Ridha Maulana, - (2021) ANALISIS DISTINGSI MAKNA STANDARISASI MASKULINITAS SEBAGAI FAKTOR PEMBENTUK BIAS IDENTITAS GENDER PADA REMAJA. S1 thesis, universitas Pendidikan Indonesia.
Text
S_SOS_1703026_Title.pdf Download (226kB) |
|
Text
S_SOS_1703026_Chapter1.pdf Download (109kB) |
|
Text
S_SOS_1703026_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (166kB) |
|
Text
S_SOS_1703026_Chapter3.pdf Download (143kB) |
|
Text
S_SOS_1703026_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (208kB) |
|
Text
S_SOS_1703026_Chapter5.pdf Download (86kB) |
|
Text
S_SOS_1703026_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (728kB) |
Abstract
ABSTRAK Distingsi makna standarisasi maskulinitas merupakah kenyataan sosial yang ada di masyarakat terkait bagaimana masyarakat melihat standarisasi maskulinitas terhadap laki-laki berdasarkan perspektifnya masing-masing. Hal tersebut dapat melahirkan kondisi “Distingsi” atau “Berbeda-beda” terhadap pemaknaan standarisasi maskulinitas itu sendiri. Secara teoritis, hal tersebut dapat menimbulkan sebuah kondisi bias, dimana laki-laki tidak tahu mana standar-standar maskulinitas yang seyogyanya ia pegang atau ambil. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisis terhadap keanekaragaman perspektif masyarakat terhadap pemaknaan standarisasi maskulinitas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan Teori Looking Glass Self atau Teori Cermin Diri oleh Charles Horton Cooley sebagai pisau analisisnya, sehingga analisisnya dapat dikupas secara mandala. Selain itu, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, studi literatur, dan studi dokumentasi, serta analisis datanya meliputi reduksi data dimana peneliti mereduksi data meliputi memilih, merangkum dan, memfokuskan pada hal yang berkaitan dengan data penelitian, penyajian data dimana peneliti menyajikan hasil data yang telah direduksi, dan penarikan kesimpulan, yaitu peneliti menarik intisari dari data yang disajikan tersebut. Adapun temuan penelitian ini adalah perspektif yang berbeda- beda terhadap pemaknaan standarisasi maskulinitas melahirkan kondisi “Distingsi” yang didasari oleh faktor yang mempengaruhi pemaknaan standarisasi maskulinitas, serta terdapat perbedaan indikator pemaknaan standarisasi maskulinitas, yaitu: indikator pemaknaan standarisasi maskulinitas klasikindikator pemaknaan standarisasi maskulinitas kontemporer, dan indikator pemaknaan standarisasi maskulinitas netral/imbang. Selain itu, dalam pemaknaan standarisasi maskulinitas terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perspektif masyarakat, yaitu: sosial-budaya, sosial-ekonomi, pendidikan, dan agama. Faktor- faktor tersebut juga mempengaruhi siswa merepresentasikan dirinya di sekolah dengan kondisi yang tidak nyaman, bingung, dan tidak terarah akibat atau sering disebut dengan kondisi bias. Kata Kunci: Bias, Distingsi, Gender, Identitas Gender, Maskulinitas, Remaja, dan Standarisasi Maskulinitas ABSTRACT Distinguishing the meaning of standardization of masculinity is a social reality that exists in society regarding how society sees standardization of masculinitytowards men based on their respective perspectives. This can give birth to the condition of "Difference" or "Different" to the meaning of standardization of masculinity itself. Theoretically, this can lead to a bias condition, where men do not know which standards of masculinity he should hold or take. This study aims to provide an analysis of the diversity of community perspectives on the meaning of masculinity standardization. This study uses a qualitative descriptive research method using the Looking Glass Self Theory or the Mirror Self Theory by Charles Horton Cooleyas a knife of analysis, so that the analysis can be analyzed in a mandala manner. In addition, the data collection techniques used are observation, interviews, literature studies, and study documentation, and the data analysis includes data reduction where researchers reduce data including selecting, summarizing and focusing on matters related to research data, data presentation where researchers presenting the results of the data that has been reduced, and drawing conclusions, namely the researcher draws the essence of the data presented. The findings of this study are different perspectives on the meaning of standardization of masculinity to the condition of "Difference" based on factors that affect the meaning of standardization of masculinity, and there are different indicators of meaning of standardization of masculinity, namely: indicators of meaning of standardization of classical masculinity, indicators of meaning of standardization of contemporary masculinity, and indicators of the meaning of neutral/balanced masculinity standardization. In addition, in the meaning of standardization of masculinity there are factors that influence the perspective of society, namely: socio-cultural, socio- economic, educational, and religious. These factors also influence students to represent themselves in school with uncomfortable, confused, and undirected conditions as a result or often referred to as bias conditions. Keywords: Bias, Distinction, Gender, Gender Identity, Masculinity, Youth, and Masculinity Standardization
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Bias, Distingsi, Gender, Identitas Gender, Maskulinitas, Remaja, dan Standarisasi Maskulinitas |
Subjects: | H Social Sciences > HM Sociology L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Sosiologi |
Depositing User: | Ridha Maulana |
Date Deposited: | 09 Dec 2021 02:34 |
Last Modified: | 09 Dec 2021 02:34 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/69846 |
Actions (login required)
View Item |