Putri Dwi Rizkita, - (2018) PENERAPAN TEKNIK BERCERITA BERPASANGAN MELALUI CERITA RAKYAT LINTAS BUDAYA PADA PEMBELAJARAN BERBICARA BIPA TINGKAT MENENGAH. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
S_IND_1405923_Title.pdf Download (23kB) |
|
Text
S_IND_1405923_Abstract.pdf Download (287kB) |
|
Text
S_IND_1405923_Table_Of_Content.pdf Download (252kB) |
|
Text
S_IND_1405923_Chapter1.pdf Download (444kB) |
|
Text
S_IND_1405923_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (667kB) |
|
Text
S_IND_1405923_Chapter3.pdf Download (421kB) |
|
Text
S_IND_1405923_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (2MB) |
|
Text
S_IND_1405923_Chapter5.pdf Download (307kB) |
|
Text
S_IND_1405923_Bibliography.pdf Download (426kB) |
|
Text
S_IND_1405923_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (5MB) |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan berbicara pemelajar BIPA terutama dalam hal bercerita. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kepercayaan diri pemelajar BIPA ketika berbicara khususnya bercerita. Keberhasilan pembelajaran BIPA pada umumnya diukur dari kemampuan berbicara sebagai keterampilan yang paling dominan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pembelajaran mengenai budaya juga penting dipelajari guna mempelajari nilai rasa tenggang rasa, dan toleransi antarbangsa. Penelitian ini mendeskripsikan kemampuan berbicara pemelajar BIPA menggunakan teknik bercerita berpasangan pada kondisi baseline-1, intervensi, dan baseline-2. Mendeskripsikan perbedaan kemampuan berbicara antarkondisi dari setiap pemelajar BIPA. Penelitian menggunakan model penelitian subjek tunggal dengan desain A-B-A. Sumber data penelitian ini adalah dua Pemelajar BIPA tingkat menengah (B1) yang berasal dari Thailand. Pada tahap baseline-1 dan baseline-2 peneliti menggunakan teknik bercerita pada setiap sesinya untuk melihat kemampuan berbicara pemelajar BIPA sebelum dan sesudah diberikan perlakuan, sedangkan pada tahap intervensi peneliti memberikan perlakuan berupa penggunaan teknik bercerita berpasangan melalui cerita rakyat lintas budaya pada setiap sesinya. Berdasarkan temuan penelitian teknik bercerita berpasangan melalui cerita rakyat lintas budaya dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada pemelajar BIPA tingkat menengah. Hal ini terlihat dari peningkatan rata-rata nilai kedua subjek yang diperoleh dari setiap kondisi. Subjek I memperoleh nilai rata-rata pada kondisi baseline-1 sebesar 66,7, pada intervensi 78,4, dan kondisi baseline-2 sebesar 85,3. Subjek II memperoleh nilai rata-rata pada kondisi baseline-1 sebesar 68, pada intervensi 76,8, dan kondisi baseline-2 sebesar 84. Data overlap dari kedua subjek adalah sebesar 20% yang berarti kemampuan berbicara subjek penelitian dapat diyakini. Hal ini menunjukan teknik bercerita berpasangan melalui cerita rakyat lintas budaya memengaruhi dan meningkatkan kemampuan berbicara subjek penelitian walaupun masih terdapat satu data nilai yang tumpang tindih karena turunnya nilai kemampuan berbicara pada kondisi intervensi sesi 2. Hal ini disebabkan oleh faktor adaptasi subjek terhadap cerita rakyat yang disajikan. -----This research was backed by the lack of the BIPA ability of speaking. BIPA learners especially in terms of storytelling. This is caused by lack of confidence BIPA when speaking learners. BIPA learning success at umunya measured from the speech as the most dominant skills used in everyday life. In addition, the study is also important cultures are studied in order to learn the value of a sense of tolerance, and of national tolerance. This study describes the ability of the learners talking BIPA using the technique of storytelling in pairs on the baseline conditions-1, interventions, and baseline-2. Describe the difference in the ability of speech antarkondisi from every BIPA learners. Research using single-subject research model with a design of A-B-A. Data source this study is two Learners BIPA intermediate level (B1) of Thailand. At this stage of the baseline and the baseline-2 researchers using the technique of storytelling at every sesinya to see the capabilities of the learners talking BIPA before and after given the treatment, while on stage the intervention researchers gave the treatment form the use of story telling techniques in pairs through cross cultural folktales on each sesinya. Based on the findings of research techniques to tell a story of courtship through cross cultural folktales can enhance the ability of the learner speaks at intermediate level BIPA. This can be seen from the increase in the average value of both the subject of every condition. The subject I gained an average rating on the baseline conditions-1 amounted to 66.7, 78.4, intervention and baseline conditions-2 amounted to 85.3. Subject II obtained average value at baseline conditions-1 of 68, 76.8, intervention and baseline conditions-2 of 84. Data from the second subject is the overlap of 20% which means the ability to talk of the subject can be believed. This shows the technique of storytelling in pairs through the folklore of cross cultural influence and increase the ability to talk the subject although there is still one data value overlap due to the fall in the value of the capability speaking on the condition of the intervention session 2. This is caused by the adaptation of the subject against the folk tales are presented.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | teknik bercerita berpasangan, cerita rakyat, lintas budaya, pembelajaran berbicara, BIPA tingkat menengah |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia > Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia |
Depositing User: | Santi Santika |
Date Deposited: | 06 Mar 2020 04:30 |
Last Modified: | 06 Mar 2020 04:30 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/47440 |
Actions (login required)
View Item |