ANALISIS KONTRASTIF AFIKS PEMBENTUK VERBA BAHASA INDONESIA DAN BAHASA JEPANG SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR AFIKSASI PEMELAJAR BIPA JEPANG

Thalya Tresna Daya Nygraha, - (2021) ANALISIS KONTRASTIF AFIKS PEMBENTUK VERBA BAHASA INDONESIA DAN BAHASA JEPANG SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR AFIKSASI PEMELAJAR BIPA JEPANG. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_IND_1702293_Title.pdf

Download (3MB)
[img] Text
S_IND_1702293_Chapter1.pdf

Download (3MB)
[img] Text
S_IND_1702293_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (3MB)
[img] Text
S_IND_1702293_Chapter3.pdf

Download (3MB)
[img] Text
S_IND_1702293_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (477kB)
[img] Text
S_IND_1702293_Chapter5.pdf

Download (3MB)
[img] Text
S_IND_1702293_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (2MB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh data dan wawancara bahwa pemelajar BIPA Jepang mengalami kesulitan dalam menguasi materi afiks pembentuk verba bahasa Indonesia karena perbedaan struktur dengan bahasa pertama. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan perbandingan afiks pembentuk verba bahasa Indonesia dan bahasa Jepang berdasarkan (1) proses afiksasi pembentuk verba; (2) persamaan dan perbedaan afiks pembentuk verba; dan (3) menyusun bahan ajar BIPA sebagai implikasi dari hasil analisis kontrastif afiks pembentuk verba. Penelitian ini perlu dilakukan karena dengan membandingkan struktur B1 dan B2, pengajar dapat membantu pemelajar BIPA dalam mengatasi kesulitan mempelajari bahasa Indonesia. Pendekatan yang digunakan adalah analisis kontrastif dan metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data kata-kata yang mengandung afiks pembentuk verba yang diperoleh dari buku dan website dari kedua bahasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara afiks pembentuk verba bahasa Indonesia dan bahasa Jepang. Persamaan dapat dilihat dari (1) afiks dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang sama-sama bermakna ‘melakukan’; (2) proses afiks pembentuk verba bahasa Indonesia dan bahasa Jepang dilakukan melalui proses afiksasi; dan (3) bentuk proses afiks pembentuk verba bahasa Indonesia dan bahasa Jepang adalah derivasi. Adapun perbedaan dapat dilihat dari (1) pembentukan afiks pembentuk verba pada konjugasi verba bahasa Indonesia dan bahasa Jepang; (2) perbedaan alomorf; (3) perbedaan makna sufiks bermakna negasi, yaitu tidak adanya afiks bermakna negasi dalam bahasa Indonesia, sedangkan dalam bahasa Jepang ditemukan afiks bermakna ‘negasi’, yaitu sufiks -nai; dan (4) perbedaan makna gramatikal lampau. Sementara itu, implikasi bahan ajar yang disusun menghasilkan urutan materi sebagai berikut: (1) afiksasi secara umum; dan (2) afiks pembentuk verba bahasa Indonesia dan bahasa Jepang yaitu prefiks (me-, dan ber-), sufiks (-i), konfiks (ber-an dan ke-an), dan kombinasi afiks (me-i dan me-ka) bahasa Indonesia, sedangkan sufiks (-suru, -garu, -nai, -you, -masu, -ta, -u, dan -ba/-eba) bahasa Jepang. This research is motivated by data and interview that Japanese BIPA students have difficulty in mastering the material of Indonesian verb-forming affixes because of differences in structure with the first language. The purpose of this study is to describe the comparison of Indonesian and Japanese verb-forming affixes based on (1) the process of verb-forming affixation; (2) similarities and differences of verb-forming affixes; and (3) compiling BIPA teaching materials as implications of the results of contrastive analysis of verb-forming affixes. This research needs to be done because by comparing the structure of B1 and B2, teachers can help BIPA students in overcoming difficulties in learning Indonesian. The approach used is contrastive analysis and the method used is descriptive qualitative. The data sources used are data of words containing verb-forming affixes obtained from books and websites of both languages. The results showed that there were some similarities and differences between Indonesian and Japanese verb-forming affixes. The similarities can be seen from (1) affixes in Indonesian and Japanese both mean 'to do'; (2) the process of affixes forming Indonesian and Japanese verbs is carried out through an affixation process; and (3) the form of the affix process that forms Indonesian and Japanese verbs is derivation. The differences can be seen from (1) the formation of verb-forming affixes in Indonesian and Japanese verb conjugations; (2) allomorph differences; (3) the difference in the meaning of suffixes meaning negation, namely the absence of affixes meaning negation in Indonesian, while in Japanese, affixes meaning 'negation' are found, namely the suffix -nai; and (4) differences in past grammatical meanings. Meanwhile, the implications of the compiled teaching materials produce the following material sequences: (1) general affixation; and (2) affixes forming Indonesian and Japanese verbs, namely prefixes (me-, and ber-), suffixes (-i), confixes (ber-an and ke-an), and combinations of affixes (me-i and me- ka) in Indonesian, while the suffixes (-suru, -garu, -nai, -you, -masu, -ta, -u, and -ba/-eba) are in Japanese.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: contrastive analysis, verb-forming affixes, BIPA teaching materials
Subjects: L Education > L Education (General)
P Language and Literature > P Philology. Linguistics
Divisions: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia > Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: Thalya Tresna Daya Nugraha
Date Deposited: 01 Oct 2021 07:01
Last Modified: 01 Oct 2021 07:01
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/67946

Actions (login required)

View Item View Item