Epi Yuningsih, - (2020) SEBARAN KODE TUTUR DI WILAYAH PERBATASAN SUBANG DAN INDRAMAYU BERBASIS GEOSPASIAL SEBAGAI IDENTITAS MASYARAKAT. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
S_BSI_1601329_Title.pdf Download (275kB) |
|
Text
S_BSI_1601329_Chapter1.pdf Download (106kB) |
|
Text
S_BSI_1601329_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (225kB) |
|
Text
S_BSI_1601329_Chapter3.pdf Download (848kB) |
|
Text
S_BSI_1601329_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (629kB) |
|
Text
S_BSI_1601329_Chapter5.pdf Download (45kB) |
|
Text
S_BSI_1601329_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (33MB) |
Abstract
Penelitian ini didasari oleh masyarakat wilayah perbatasan yang memiliki kemungkinan untuk menguasai dan menggunakan dua atau lebih kode tutur dalam kehidupannya. Tujuan penelitian ini untuk menelusuri dan memetakan sebaran kode tutur berbasis geospasial yang terdapat di wilayah perbatasan Kabupaten Subang dan Kabupaten Indramayu yang kemudian dikaitkan dengan identitas masyarakat perbatasan itu sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pupuan lapangan dengan menggunakan 200 kosakata Swadesh yang telah dimodifikasi oleh peneliti. Penelitian ini melibatkan 20 titik pengamatan di wilayah perbatasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat wilayah perbatasan menggunakan kode tutur bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Indonesia, dan leksikon khas perbatasan. Kemudian, dari 20 titik pengamatan tersebut ditemukan 600 kosakata yang menunjukkan adanya perbedaan 170 fonologis, 145 morfologis, dan 145 leksikal. Berdasarkan hasil pemetaan, penggunaan kosakata bahasa Sunda lebih dominan dibandingkan dengan bahasa Jawa, penggunaan kedua bahasa tersebut menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat itu. Penggunaan bahasa di wilayah perbatasan Subang menggunakan bahasa Sunda, sedangkan wilayah perbatasan Indramayu menggunakan bahasa Jawa. Kata kunci : Kode Tutur, Subang, Indramayu, Geospasial This research is based on people in border areas who have the possibility to master and use two or more speech codes in their lives. The purpose of this study is to trace and map the distribution of geospatial-based speech codes in the border areas of Subang Regency and Indramayu Regency which are then linked to the identity of the border community itself. The method used in this research is the field pupuan method using 200 Swadesh vocabularies that have been modified by the researcher. This research involved 20 observation points in the border area. The results of this study indicate that people in the border areas use Sundanese speech code, Javanese language, Indonesian language, and typical border lexicons. Then, from the 20 observation points, 600 vocabularies were found, indicating 170 phonological, 145 morphological, and 145 lexical differences. Based on the mapping results, the use of Sundanese vocabulary is more dominant than Javanese, the use of both languages adjusts to the situation and conditions at that time. The language used in the Subang border area uses Sundanese, while the Indramayu border area uses Javanese. Keywords: Speech Code, Subang, Indramayu, Geospatial
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | No Panggil : S BSI EPI s-2020; NIM : 1601329 |
Uncontrolled Keywords: | Kode Tutur, Subang, Indramayu, Geospasial |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia > Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (nonpendidikan) |
Depositing User: | Epi Yuningsih |
Date Deposited: | 16 Sep 2020 23:10 |
Last Modified: | 16 Sep 2020 23:10 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/53500 |
Actions (login required)
View Item |