ANALISIS KONTRASTIF FRASA NOMINAL BAHASA INDONESIA DAN BAHASA KOREA SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING

Galih Widi Astuti, - (2019) ANALISIS KONTRASTIF FRASA NOMINAL BAHASA INDONESIA DAN BAHASA KOREA SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_IND_1501467_Title.pdf

Download (534kB)
[img] Text
S_IND_1501467_Chapter1.pdf

Download (466kB)
[img] Text
S_IND_1501467_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (709kB)
[img] Text
S_IND_1501467_Chapter3.pdf

Download (500kB)
[img] Text
S_IND_1501467_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
[img] Text
S_IND_1501467_Chapter5.pdf

Download (256kB)
[img] Text
S_IND_1501467_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (5MB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Pembelajaran BIPA kerap kali mengalami kendala. Kendala tersebut biasanya disebabkan oleh adanya transfer negatif bahasa pertama. Salah satu upaya yang dapat mengatasinya adalah melalui analisis kontrastif. Analisis kontrastif adalah aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 dengan B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan di antara kedua bahasa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur frasa nominal bahasa Indonesia dan bahasa Korea, mendeskripsikan perbedaan struktur frasa nominal bahasa Indonesia dan bahasa Korea, dan menyusun modul pembelajaran sebagai bagian dari implikasi pedagogis analisis kontrastif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sementara itu, prosedur analisis kontrastif yang digunakan adalah deskripsi, seleksi, kontras, dan prediksi untuk penyusunan modul pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan struktur frasa nominal bahasa Indonesia dan bahasa Korea. Frasa nominal bahasa Indonesia secara umum menggunakan kaidah Diterangkan-Menerangkan. Hal tersebut berbanding terbalik dengan frasa nominal bahasa Korea yang menggunakan kaidah Menerangkan-Diterangkan. Dari 99 kalimat berbahasa Indonesia ditemukan frasa nominal bahasa Indonesia yang berstruktur N+N 51 data, N+Pron. 44 data, N+Adj. 19 data, N+V 6 data, N+Num. 6 data, Num.+N 17 data, dan N+yang+klausa 17 data. Sementara itu, dari 95 kalimat berbahasa Korea ditemukan frasa nominal bahasa Korea yang berstruktur N+N 25 data, Pron.+N 25 data, Adj.+N 22 data, V+N 6 data, N+Num. 14 data, Num.+N 11 data., dan Adj.Cl.+N 15 data. Berdasarkan penemuan tersebut, adanya perbedaan struktur frasa nominal inilah yang diprediksi menjadi kesulitan pembelajaran frasa nominal bahasa Indonesia bagi pemelajar BIPA yang berasal dari Korea Selatan. Di samping itu, penggunaan konjungsi ‘yang’ sebagai penanda klausa relatif yang mewatasi frasa nominal bahasa Indonesia juga diprediksi menjadi kesulitan. Hasil penyusunan modul menunjukkan bahwa modul memiliki penilaian baik pada aspek isi, penyajian, dan kebahasaan, serta sangat baik pada aspek kegrafikan. Indonesian for foreign speakers learning sometimes have some problems. These problems are usually caused by negative transfer of the first language. One way to overcome this problem is through contrastive analysis. Contrastive analysis is an activity that compare the structure of B1 with B2 to identify differences between the two languages. This study aims to describe the structure of nominal phrases in Indonesian and Korean, describe the differences in the structure of nominal phrases in Indonesian and Korean, and compile learning modules as part of the pedagogical implications of contrastive analysis. The research method used is descriptive qualitative method. Meanwhile, contrastive analysis procedures that used are description, selection, contrast, and prediction for the preparation of learning modules. The results of this study indicate that there are differences in the structure of nominal phrases in Indonesian and Korean. Nominal phrases in Indonesian generally use the rule of Diterangkan-Menerangkan. But Korean nomina phrases use the rule of Menerangkan-Diterangkan. From 99 Indonesian sentences, there are 51 data of N+N, 44 data of N+Pron., 19 data N+Adj., 6 data of N+V, 6 data of N+Num., 17 data of Num.+N, and 17 data of N+yang+Kl. While from 95 Korean sentences, there are 25 data of N+N, 25 data of Pron.+N, 22 data of Adj.+N, 6 data of V+N, 14 data of N+Num., 11 data of Num.+N., and 16 data of Adj.Cl.+N. This difference is predicted to be a difficulty learning Indonesian nominal phrases for BIPA students who come from South Korea. Beside that, the using of conjunction 'yang' in Indonesian is predicted to be another difficulty. The results of the module that has been prepared show that the module has a good rating on the content, presentation, and linguistic aspects, as well as very good at the graphic aspect.

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia > Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: Galih Widi Astuti
Date Deposited: 06 Jul 2020 07:13
Last Modified: 06 Jul 2020 07:13
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/42360

Actions (login required)

View Item View Item