah ada. Bentuknya adalah; Pemberian buku saku (doa). Buku saku doa diberikan pada warga binaan untuk dibaca dalam kehidupan sehari-hari. Dan, Pemberian materi ceramah-tanya jawab tentang lima ciri ketawakalan dengan pembicara yang berbeda. Ketiga, Hasil dari penerapan model di lapangan: Untuk Pemberian buku saku (doa) WBP yang diberi perlakuan perilakunya berbeda (lebih baik) secara nyata dibandingkan dengan WBP yang tidak diberi perlakuan. Untuk aspek ketawakalan WBP yang diberi perlakuan perilakunya berbeda (lebih baik) secara nyata dibandingkan dengan WBP yang tidak diberi perlakuan. Kesimpulan: bahwa model pengembangan pembinaan ketawakalan berpengaruh terhadap perilaku warga binaan di Lapas Sukamiskin Bandung. Baik bentuk buku saku (doa) ataupun aspek ketawakalan. Rekomendasinya adalah perlu penerapan model ini di Lapas Sukamiskin dengan terus mengadakan perbaikan-perbaiakan terkait model ini. This research is motivated by the occurrences of problems during the imprisonment process at Penitentiary, such as the cases of recidivism, crime organization by prisoners from inside the prison, suicide threat, prison-breaking, etc. These facts show that current programs as a process of rehabilitation at the Penitentiary have not yet been optimum. For this reason, there should be an innovation in its implementation. One of the solutions is the development of ‘religious obedience’ among prisoners to change and shape their attitude. The aims of this research are: firstly, to identify the patterns of rehabilitation process at Sukamiskin Penitentiary, Bandung, from all aspects. Secondly, to develop a model of rehabilitation process named ‘religious obedience’ based on the practical needs of prisoners, and, thirdly, to observe the impacts of the implementation of this model on prisoners’ attitude. It is a type of research and development project conducted by implementing three major steps: 1) preliminary study, 2) model development, and 3) model experimentation. The data gained from this research are analyzed by using qualitative-quantitative method, intended to provide answers to the identified research problems. The results of the research can be classified into three points. The first, Sukamiskin Penitentiary has strengths and weaknesses. The strengths include the availability of adequate facilities, sufficient human resources, and complete processes of development system. However, there are some weaknesses identified in this penitentiary: rooms for religious programs are not sufficient, materials for religious development are too general or are not specifically addressed prisoners’ needs, and lack of specialists as well as particular consultants for religious matters. However, there is a likely potential: i.e. cooperation between Penitentiary management and outside parties. Besides, there is a threat resulting from family visits that affect prisoners’ psychological conditions and from a negative ‘stigma’ to prisoners or ex-prisoners in the society. The second, the product of the model is a developed model of ‘religious obedience’ rehabilitation process functioning as a supplement to the existing system. The model is implemented by providing the prisoners with a pocket book (completed with prayers). The book is given to them to be read and understood for their daily life. In addition, the model is also implemented through speeches delivered by several speakers and complemented by a question-answer session. The third, it can be identified from the implementation: WBPs (prisoners) undergoing this type of rehabilitation process show different (or better) attitude than those who are not. In a nutshell: a developed model of rehabilitation process of religious obedience works well to improve the prisoners attitude at Sukamiskin Penitentiary, Bandung, by providing prayer pocket book or delivering speeches about resignation attitude. Furthermore, it is recommended that the model should be implemented and continuously improved at Sukamiskin Penitentiary.
Item Type: | Thesis (eprint_fieldopt_thesis_type_phd) |
---|---|
Additional Information: | No Panggil D PU NUR m-2011 |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Umum/Nilai S-3 |
Depositing User: | Staf Koordinator 3 |
Date Deposited: | 11 Jun 2014 07:35 |
Last Modified: | 11 Jun 2014 07:35 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/7466 |
Actions (login required)
View Item |