Kritik Terhadap Kekuasaan dalam Bentuk Humor pada KRITIK TERHADAP KEKUASAAN DALAM BENTUK HUMOR PADA PERTUNJUKAN WAYANG GOLEK BODORAN CEPOT NGARONDA DI KAMPUNG PANANJUNG DESA PANANJUNG KECAMATAN PAMULIHAN KABUPATEN GARUT

Maulana, - (2021) Kritik Terhadap Kekuasaan dalam Bentuk Humor pada KRITIK TERHADAP KEKUASAAN DALAM BENTUK HUMOR PADA PERTUNJUKAN WAYANG GOLEK BODORAN CEPOT NGARONDA DI KAMPUNG PANANJUNG DESA PANANJUNG KECAMATAN PAMULIHAN KABUPATEN GARUT. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_BSI_1601894_Title.pdf

Download (88kB)
[img] Text
S_BSI_1601894_Chapter1.pdf

Download (63kB)
[img] Text
S_BSI_1601894_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (80kB)
[img] Text
S_BSI_1601894_Chapter3.pdf

Download (88MB)
[img] Text
S_BSI_1601894_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (88MB)
[img] Text
S_BSI_1601894_Chapter5.pdf

Download (75kB)
[img] Text
S_BSI_1601894_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (280kB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran yang berkaitan dengan keberadaan dan keberlangsungan unsur-unsur budaya seperti wayang golek (WG). Di sana terdapat inkonsistensi terkait nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari yang pernah menjadi pedoman hidup masyarakat sehingga berkemungkinan besar lambat laun akan tersisih dan terabaikan. Sebagai seni adi luhung, wayang ataupun cerita wayang menyimpan berbagai makna yang harus dikupas lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap Kritik Terhadap Kekuasaan dalam Bentuk Humor pada Pertunjukan WG Bodoran Cepot Ngaronda digambarkan dalam struktur cerita, proses penciptaan, konteks penuturan, proses pewarisan, fungsi, dan makna. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan folklor modern. Pertisipan penelitian ini ialah Saepul Rohman Sunandar, crew lingkung seni Giri Pusaka Jaya, dan partisipan yang hadir menyaksikan pertunjukan WG bodoran. Tempat pertunjukan ialah di kampung Pananjung desa Pananjung kecamatan Pamulihan kabupaten Garut. Temuan dari penelitian ini adalah: (1) kritik terhadap kekuasaan dalam bentuk humor pada pertunjukan WG Cepot Ngaronda ditunjukkan melalui analisis struktur; (2) proses penciptaan terjadi secara spontan dan terstruktur; (3) proses pewarisan terjadi secara vertikal dan horizontal; (4) konteks penuturan kebudayaan masyarakat kampung Pananjung berdasarkan latar sosial-budaya; (5) fungsi cerita Cepot Ngaronda pada pertunjukan WG bodoran ini adalah sistem proyeksi, pengesahan kebudayaan, alat pemaksa berlakunya norma-norma sosial dan alat pengendali sosial, alat pendidikan anak, memberikan jalan yang dibenarkan oleh masyarakat agar seseorang merasa lebih superior, memberikan jalan agar seseorang dapat mencela orang lain, memprotes ketidakadilan dalam masyarakat dan alat untuk melarikan diri dari himpitan hidup atau hiburan semata.; (6) makna cerita Cepot Ngaronda pada pertunjukan WG bodoran adalah kritik terhadap kekuasaan pemerintahan dalam bentuk humor dan kritik terhadap kekuasaan stratifikasi sosial dalam bentuk humor.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Wayang golek bodoran, kritik kekuasaan, cerita wayang
Subjects: L Education > L Education (General)
P Language and Literature > P Philology. Linguistics
Divisions: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia > Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (nonpendidikan)
Depositing User: Maulana
Date Deposited: 02 Jun 2021 01:32
Last Modified: 02 Jun 2021 01:32
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/60941

Actions (login required)

View Item View Item