Vira Anindhita Winata, - (2022) DISTRICT OECUSSI: Sengketa Wilayah Perbatasan Darat Indonesia-Timor Leste (2002-2019). S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
S_SEJ_1803961_Title.pdf Download (469kB) |
|
Text
S_SEJ_1803961_Chapter1.pdf Download (187kB) |
|
Text
S_SEJ_1803961_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (257kB) |
|
Text
S_SEJ_1803961_Chapter3.pdf Download (236kB) |
|
Text
S_SEJ_1803961_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
|
Text
S_SEJ_1803961_Chapter5.pdf Download (148kB) |
|
Text
S_SEJ_1803961_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis pada masalah perbatasan wilayah Timor Leste dan Indonesia yang terletak di tengah-tengah Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Kupang, wilayah tersebut kemudian memiliki beberapa segmen perbatasan yang masih belum terselesaikan hingga tahun 2019. Permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini menyangkut bagaimana sengketa perbatasan ini terjadi hingga penyelesaian masalah beberapa segmen di perbatasan Oecussi dari tahun 2002-2019. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana sengketa di wilayah perbatasan Oecussi hingga proses penyelesaiannya. Penelitian ini dikaji dengan menggunakan metode historis yang terdiri dari empat langkah penelitian yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil temuan penelitian, sengketa yang terjadi di wilayah perbatasan Oecussi dilatarbelakangi oleh perbedaan interpretasi terkait dengan penafsiran Traktat 1904 dan PCA 1914. Proses sengketa di wilayah perbatasan Oecussi dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu unresolved dan unsurveyed. Sengketa tersebut memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat seperti tumpang tindih klaim kepemilikan lahan di wilayah perbatasan yang menimbulkan adanya permasalahan sosial dan ekonomi di perbatasan. Sebagai upaya untuk menyelesaikan demarkasi di perbatasan, kedua belah pihak melakukan diplomasi di tiga level, yaitu JMC, JBC, dan TSC-BDR. Selain itu, pemerintah daerah pun berinisiatif melibatkan tokoh adat sehingga proses penyelesaian sengketa wilayah berjalan lebih efektif. Kesimpulannya berawal dari adanya perbedaan interpretasi terkait dengan beberapa segmen di wilayah perbatasan enclave Oecussi Timor Leste dengan Indonesia, pada akhirnya menimbulkan terjadinya konflik yang tidak dapat dihindari lagi. Perbedaan interpretasi tersebut membuat adanya penolakan dari masyarakat untuk dilakukan survei sehingga dalam proses penyelesaiannya pun melibatkan berbagai institusi dan berlangsung cukup lama. This research is motivated by the author’s interest in the border issue of Timor Leste and Indonesia which is located in the middle of the North Central Timor City and Kupang, the region then has several border segments that still unresolved until 2019. The main problem studied in this study conncerns how border dispute occurred until resolution of the problem of several segments on the Oecussi border from 2002-2019. In general, this study aims to analyze how disputes in the Oecussi border region are resolved and how they are resolved. This study uses the historical method which consists of four research steps, namely heuristics, critism, interpretation, and historiography. Based on the research findings, disputes that occur in the Oecussi border region are motivated by different interpretations of the Treaty 1904 and the PCA 1914. The disputes process in the Oecussi border region are grouped into two parts, namely unresolved and unsurveyed. The dispute has an impact on people’s lives such as overlapping land ownership claims in the border area which creates social and economic problems at the border. In an effort to complete the demarcation at the border, the two sides carried out diplomacy at at three levels namely JMC, JBC and TSC-BDR. In addition, the local government also took the initiative to involve traditional leaders so that the process of resolving territorial disputes was more effective. The conclusion starts from the different interpretations related to several segments in the border area of the Oecussi enclave of Timor Leste with Indonesia which in the end led to conflicts that could not be avoided anymore. The difference interpretation has led to a refusal from the community to conduct a survey so that the completion process involves various institutions and takes quite a long time.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | District Oecusse, Enclave Region, Indonesia-Timor Leste. |
Subjects: | D History General and Old World > D History (General) D History General and Old World > DS Asia L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Sejarah |
Depositing User: | Unnamed user with email anindhita@upi.edu |
Date Deposited: | 17 May 2022 00:54 |
Last Modified: | 17 May 2022 00:54 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/72288 |
Actions (login required)
View Item |