Krisnanda, Shindu (2021) ANALISIS KONTRASTIF UNGKAPAN YANG MENYATAKAN PERINTAH DAN LARANGAN DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
T_BJPN_1706793_Title.pdf Download (1MB) |
|
Text
T_BJPN_1706793_Chapter1.pdf Download (530kB) |
|
Text
T_BJPN_1706793_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
|
Text
T_BJPN_1706793_Chapter3.pdf Download (530kB) |
|
Text
T_BJPN_1706793_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
|
Text
T_BJPN_1706793_Chapter5.pdf Download (419kB) |
|
Text
T_BJPN_1706793_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (405kB) |
Abstract
Abstrak Ungkapan perintah dan larangan atau meireibun dan kinshibun merupakan ungkapan yang digunakan untuk memerintahkan orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan. Jenis-jenis ungkapan ini terdapat banyak jumlahnya dalam Bahasa Jepang yang dapat menyulitkan pembelajar dalam mempelajarinya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan ungkapan perintah dan larangan dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia dengan menggunakan data yang bersumber dari film, novel, anime, dan media massa online.. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis kalimat perintah dan larangan dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia, kemudian menemukan persamaan dan perbedaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sisi hubungan penutur dan lawan tutur, pola ungkapan o~kudasai, ~te kudasai, ~koto ~youni memeliki kesamaan dengan modalitas permintaan ‘~lah’, ‘~kan’, ‘tolong, mohon’, dan ‘sebaiknya’ dari segi tingkat kesopanannya. ~te kure, ~te, ~e/~ro, ~tamae, ~naika, ~no, dan ~runda bisa disamakan dengan modalitas perintah bahasa Indonesia ‘V’ dan ‘~lah’. Perbedaan terletak pada modalitas bahasa Jepang yang dipengaruhi oleh faktor gender sedangkan modalitas bahasa Indonesia tidak. Dari segi fungsi tidak ditemukan perbedaan, melainkan persamaan, yaitu perintah suruhan, permintaan, pemberian izin, ajakan, dan larangan. Dari segi sikap penutur, ungkapan perintah dan larangan yang santun dapat digunakan ketika berbicara dengan lawan tutur yang derajatnya lebih tinggi dibandingkan dengan penutur. atau bisa juga kepada orang baru atau yang disegani. Selain itu, dapat dilihat dari konteks perintahnya. Biasanya perintah yang ditujukan tidak secara langsung melainkan dilesapkan sedemikian rupa agar terdengar santun. Kata kunci: analisis kontrastif, perintah, larangan
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | analisis kontrastif, perintah, larangan |
Subjects: | L Education > L Education (General) P Language and Literature > P Philology. Linguistics |
Divisions: | Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Bahasa Jepang S-2 |
Depositing User: | Shindu Krisnanda |
Date Deposited: | 11 Feb 2021 06:37 |
Last Modified: | 11 Feb 2021 06:37 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/59105 |
Actions (login required)
View Item |