Raden Shiddiq Amien Fathani, - (2021) PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAWAT BENDRAT TERHADAP KUAT LENTUR BETON NORMAL. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
S_TS_1701039_Tittle.pdf Download (3MB) |
|
Text
S_TS_1701039_Chapter 1.pdf Download (1MB) |
|
Text
S_TS_1701039_Chapter 2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (5MB) |
|
Text
S_TS_1701039_Chapter 3.pdf Download (6MB) |
|
Text
S_TS_1701039_Chapter 4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (3MB) |
|
Text
S_TS_1701039_Chapter 5.pdf Download (219kB) |
|
Text
S_TS_1701039_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (17MB) |
Abstract
Penggunaan serat baja pada campuran beton untuk struktur bangunan sipil belum digunakan karena salah satu penyebabnya kurang tersedianya serat baja di Indonesia dan juga harganya mahal.Material lokal lebih murah dan mudah didapatkan dari pada serat baja yaitu kawat bendrat. Kawat bendrat digunakan sebagai material pada beton karena menjadi bahan alternarif dari serat baja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kuat lentur dan kadar maksimum penambahan kawat bendrat pada beton. Besarnya persentase penambahan kawat bendrat adalah 0%, 0.5%, 1%, 1.5%,dan 2% terhadap volume total beton. Pengujian lentur menggunakan sampel uji balok dengan dimensi panjang 60 cm dengan lebar 15 cm dan tinggi 15 cm. Dimensi kawat bendrat yang digunakan dengan diameter 1 mm dan Panjang 60 mm. Uji kuat lentur dilakukan pada beton dengan umur 28 hari. Penurunan slump terhadap beton tanpa campuran kawat bendrat dengan nilai 90 mm yaitu secara berurutan sebesar 75 mm, 55 mm, 30 mm, 15 mm. Peningkatan kuat lentur beton rata-rata pada umur 28 hari terhadap sampel beton tanpa campuran kawat bendrat dengan kuat lentur 1.090 MPa yaitu berturut-turut sebesar 47.42% (1.607 MPa), 289.50% (4.247 MPa), 371.84% (5.144 MPa), dan 575.58% (7.060 MPa). Kadar maksimum penambahan kawat bendrat 1.5% menunjukan kuat lentur maksimum yaitu sebesar 5.144 MPa. Steel fibers in concrete mixtures for civil building structures have not been used because one of the reasons is the lack of availability of steel fibers in Indonesia and also the price is expensive. Local materials are cheaper and easier to obtain than steel fibers, namely bendrat wire. Bendrat wire is used as a material in concrete because it is an alternative material from steel fibers. The purpose of this study was to determine the increase in flexural strength and the maximum level of addition of bendrat wire in concrete. The percentage of additional bendrat wire used is 0%, 0.5%, 1%, 1.5%, and 2% of the total volume of concrete. Flexural testing uses a beam with dimensions of length 60 cm, width 15 cm, and height 15 cm. The dimensions of the bendrat wire used are 1 mm in diameter and 60 mm in length. The flexural strength concrete test out at the age of 28 days. The decrease in the slump of concrete without a mixture of bendrat wire with a value of 90 mm in a row is 75 mm, 55 mm, 30 mm, 15 mm. The increase in average flexible strength at the age of 28 days against bentrat wire-free concrete with a flexural strength of 1,090 MPa, namely 47.42% (1,607 MPa), 289.50% (4,247 MPa), 371.84% (5,144 MPa), and 575.58% (7,060 MPa). The maximum level of addition of bendrat wire reached 1.5% indicating the maximum flexural strength of 5.144 MPa..
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | beton serat, kawat bendrat, kuat lentur, slump. |
Subjects: | L Education > L Education (General) T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan > Jurusan Pendidikan Teknik Sipil > Program Studi Teknik Sipil |
Depositing User: | raden shiddiq amien fathani |
Date Deposited: | 13 Sep 2021 06:27 |
Last Modified: | 13 Sep 2021 06:27 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/66544 |
Actions (login required)
View Item |