KAJIAN KODE BAHASA, KODE SASTRA, DAN KODE BUDAYA DALAM NOVEL PERGOLAKAN KARYA WILDAN YATIM SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA : Studi Deskriptif-Analisis Terhadap Pemahaman Teks Novel Oleh Mahasiswa Semester III Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Suryakencana Cianjur

Vera Sardila, - (2003) KAJIAN KODE BAHASA, KODE SASTRA, DAN KODE BUDAYA DALAM NOVEL PERGOLAKAN KARYA WILDAN YATIM SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA : Studi Deskriptif-Analisis Terhadap Pemahaman Teks Novel Oleh Mahasiswa Semester III Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Suryakencana Cianjur. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
T_BIND_009748_Table_of_Content.pdf

Download (269kB)
[img] Text
T_BIND_009748_Chapter1.pdf

Download (416kB)
[img] Text
T_BIND_009748_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (956kB)
[img] Text
T_BIND_009748_Chapter3.pdf

Download (484kB)
[img] Text
T_BIND_009748_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (2MB)
[img] Text
T_BIND_009748_Chapter5.pdf

Download (1MB)
[img] Text
T_BIND_009748_Bibliography.pdf

Download (256kB)
[img] Text
T_BIND_009748_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (195kB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Perkembangan karya sastra dalam kehidupn masyarakat terasa begitu cepat, sehingga kehadirannya tidak dapat ditolak. Oleh karena itu, tidak semua gender sastra yang ada dapat dijadikan materi pengajaran, demikian juga halnya terhadap novel. Untuk menetapkan novel sebagai bahan ajar, memerlukan pertimbangan dasar, baikah sebuah novel itu dipilih sebagai bahan ajar? Pertanyaan demikian akan teijawab, jika dilalui dengan proses penilaian dan penyeleksian. Menilai sebuah novel, bukanlah suatu hal yang mudah, kompleksnya konvensi atau sistem organisme ^ang terkandung dalam sebuah novel mengakibatkan sulitnya seseorang memahami dan mencerna isi secara keseluruhan. Kesulitan inilah di antaranya yang menyebabkan tujuan pengajaran sastra kurang tercapai. Dalam pengajaran sastra, upaya memahami sebuah karya sastra, dilakukan dengan mendekatinya secara analisis. Analisis pada dasarnya mengamati dan mengkaji sistem-sistem organisme pembangun sebuah sastra. Teeuw menjelaskaan, bahwa memahami sebuah karya sastra memerlukan penguasaan berbagai sistem kode, baik kode bahasa, kode sastra, dan kode budaya. Dengan demikian, tujuan pengajaran sastra, sebagaimana dikemukakaan Rusyana (1982:6) akan tercapai dengan baik (1983:12). Secara sistematis, penelitian bertolak dari dua masalah pokok, yaitu; (1) pengkajian terhadap sistem kode bahasa, kode budaya, dan kode sastra pada sebuah novel, (2) pemahaman mahasiswa terhadap ketiga sistem kode pada novel tersebut. Dengan demikian, penelitian ini beijudul "Kajian Kode Bahasa, Kode Sastra, dan Kode Budaya dalam Novel Pergolakan karya Wildan Yatim sebagai Bahan Ajar" (Studi Deskriptif-Analitis terhadap Pemahaman Teks Novel oleh Mahasiswa Semester 111 PSPBS1 STKIP Suryakancana Cianjur). Secara umum, penelitian ini bertujuan: (1) mengamaati karakteristik novel ditinjau dari ketiga sistem kode, (2) memperoleh gambaran kemampuan pemahaman/ apresiasi mahasiswa terhadap novel, (3) memperoleh gambaran manfaat analisis bagi pengajaran sastra. Metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif-analitis, artinya setiap data yang diperoleh dianalisis. Pada prinsipnya, data terbagi dua, yakni data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil analisis terhadap karya sastra sesuai menurut teori telaah sastra. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari analisis terhadap pemahaman mahasiswa berdasarkan ketiga sistem kode yang diolah dengan teknik statistik sederhana. Tingkat pemahaman mahasiswa diketahui melalui hasil tes. Instrumen tes sebelumnya diujikan kepada kelas lain, guna melihat validitas dan reabilitasnya. Berdasarkan hasil analisis kemampuan pemahaman/ apresiasi mahasiswa terhadap kode bahasa, secara umum tergolong rendah dengan nilai rata-rata 55,6%, berarti mereka kurang memahami novel ditinjau dari segi bahasa. Sedangkan kemampuan pemahaman kode sastra, secara umum tergolong sedang dengan nili rata-rata 68%, berarti sebagian mereka cukup memahami novel tersebut ditinjau dari kode sastra. Kemudian, kemampuan pemahaman kode budaya tergolong sedang dengan nilai rata-rata 70,3%, berarti lebih dari sebagian mampu memahami novel ditinjau dari kode budaya. Dari hasil analisis dapat disimpulkan, secara umum kemampuan apresiasi mahasiswa terhadap novel dapat dikatakan cukup/ sedang. Selanjurnya, berdasarkan analisis terhadap novel dan pedoman kriteria pemilihan bahan ajar, serta pemikiran beberapa dosen, maka novel Pergolakan dapat diandalkan sebagai materi atau bahan ajar.

Item Type: Thesis (S2)
Uncontrolled Keywords: Pendidikan, Bahasa Indonesia, Kode Bahasa, Kode Budaya, Wildan Yatim
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
L Education > L Education (General)
P Language and Literature > P Philology. Linguistics
Divisions: Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Bahasa Indonesia S-2
Depositing User: Eva Rufaida Rahman
Date Deposited: 02 Oct 2020 19:54
Last Modified: 02 Oct 2020 19:54
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/55217

Actions (login required)

View Item View Item