PERANAN DEBUS DALAM PEMBINAAN BUDAYA KEWARGANEGARAAN (CIVIC CULTURE) PADA MASYARAKAT BANTEN

Widyasari, Noviyanti (2014) PERANAN DEBUS DALAM PEMBINAAN BUDAYA KEWARGANEGARAAN (CIVIC CULTURE) PADA MASYARAKAT BANTEN. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img]
Preview
Text
S_PKN_1000287_Title.pdf

Download (267kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_PKN_1000287_Abstract.pdf

Download (393kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_PKN_1000287_Table_of_Content.pdf

Download (284kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_PKN_1000287_Chapter1.pdf

Download (364kB) | Preview
[img] Text
S_PKN_1000287_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (645kB)
[img]
Preview
Text
S_PKN_1000287_Chapter3.pdf

Download (385kB) | Preview
[img] Text
S_PKN_1000287_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (692kB)
[img]
Preview
Text
S_PKN_1000287_Chapter5.pdf

Download (275kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_PKN_1000287_Bibilography.pdf

Download (267kB) | Preview
[img] Text
S_PKN_1000287_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (276kB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Kesenian debus adalah salah satu kesenian daerah Banten warisan leluhur yang masih dipertahankan dan dilestarikan sebagai bentuk identitas masyarakat Banten. Nilai-nilai budaya debus sebagian besar dipengaruhi oleh unsur-unsur agama islam yang dijadikan acuan oleh masyarakat dalam bertingkah laku sehingga identitas sosial budaya masyarakatnya dikenal sebagai masyarakat yang religius, dalam penelitian ini terdapat empat permasalahan, yaitu: (1) Nilai-nilai budaya apa saja yang terkandung dalam debus berkaitan dengan pembinaan budaya kewarganegaraan (civic culture) untuk mempertahankan kearifan lokal, (2) Bagaimana strategi/metode pewarisan nilai-nilai budaya debus dalam pembinaan budaya kewarganegaraan (civic culture) ke generasi berikutnya, (3) Kendala apa saja yang ditemui dalam penanaman pewarisan nilai-nilai budaya debus kepada generasi berikutnya, (4) Upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala pewarisan nilai budaya debus untuk mempertahankan kearifan lokal masyarakat Banten. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi, dokumentasi, studi literatur dan catatan lapangan. Subyek dalam penelitian ini adalah aparat pemerintahan Kelurahan Tegalsari, pendekar debus Padepokan Surosowan, masyarakat Kelurahan Tegalsari, tokoh pemuda Kelurahan Tegalsari, staf/aparat Dinas Kebudayaan & Pariwisata Provinsi Banten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) dalam kesenian debus terdapat nilai-nilai budaya yang berkaitan dalam pembinaan budaya kewarganegaraan (civic culture) yaitu nilai gotong royong, nilai religius, nilai kerja keras, nilai kerjasama, nilai silahturahmi, nilai kearifan lokal, nilai pendidikan dan nilai kebersamaan yang dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari; (2) proses pewarisannya pun dilakukan di lingkungan keluarga, masyarakat maupun generasi muda; (3) kendala-kendala yang ditemui dalam penanaman pewarisan nilai-nilai budaya debus meliputi kendala internal, seperti kurangnya pemahaman generasi muda terhadap nilai-nilai budaya debus, sedangkan kendala eksternal seperti pengaruh lingkungan sosial masyarakat terhadap budaya luar yang masuk kedalam kehidupan para generasi muda; (4) upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala pewarisan nilai budaya debus dilakukan di lingkungan keluarga, di lingkungan sekolah, di lingkungan masyarakat, di perkumpulan pemuda desa, serta lembaga pemerintahan. Pembinaan budaya kewarganegaraan (civic culture) pada kesenian debus masih dilakukan di Kelurahan Tegalsari dengan mengembangkan nilai-nilai budaya kesenian debus yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, dengan melakukan penanaman pewarisan nilai-nilai tersebut kepada generasi muda. Debus is one of the arts of Banten’s cultural heritage that is still maintained and preserved as a form of identity of Bantenese society. The cultural values of debus are mostly influenced by Islamic religious values, which are referenced by the society for their behaviors; hence, the sociocultural identity of the society is known to be religious in nature. In this research, there are four issues formulated: (1) What are the cultural values contained in debus in relation to the building of civic culture in order to preserve local wisdom? (2) What are the strategies/methods of the passing down of debus cultural values to the next generation in civic culture building? (3) What obstacles are found in the cultivation of debus cultural heritage values among the next generation? and (4) What efforts have been made to solve the obstacles in transmitting debus cultural heritage values to the next generation in order to maintain the local wisdom of Bantenese society?The research employed qualitative approach with case study method. The data were collected through interview, observation, documentation, literary study, and field notes. The subjects of the research were the administration officials of Tegalsari Administrative Village, debus warriors of Padepokan Surosowan, the people of Tegalsari Administrative Village, youth figures of Tegalsari Administrative Village, the staffs/officials of the Office of Cultural and Tourism of Banten Province. The outcomes of the research demonstrate that: (1) In the art of debus, there are cultural values pertaining to civic culture building, namely mutual aid values; religious values; the values of hard work, cooperation, hospitality, local wisdom; pedagogic values; and the values of togetherness that are observable in the daily life; (2) The process of these heritage values’ transmission was done in the family, society, and the younger generation; (3) The obstacles met in the cultivation of debus cultural heritage values involved internal obstacles, such as the lack of understanding of the younger generation of debus cultural values; meanwhile, the external obstacle is the influence of foreign sociocultural values on the lives of the younger generation; (4) The efforts to cope with the obstacles found in the transmission of debus cultural values to the younger generation were made at the levels of family, school, society, village youth groups, and government institutions. The building of civic culture in the arts still practiced in Tegalsari Administrative Village to develop the cultural values of art debus implemented in everyday life, by planting the inheritance of these values to the younger generation

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Universitas Pendidikan Indonesia > Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Kewarganegaraan
Divisions: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Kewarganegaraan
Depositing User: Riki N Library ICT
Date Deposited: 24 Feb 2014 03:05
Last Modified: 24 Feb 2014 03:05
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/6683

Actions (login required)

View Item View Item