STRUKTUR DAN NILAI-NILAI PANTUN MELAYU DI KOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATRA UTARA DAN PERANCANGANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR PUISI LAMA DI SMP

Nurdamayanti, (2014) STRUKTUR DAN NILAI-NILAI PANTUN MELAYU DI KOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATRA UTARA DAN PERANCANGANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR PUISI LAMA DI SMP. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img]
Preview
Text
T_BIND_1204632_Title.pdf

Download (120kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_BIND_1204632_Abstract.pdf

Download (268kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_BIND_1204632_Table of Content.pdf

Download (288kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_BIND_1204632_Chapter1.pdf

Download (249kB) | Preview
[img] Text
T_BIND_1204632_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (380kB)
[img]
Preview
Text
T_BIND_1204632_Chapter3.pdf

Download (268kB) | Preview
[img] Text
T_BIND_1204632_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
[img]
Preview
Text
T_BIND_1204632_Chapter5.pdf

Download (425kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_BIND_1204632_Chapter6.pdf

Download (165kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_BIND_1204632_Bibliography.pdf

Download (219kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_BIND_1204632_Title.pdf

Download (120kB) | Preview
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Penelitian ini berjudul “Struktur dan Nilai-Nilai Pantun Melayu di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara dan Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama di SMP”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) struktur Pantun Melayu di Kota Tebing Tinggi, Provinsi Sumatra Utara, (2) nilai-nilai yang terkandung dalam Pantun Melayu di Kota Tebing Tinggi, Provinsi Sumatra Utara, dan (3) perancangan bahan ajar sastra dengan menggunakan hasil analisi stuktur dan nilai-nilai dalam Pantun Melayu di Kota Tebing Tinggi, Provinsi Sumatra Utara. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode dekriptif analisis. Metode analisis deskripsi sesuai dengan hakikatnya adalah data yang telah terkumpul itu kemudian diseleksi, dikelompokkan, dilakukan pengkajian, dinterpretasi, dan disimpulkan. Selanjutnya hasil simpulan itu dideskripsikan. Pendeskripsian data-data dilakukan dengan mengetengahkan fakta berhubungan dengan struktur dan nilai karakter dalam Pantun Melayu di Kota Tebing Tinggi, Provinsi Sumatra Utara yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini yang kemudian hasil analisis tersebut dirancang untuk menjadi bahan ajar. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Sumber data terdiri dari: (1) rekaman berbagai acara, (2) sumber cetak, berupa buku dan brosur. Data dalam penelitian ini adalah pantun-pantun yang tedapat dalam sumber data, dengan rincian 33 teks pantun dari rekaman dan 39 teks pantun dari sumber cetak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Secara umum Pantun Melayu di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara merupakan pantun biasa yang terdiri dari 4 larik, dan hanya 1 bait yang merupakan talibun, (2) terdapat 47 teks pantun memiliki larik yang terdiri dari suku kata yang jumlahnya melebihi syarat pantun yang baik, yaitu antara 11 sampai 20 suku kata, (3) rima yang paling banyak terdapat di dalam Pantun Melayu di Kota Tebing Tinggi adalah rima tak sempurna dan tertutup. Sedangkan berdasarkan letaknya, rima yang paling banyak adalah rima tegak serta rima akhir dan bersilang, (4) secara umum Pantun Melayu di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara berpola a-b-a-b, hanya 3 bait yang berpola a-a-a-a, (5) permasalahan yang paling banyak yang dibahas dalam Pantun Melayu di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara adalah masalah agama dan sosial hal ini melambangkan kehidupan masyarakat Melayu yang sangat menjunjung tinggi agama dan kehidupan bermasyarakat, (6) secara umum Pantun Melayu di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara merupakan pantun orang tua, hanya 8 teks yang merupakan pantun orang muda, (7) nilai yang paling banyak terkandung dalam Pantun Melayu di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara adalah nilai religius dan tanggung jawab, (8) dari aspek struktur tidak semua Pantun Melayu di Kota Tebing Tinggi dapat dijadikan sebagai bahan ajar pantun. Hal ini disebabkan karena beberapa teks pantun memiliki larik yang terdiri dari suku kata yang jumlahnya melebihi syarat pantun yang baik, yang diutarakan oleh Badudu, yaitu antara 8 sampai 10 suku kata. Oleh karena itu, dalam merancang bahan ajar dengan menggunakan Pantun Melayu di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara perlu dilakukan pemilihan, hanya pantun-pantun yang memenuhi struktur pantun yang baik dijadikan sebagai bahan ajar.

Item Type: Thesis (S2)
Subjects: Universitas Pendidikan Indonesia > Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Bahasa Indonesia S-2
Divisions: Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Bahasa Indonesia S-2
Depositing User: DAM STAF Editor
Date Deposited: 14 Mar 2014 08:48
Last Modified: 14 Mar 2014 09:08
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/6958

Actions (login required)

View Item View Item