PENGARUH TEKNIK KONSELING TERHADAP HARGA DIRI ANAK TUNALARAS DI SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA

Airin Rahimi, - (2010) PENGARUH TEKNIK KONSELING TERHADAP HARGA DIRI ANAK TUNALARAS DI SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
s_plb_045724_table_of_content.pdf

Download (246kB)
[img] Text
s_plb_045724_chapter1.pdf

Download (277kB)
[img] Text
s_plb_045724_chapter3.pdf

Download (358kB)
[img] Text
s_plb_045724_chapter5.pdf

Download (253kB)
[img] Text
s_plb_045724_bibliography.pdf

Download (259kB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Anak tunalaras yang merupakan anak dengan penyimpangan perilaku disebabkan adanya hambatan emosi dan/atau sosial seringkali tidak diterima di lingkungannya. Mereka kerap distigmakan sebagai anak nakal dan pembuat onar. Hal ini berpengaruh tehadap harga diri (self esteem) mereka. Program konseling merupakan sebuah intervensi yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan harga diri pada anak tunalaras tersebut. Program konseling ini merupakan program dengan lima tema utama yang mengangkat tentang pemahaman potensi diri. Mulai dari Identify of Self Esteem, My Body:”I’m Strong!”, My Mind: “I’m Smart!”, My Soul: “I’m Noble!”, dan I Love My Self: “I’m Perfect”. Dengan menggunakan tiga teknik konseling, yakni client centered, behavioristik dan eklektik. Penelitian yang dilakukan di SLB E Prayuwanana Yogyakarta ini melibatkan dua subjek penelitian kelas enam dengan spektrum ketunalarasan agresif-destruktif dan inadequated immature dimension (nonagresif). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan uji hipotesis chi kuadrat (x2) yang juga membandingkan antara frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi dengan signifikansi 5%. Hasil penelitian menyatakan seluruh Ho diterima. Ini menyatakan bahwa tidak terdapat kesamaan pengaruh yang signifikan antara teknik harga diri client centered, behavioristik, maupun eklektik terhadap harga diri anak tunalaras secara umum ataupun berdasarkan unsur-unsur harga diri meliputi power, significance, virtue dan compentence. Dinyatakan bahwa anak agresif cocok diberikan program konseling dengan menggunakan teknik behavioristik (terhadap unsur power dan virtue) dan teknik eklektik (untuk unsur significance dan competence). Sedangkan bagi anak tunalaras nonagresif lebih sesuai menggunakan teknik konseling client-centered (untuk unsur virtue, significance dan compentence) serta teknik eklektik (untuk unsur power). Anak tunalaras yang merupakan anak dengan penyimpangan perilaku disebabkan adanya hambatan emosi dan/atau sosial seringkali tidak diterima di lingkungannya. Mereka kerap distigmakan sebagai anak nakal dan pembuat onar. Hal ini berpengaruh tehadap harga diri (self esteem) mereka. Program konseling merupakan sebuah intervensi yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan harga diri pada anak tunalaras tersebut. Program konseling ini merupakan program dengan lima tema utama yang mengangkat tentang pemahaman potensi diri. Mulai dari Identify of Self Esteem, My Body:”I’m Strong!”, My Mind: “I’m Smart!”, My Soul: “I’m Noble!”, dan I Love My Self: “I’m Perfect”. Dengan menggunakan tiga teknik konseling, yakni client centered, behavioristik dan eklektik. Penelitian yang dilakukan di SLB E Prayuwanana Yogyakarta ini melibatkan dua subjek penelitian kelas enam dengan spektrum ketunalarasan agresif-destruktif dan inadequated immature dimension (nonagresif). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan uji hipotesis chi kuadrat (x2) yang juga membandingkan antara frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi dengan signifikansi 5%. Hasil penelitian menyatakan seluruh Ho diterima. Ini menyatakan bahwa tidak terdapat kesamaan pengaruh yang signifikan antara teknik harga diri client centered, behavioristik, maupun eklektik terhadap harga diri anak tunalaras secara umum ataupun berdasarkan unsur-unsur harga diri meliputi power, significance, virtue dan compentence. Dinyatakan bahwa anak agresif cocok diberikan program konseling dengan menggunakan teknik behavioristik (terhadap unsur power dan virtue) dan teknik eklektik (untuk unsur significance dan competence). Sedangkan bagi anak tunalaras nonagresif lebih sesuai menggunakan teknik konseling client-centered (untuk unsur virtue, significance dan compentence) serta teknik eklektik (untuk unsur power).

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Harga diri anak tunalaras, Teknik Konseling
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan > Pendidikan Luar Biasa
Depositing User: Arfani
Date Deposited: 04 Aug 2023 08:23
Last Modified: 04 Aug 2023 08:23
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/67448

Actions (login required)

View Item View Item