Giardyn Nurwibisanti, - (2019) HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA DEWASA MENIKAH YANG BELUM MEMILIKI ANAK DI KOTA BANDUNG. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
S_PSI_1401288_Title.pdf Download (329kB) |
|
Text
S_PSI_1401288_Abstract.pdf Download (88kB) |
|
Text
S_PSI_1401288_Table_of_content.pdf Download (106kB) |
|
Text
S_PSI_1401288_Chapter1.pdf Download (239kB) |
|
Text
S_PSI_1401288_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (211kB) |
|
Text
S_PSI_1401288_Chapter3.pdf Download (288kB) |
|
Text
S_PSI_1401288_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (271kB) |
|
Text
S_PSI_1401288_Chapter5.pdf Download (91kB) |
|
Text
S_PSI_1401288_Bibliography.pdf Download (196kB) |
|
Text
S_PSI_1401288_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (2MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keharmonisan keluarga dengan kesejahteraan subjektif pada dewasa menikah yang belum memiliki anak di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode campuran sekuensial eksplanatori, dengan mengumpulkan data kuantitatif sebagai metode utama dan pendekatan kualitatif sebagai metode pendukung. Responden pada penelitian ini berjumlah 103 orang dan 2 diantaranya menjadi informan. Instrumen pada penelitian ini menggunakan Family Harmony Scale untuk mengukur keharmonisan keluarga serta Scale of Positive and Negative Experience (SPANE) dan Satisfaction With Life Scale (SWLS) untuk mengukur kesejahteraan subjektif. Teknik analisis data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi sederhana, sedangkan untuk analisis data kualitatif sebagai data pendukung menggunakan open coding. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa keharmonisan keluarga memiliki hubungan yang positif dengan kesejahteraan subjektif sebesar 0,538. Berdasarkan hasil wawancara, pengalaman menyenangkan dan kepuasan yang dimiliki oleh DH dan PS dalam keluarganya, membuktikan bahwa keduanya memiliki kesejahteraan subjektif. Keberadaan anak memang penting untuk setiap dewasa menikah, namun hal ini bukan menjadi satu-satunya faktor yang memengaruhi keharmonisan keluarga dan kesejahteraan subjektifnya. The aim of this study was to identify relationship of family harmony with subjective well-being on childless marriage at Kota Bandung. This study used explanatory sequential mixed method design, consists of first collecting quantitative data and then collecting qualitative data to help explain the quantitative results. Resnpondents in this study totaled 103 people and two of them became informants. Family harmony scale was used to measure family harmony in this study, and Scale of Positive and Negative Experience (SPANE) and Satisfaction With Life Scale (SWLS) to measure subjective well-being.Quantitative data analysis technic that was used in this study is simple correlation, while for the qualitative data analysis for supporting data using open coding. Result of this study showed that family harmony have a positive relationship with subjective well-being of 0,538. Based on the result of the interview, pleasant experience and satisfaction that is owned by DH and PS in his family, proving that both have the subjective well-being. The presence of children is important for married couples, but this is not the only factor affecting the harmony of families and subjective well-being.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | No Panggil : S PSI GIA h-2019; Pembimbing : I. Tina Hayati, II. Gemala Nurendah; NIM : 1401288 |
Uncontrolled Keywords: | keharmonisan keluarga, kesejahteraan subjektif, dewasa menikah yang belum memiliki anak. |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman |
Divisions: | Fakultas Ilmu Pendidikan > Program Studi Psikologi |
Depositing User: | Yayu Wulandari |
Date Deposited: | 26 Mar 2020 02:43 |
Last Modified: | 26 Mar 2020 02:43 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/48136 |
Actions (login required)
View Item |