EKSPLORASI SEMASIOLOGIS BAHASA SUNDA DIALEK NANGGUNG SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KESENJANGAN KOMUNIKASI: KAJIAN GEOLINGUISTIK

Anggi Dwi Cantika, - (2021) EKSPLORASI SEMASIOLOGIS BAHASA SUNDA DIALEK NANGGUNG SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KESENJANGAN KOMUNIKASI: KAJIAN GEOLINGUISTIK. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_BSI_1704022_Tittle.pdf

Download (415kB)
[img] Text
S_BSI_1704022_Chapter 1.pdf

Download (155kB)
[img] Text
S_BSI_1704022_Chapter 2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (234kB)
[img] Text
S_BSI_1704022_Chapter 3.pdf

Download (1MB)
[img] Text
S_BSI_1704022_Chapter 4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (3MB)
[img] Text
S_BSI_1704022_Chapter 5.pdf

Download (74kB)
[img] Text
S_BSI_1704022_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (31MB)
Official URL: http://repository.upi.edu/

Abstract

ABSTRAK Kedinamisan bahasa menyebabkan berubahnya bahasa yang membentuk variasi bahasa atau keberagaman bahasa yang disebut sebagai dialek dalam dialektologi. Penelitian ini mengerucut pada bidang geolinguistik yang secara epistimologi merupakan cabang dialektologi yang mengkaji dialek geografis sebagai objek materinya. Terdapat beberapa pembeda dialek, akan tetapi penelitian ini mengkhususkan pembeda dialek pada unsur pembeda semasiologis. Pembeda semasiologis merupakan pemberian yang sama untuk konsep yang berbeda, misalnya kata jasa yang memiliki dua makna, yaitu jasa dan sangat, kata mondok yang bermakna menginap dan mesantren, dan kata baleg yang memiliki makna benar/betul dan centil. Fenomena tersebut banyak terjadi di Kecamatan Nanggung sehingga di dalam penelitian ini dijadikan sebagai objek penelitian. Kecamatan Nanggung memiliki kekhasan dalam memaknai kosakata dalam bahasa Sunda yang cenderung memiliki beberapa perbedaan dengan bahasa Sunda pupuhu. Adapun tujuan penelitian ini: 1) Mendeskripsikan unsur pembeda semasiologis dari bentuk bahasa Sunda dialek Nanggung yang ditemukan, 2) Mendeskripsikan makna dari unsur semasiologis dari bentuk bahasa Sunda dialek Nanggung ditemukan, 3) Memetakan bentuk bahasa Sunda dialek Nanggung pada masyarakat di wilayah Kecamatan Nanggung dengan mengacu pada konsep-konsep geospasial sebagai upaya mencegah kesenjangan komunikasi. Penelitian ini dilakukan karena dianggap mampu menimbulkan kesenjangan komunikasi karena adanya perbedaan konsep antara penutur dan petutur. Dengan menggunakan metode pupuan lapangan beserta metode cakap untuk mengumpulkan data dan metode padan intralingual untuk menganalisis data, penelitian ini telah dilakukan dengan hasil data berupa terdapat 94 kosakata pembeda semasiologis beserta pemetaannya. Dari 94 kosakata semasiologis, 49 kosakata tergolong jenis makna referensial, 3 kosakata tergolong jenis makna nonreferensial, dan 42 kosakata tergolong jenis makna kata. Kata Kunci: Geolinguistik, dialektologi, geografi dan linguistik, semasiologis. ABSTRACT The dynamics of language causes language changes that form language variations or language diversity which is called dialect in dialectology. This research focuses on the field of geolinguistics which epistemologically is a branch of dialectology that examines geographical dialects as its material object. There are several dialect distinctions, but this study focuses on dialect distinguishing on semasiological distinguishing elements. The semasiological distinction is the same gift for different concepts, for example the word “jasa” which has two meanings namely, that is ‘jasa’ and ‘sangat’, the word “mondok” has meaning ‘menginap’ and ‘mesantren’, and the word “baleg” which has the meaning ‘benar/betul’ and ‘centil’. This phenomenon occurs a lot in Nanggung District, so in this study it is used as the object of research. Nanggung District has a uniqueness in interpreting vocabulary in Sundanese which tends to have some differences with general Sundanese. The objectives of this study are: 1) To describe the semasiological distinguishing elements of the Sundanese dialect of Nanggung which were found, 2) To describe the meaning of the semasiological elements of the Sundanese form of the Nanggung dialect that were found, 3) To map the forms of Sundanese dialect of Nanggung in the community in the District of Nanggung by using refers to geospatial concepts as an effort to prevent communication gaps. This research was conducted because it is considered capable of causing communication gaps due to differences in concepts between speakers and addressees. By using the field pupuan method along with the proficient method to collect data and the intralingual equivalent method to analyze the data, this research has been carried out with the results of the data in the form of 94 semasilogical distinguishing vocabularies and their mapping. From 94 semasiological vocabularies, 49 vocabularies are classified as referential meaning types, 3 vocabularies are classified as non-referential meaning types, and 42 vocabularies are classified as word meaning types. Keywords: Geolinguistic, dialectology, geography and linguistic, semasiological.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Geolinguistik, dialektologi, geografi dan linguistik, semasiologis.
Subjects: L Education > L Education (General)
P Language and Literature > P Philology. Linguistics
Divisions: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia > Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (nonpendidikan)
Depositing User: Anggi Dwi Cantika
Date Deposited: 30 Aug 2021 08:25
Last Modified: 30 Aug 2021 08:25
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/64646

Actions (login required)

View Item View Item