ANALISIS DESKRIPTIF TENTANG STATUS KEWAJIBAN SHALAT BAGI ANAK TUNARUNGU (Studi Delphi pada Subjek Ahli Fiqih dan Studi Deskriptif pada Siswa Tunarungu di SLBN B Cicendo-Bandung)

Agus Munawar Tamim, - (2010) ANALISIS DESKRIPTIF TENTANG STATUS KEWAJIBAN SHALAT BAGI ANAK TUNARUNGU (Studi Delphi pada Subjek Ahli Fiqih dan Studi Deskriptif pada Siswa Tunarungu di SLBN B Cicendo-Bandung). S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
s_plb_055041_table_of_content.pdf

Download (32kB)
[img] Text
s_plb_055041_chapter1.pdf

Download (62kB)
[img] Text
s_plb_055041_chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (164kB)
[img] Text
s_plb_055041_chapter3.pdf

Download (57kB)
[img] Text
s_plb_055041_chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (139kB)
[img] Text
s_plb_055041_chapter5.pdf

Download (50kB)
[img] Text
s_plb_055041_bibliografi.pdf

Download (41kB)
[img] Text
s_plb_055041_appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (65kB)
Official URL: http://repository.upi.edu/

Abstract

Salah satu dampak ketunarunguan yang dimiliki oleh anak tunarungu adalah terhambatnya kemampuan berbahasa dan bicara. Akibatnya cara berbahasa dan bicara mereka menjadi berbeda dengan orang mendengar, yakni tidak sempurna dalam pelafalannya: menghilangkan dan mengganti huruf dan atau bunyi kata atau kalimat. Hal tersebut sudah menjadi tabiatnya yang sulit dan bahkan tidak bisa diperbaiki lagi. Keadaannya yang demikian itu tidak terkecuali terbawa dalam pelaksanaan shalatnya. Mereka melafalkan bacaan shalat secara tidak sempurna dikarenakan oleh keterbatasannya dalam berbahasa dan bicaranya. Karena shalat merupakan salah satu ibadah wajib yang sudah ditentukan tata cara dan bacaannya oleh syara’, maka pelafalan bacaan shalat yang dilakukan anak tunarungu menjadi suatu permasalahan yang perlu ditemukan jawabannya dengan penelitian. Karena itulah peneliti melakukan penelitian dengan judul “Analisis Deskriptif tentang Status Kewajiban Shalat bagi Anak Tunarungu”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sementara tekniknya adalah dengan melakukan studi Delphi kepada dua orang ahli fiqih. Pertanyaan yang diberikan kepada ahli fiqih tersebut disusun berdasarkan teori seputar anak tunarungu dan permasalahannya di lapangan terkait dengan pelaksanaan shalatnya. Hasil studi Delphi menerangkan bahwa pelafalan yang tidak sempurna oleh anak tunarungu dalam shalatnya tidak sampai menjadikan shalatnya tersebut tidak sah. Shalatnya tetap sah karena keterbatasannya itu merupakan keadaan atau kondisi yang tidak bisa diperbaiki lagi. Akan tetapi anak tunarungu ditekankan untuk berusaha terlebih dahulu memperbaiki pelafalannya dan bermakmum kepada orang yang baik bacaan shalatnya. Mengingat di lapangan (sekolah) ada anak tunarungu yang meninggalkan kewajiban shalat karena berdalih kesulitan membaca bacaan shalatnya, dan kurang mengikatnya sistem regulasi yang dijalankan pihak sekolah sehingga banyak siswa tunarungu yang lalai melaksanakan shalat, maka sudah sepantasnyalah sekolah tidak lagi menggunakan pendekatan persuasif dalam pengarahannya. Tetapi sekolah harus menjalankan sistem yang mengikat dengan cara berkerjasama dengan para orangtua siswa guna salah satu aplikasi kehidupan beragama (shalat) semua siswa terbina dengan baik.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Kewajiban Shalat, Anak Tunarungu
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan > Pendidikan Luar Biasa
Depositing User: Rika Maysani
Date Deposited: 16 Aug 2021 04:40
Last Modified: 16 Aug 2021 04:40
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/62598

Actions (login required)

View Item View Item