Dedi Sulaeman, - (2005) PROSES MORFOFONOLOGIS DALAM PEMBENTUKAN KOSAKATA YANG DIPAKAI DALAM BAHASA GAUL KREASI DEBBY SAHERTIAN. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
T_BIND_039542_Title.pdf Download (397kB) |
|
Text
T_BIND_039542_Chapter1.pdf Download (319kB) |
|
Text
T_BIND_039542_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (672kB) |
|
Text
T_BIND_039542_Chapter3.pdf Download (240kB) |
|
Text
T_BIND_039542_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
|
Text
T_BIND_039542_Chapter5.pdf Download (87kB) |
|
Text
T_BIND_039542_Bibliography.pdf Download (84kB) |
|
Text
T_BIND_039542_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
Abstract
Layaknya bahasa alami, bahasa buatan {artificial) pun memiliki sistematika {grammar) tersendiri. Begitupun dengan bahasa gaul Debby Sahertian, bahasa ini tergolong pada bahasa artifisial, yaitu bahasa yang kosakata dan tata bahasanya diciptakan oleh Debby. Dari zaman ke zaman bahasa gaul memiliki karakteristik berbeda-beda, begitu pula dengan bahasa gaul kreasi Debby Sahertian. Namun, pada bahasa gaul Debby ini, penulis menemukan beberapa kejanggalan, di antaranya adalah adanya campuran antara bahasa Indonesia standar dan bahasa gaul serta jumlah kosakatanya masih didominasi oleh bahasa standar. Atas dasar pemikiran ini, penulis ingin meneliti bagaimana proses morfofonologis pembentukan kosakata kreasi Debby Sahertian sehingga tidak semua kata dapat diubah menjadi bahasa gaul. Pada dasarnya setiap bahasa artifisial atau bahasa gaul memiliki sistematika tersendiri dalam proses pembentukannya, baik itu menciptakan bahasa baru ataupun modifikasi dari bahasa sebelumnya. Pada pembahasan mengenai bahasa gaul ini, penusi menggunakan dua teori utama, yaitu teori tentang struktur internal perubahan kosakatanya dan kedua tentang bahasa artifisial yang meliputi kriteria serta contohnya. Adapun struktur internal itu meliputi penambahan fonem, pengurangan fonem, metatesis, blending, serta pemendekan. Sedangkan teori bahasa artifisial meliputi sistem suara, morfem, sintaksis, pemaknaan, serta aturan-aturan lainnya yang harus dipakai dalam bahasa buatan tersebut. Dalam hal ini, penulis mengetengahkan teori mengenai standar bahasa artifisial dengan mengambil contoh bahasa Esperanto sebagai bahasa artifisial yang ideal. Untuk bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian di atas, penulis menggunakan dua instrumen penelitian, yaitu: analisis isi dan perekaman. Analisis isi digunakan oleh penulis untuk mengkaji serta menganalisis kosakata yang ada dalam Kamus gaul Debby Sahertian. Perekaman digunakan.(fleh penulis untuk mengetahui konteks pemakaian serta kemungkinan adanya penambahan kosakata yang tidak tercantum dalam Kamus gaul Debby Sahertian tersebut. Dari analisis instrumen analisis isi dan perekaman, penulis mendapatkan 720 data sebagai korpus penelitian. Dalam menganalisis korpus, penulis membahasnya dengan mengkategorikan ke dalam beberapa kategori dan ditemukan sebanyak 280 tergolong pada proses penambahan, pengurangan, pemendekan, akronim, smgkatan, perubahan konsonan, perubahan vokal, metatesis, perubahan campuran, kosakata arbitrer serta kosakata asosiasi. Adapun sisanya, sebanyak 440 kosakata tergolong padaproses substitutif. Dari penemuan proses morfofonologis di atas, penulis menyimpulkan bahwa dalam bahasa gaul kreasi Debby tidak memiliki kaidah yang tetap yang bisa diterapkan untuk semua kata. Dengan tidak adanya kaidah yang pasti serta terbatasnya kosakata yang ada dalam bahasa gaul itu, maka keberterimaan bahasa gaul itu kurang bisa diterima. Dengan demikian, masa depan bahasa gaul ini pun akan—sedikit demi sedikit—punah.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Proses Morfofonologis |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Bahasa Indonesia S-2 |
Depositing User: | muhammad widhianto abdillah |
Date Deposited: | 15 Jul 2022 04:17 |
Last Modified: | 15 Jul 2022 04:17 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/74319 |
Actions (login required)
View Item |