PEMBERIAN MARGA SANGKEP NGGELUH PADA SUKU NON BATAK YANG MENIKAH DENGAN MASYARAKAT SUKU KARO DI KOTA BANDUNG

Elsa Gita Monica Br Ginting, - (2020) PEMBERIAN MARGA SANGKEP NGGELUH PADA SUKU NON BATAK YANG MENIKAH DENGAN MASYARAKAT SUKU KARO DI KOTA BANDUNG. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_SOS_1602213_Title.pdf

Download (649kB)
[img] Text
S_SOS_1602213_Chapter1.pdf

Download (316kB)
[img] Text
S_SOS_1602213_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (485kB)
[img] Text
S_SOS_1602213_Chapter3.pdf

Download (350kB)
[img] Text
S_SOS_1602213_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (680kB)
[img] Text
S_SOS_1602213_Chapter5.pdf

Download (189kB)
[img] Text
S_SOS_1602213_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (3MB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Pernikahan beda suku kerap terjadi di kehidupan bermasyarakat khusunya bagi masyarakat yang berada di perantauan, pernikahan beda suku antara Suku Karo dengan suku non Batak bukan hal yang asling lagi, tetapi pada pernikahan tersebut apakah ada proses pemberian marga atau tidak. Harapannya setiap masyarakat Karo menikah dengan sesama masyarakat Karo, tetapi pada kenyataanya tidaklah demikian. Penelitian ini membahas proses pemberian marga kepada suku non Batak yang menikah dengan masyarakat Suku Karo dan bagaimana masyarakat Karo mempertahankan adat istiadat yang mereka miliki. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor pemberian marga kepada suku non Batak yang menikah dengan Suku Karo, mendeskripsikan proses pemberian marga kemudian diikuti dengan mendeskripsikan akibat dari pemberian marga yang dirasakan suku non Batak yang menikah dengan Suku Karo. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi, wawancara langsung serta studi dokumentasi. Dalam penelitian ini menggunakan teori solidaritas sosial karena solidaritas sosial merupakan suatu dasar yang kokoh untuk membangun sebuh hubungan di dalam kelompok maupun masyarakat, karena dapat saling pedulu dan sling tolong menolong satu dengan yang lainnya. Pernikahan Suku Karo dengan suku lainnya kerap terjadi, oleh sebab itu ketika terjadi pernikahan beda suku marga harus diberikan supaya mendapatkan orat tutur. Dalam pernikahan beda suku di masyarakat Suku Karo hal pertama yang harus dilakukan dalam pemberian marga adalah menjadikan anak angkat dari kalimbubu, kemudian mbere man sangkep nggeluh (senina, kalimbubu, anak beru) dalam prosesi mbere man sangkep nggeluh maka akan disahkan mendapatkan marga. Dalam pernikahan Suku Karo dengan suku non Batak ada beberapa tingkatan pernikahan yaitu: (1) Kerja sintua (pesta tua) merupakan pesta yang besar dan megah; (2) kerja sintengah (pesta tengah) merupakan pesta yang sedang saja tidak terlalu mewah; (3) kerja singuda (pesta muda) merupakan pesta yang sangat sederhana yang dilaksanakan di rumah. Jika melangsungkan perikahan dengan Suku Karo ini merupakan tingkatan pernikahan yang harus dilaksanakan berdasarkan kemampuan keluarga. Penelitian ini memberikan pengetahuan dan gambaran mengenai pemberikan marga jika ingin menikah dengan masyarakat Karo. Kata kunci: pemberian marga, pernikahan , sangkep nggeluh Inter-ethnic marriages often occur in social life, especially for people who are overseas, inter-ethnic marriages between the Karo and non-Batak tribes are not an original thing anymore, but at this marriage, is there a process of giving clans or not. The hope is that every Karo community will marry fellow Karo people, but in reality this is not the case. This research discusses the process of giving clans to non-Batak tribes who are married to the Karo tribe and how the Karo people maintain their customs. The purpose of this study is to identify the factors of giving clans to non-Batak tribes who are married to the Karo Tribe, describe the process of giving clans and then describe the effects of giving clans to non-Batak tribes who are married to the Karo Tribe. Researchers used a qualitative approach with descriptive study methods. The data collection technique is done through the method of observation, direct interviews and documentation studies. In this study using the theory of social solidarity because social solidarity is a solid basis for building relationships within groups and communities, because they can care for each other and help each other to help one another. Marriage between Karo and other tribes often occurs, therefore when inter-clan marriages occur, they must be given in order to get speeches. In inter-ethnic marriages in the Karo Tribe community, the first thing that must be done in giving clan is to make the adopted child from Kalimbubu, then mbere man sangkep nggeluh (senina, kalimbubu, son beru) in the procession of mbere man sangkep complaining, it will be legalized to get the clan. In the marriage between Karo and non-Batak tribes, there are several levels of marriage, namely: (1) Sintua work (old party) is a big and magnificent party; (2) the middle work (middle party) is a party that is not too fancy at the same time; (3) Singuda work (youth party) is a very simple party held at home. If you are married to the Karo Tribe, this is a level of marriage that must be carried out based on the family's ability. This study provides knowledge and an overview of giving clans if you want to marry the Karo community. Key words: Clan Giving, Marriage, Sangkep Nggeluh

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: pemberian marga, pernikahan , sangkep nggeluh
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Sosiologi
Depositing User: Elsa Gita Monica Br Ginting
Date Deposited: 12 Oct 2020 01:43
Last Modified: 12 Oct 2020 01:43
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/56323

Actions (login required)

View Item View Item