Tiara Gustie, - (2022) PERAN KOMUNITAS “SAPATAPAAN” DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DESA CITENGAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
|
Text
S_SOS_1705224_Title.pdf Download (855kB) | Preview |
|
|
Text
S_SOS_1705224_Chapter 1.pdf Download (610kB) | Preview |
|
Text
S_SOS_1705224_Chapter 2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (831kB) |
||
|
Text
S_SOS_1705224_Chapter 3.pdf Download (526kB) | Preview |
|
Text
S_SOS_1705224_Chapter 4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (427kB) |
||
|
Text
S_SOS_1705224_Chapter 5.pdf Download (561kB) | Preview |
|
Text
S_SOS_1705224_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (2MB) |
Abstract
Komunitas merupakan sekelompok orang yang terbentuk atas dasar adanya kesamaan minat, ide, tujuan, hobi, nilai-nilai, daerah tempat tinggal, dan lain-lainnya yang anggotanya miliki kemudian menjalin interaksi bersama. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberadaan Komunitas “Sapatapaan” di Desa Citengah yang sedang mengembangkan ekowisata, sebuah wisata alam yang menekankan pada unsur konservasi (pelestarian) alam dan budaya serta terdapat aspek edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Namun, dalam perjalanannya terjadi penurunan jumlah anggota komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang Peran Komunitas “Sapatapaan” dalam Pengembangan Ekowisata. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Citengah Kabupaten Sumedang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari Komunitas “Sapatapaan”, masyarakat setempat, dan Pemerintah Desa Citengah atau yang mewakilkan. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik observasi, non-partisipasi, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Berdasarkan perolehan dari lapangan, didapatkan hasil penelitian bahwa: (1) Sosialisasi yang dilakukan oleh Komunitas “Sapatapaan” sehubungan dengan pengembangan ekowisata cenderung tertutup, bertahap dan perlahan. Hal yang disosialisasikan yakni terkait bidang lingkungan hidup yaitu konservasi lingkungan melalui pemasangan baliho, konservasi melalui fotografi, dan sosialisasi represif. (2) Peran yang dilakukan Komunitas “Sapatapaan” dalam menggerakan partisipasi masyarakat setempat yakni memberikan kesempatan kerja, memberikan ilmu, arahan, dan bantuan, penyadaran, pemberian pengaruh, dan ajakan berdiskusi dan berpikir kreatif. (3) Ada berbagai bentuk hubungan kerjasama yang dilakukan Komunitas “Sapatapaan” yaitu kerjasama izin pengelolaan tanah desa, promosi wisata, terkait konservasi lingkungan, seni dan budaya. (4) Upaya yang dilakukan Komunitas “Sapatapaan” untuk menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan ekowisata yaitu dengan cara menjelaskan dan menanamkan nilai-nilai perjuangan kepada anggota dan masyarakat yang terlibat, membangun tanggul untuk mengatasi banjir di tempat ekowisata, dan pendanaan untuk pengembangan ekowisata dibiayai oleh ketua komunitas. Community is a group of people formed on the basis of common interests, ideas, goals, hobbies, values, area of residence, and others whose members then interact together. This research is motivated by the existence of the “Sapatapaan” Community in Citengah Village which is developing ecotourism, a nature tourism that emphasizes elements of nature and cultural conservation and there are aspects of education and community empowerment. However, along the way there has been a decline in the number of community members. This study aims to get an overview of the role of the “Sapatapaan” Community in Ecotourism Development. This research was conducted in Citengah Village, Sumedang Regency. The approach used in this research is qualitative research with descriptive method. The subjects in this study consisted of the “Sapatapaan” Community, the local community, and the Citengah Village Government or their representatives. Data was collected using observation, non-participation, in-depth interviews and documentation studies. Based on the results from the field, it was found that: (1) The socialization carried out by the “Sapatapaan” Community regarding the development of ecotourism tends to be closed, gradually and slowly. Things that were socialized were related to the environmental field, namely environmental conservation through the installation of billboards, conservation through photography, and repressive socialization (2) The role played by the "Sapatapaan" Community in mobilizing the participation of the local community, namely providing job opportunities, providing knowledge, direction, and assistance, awareness, giving influence, and inviting discussion and creative thinking. (3) There are various forms of cooperative relationships carried out by the "Sapatapaan" Community, namely cooperation in village land management permits, tourism promotion, related to environmental conservation, arts and culture. (4) Efforts made by the “Sapatapaan” Community to resolve the obstacles faced in the development of ecotourism, namely by explaining and instilling the values of struggle to the members and communities involved, building embankments to overcome flooding in ecotourism sites, and funding for the development of ecotourism. ecotourism is financed by the community leader.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Peran, Komunitas, Pengembangan Pariwisata, Ekowisata |
Subjects: | H Social Sciences > HM Sociology L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Sosiologi |
Depositing User: | Tiara Gustie |
Date Deposited: | 18 Apr 2022 05:12 |
Last Modified: | 18 Apr 2022 05:12 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/71894 |
Actions (login required)
View Item |