Nurhasni, Maya (2013) PERANAN ANGKATAN LAUT REPUBLIK INDONESIA (ALRI) DALAM OPERASI PEMBEBASAN IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
|
Text
S_SEJ_0906897_TITLE.pdf Download (475kB) | Preview |
|
|
Text
S_SEJ_0906897_ABSTRACT.pdf Download (253kB) | Preview |
|
|
Text
S_SEJ_0906897_TABLE OF CONTENT.pdf Download (267kB) | Preview |
|
|
Text
S_SEJ_0906897_CHAPTER1.pdf Download (346kB) | Preview |
|
Text
S_SEJ_0906897_CHAPTER2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (509kB) |
||
|
Text
S_SEJ_0906897_CHAPTER3.pdf Download (626kB) | Preview |
|
Text
S_SEJ_0906897_CHAPTER4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
||
|
Text
S_SEJ_0906897_CHAPTER5.pdf Download (258kB) | Preview |
|
|
Text
S_SEJ_0906897_BIBLIOGRAPHY.pdf Download (254kB) | Preview |
|
Text
S_SEJ_0906897_APPENDIX.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (7MB) |
Abstract
Skripsi ini berjudul “Peranan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Dalam Operasi Pembebasan Irian Barat Tahun 1961-1963”. Masalah utama yang dikaji adalah bagaimana peranan Angkatan Laut Republik Indonesia dalam memperjuangkan pembebasan Irian Barat tahun 1961-1963. Masalah tersebut dibahas ke dalam beberapa rumusan yaitu (1) Bagaimana latar belakang munculnya permasalahan Irian Barat antara Indonesia dan Belanda? (2) Bagaimana sikap Pemerintah Indonesia dalam mengahadapi permasalahan Irian Barat? (3) Bagaimana proses yang dilakukan oleh Angkatan Laut Republik Indonesia dalam melaksanakan operasi pembebasan Irian Barat? dan (4) Bagaimana dampak perjuangan Angkatan Laut Republik Indonesia terhadap penyelesaian masalah Irian Barat? Metode historis digunakan dalam proses penyusunan dan analisis atas beragam peristiwa lampau yang dikaji. Setelah melalui tahap heuristik, kritik, interpretasi dan kemudian penulisan atau historiografi, maka diperoleh hasil yang menjelaskan bahwa munculnya permasalahan Irian Barat dilatarbelakangi oleh perbedaan pandangan antara Pemerintah Indonesia dan Belanda dalam menilai status wilayah Irian Barat. Hal ini merujuk pada keyakinan masing-masing negara untuk merasa paling berhak menyertakan Irian Barat dalam kekuasaannya. Perbedaan tersebut telah mengundang permasalahan pelik yang menyeret kedua negara dalam sebuah konflik serius. Perselisihan akhirnya berlanjut hingga ranah internasional. Upaya perundingan bilateral melalui Uni Indonesia-Belanda yang mengalami kegagalan menyebabkan masalah ini diikutsertakan dalam sidang PBB. Sayangnya upaya ini juga tidak berhasil membuahkan penyelesaian. Kegagalan diplomasi akhirnya memaksa kedua negara untuk terlibat ke dalam pertarungan militer, dimana di dalamnya ikut melibatkan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) sebagai bagian dari Angkatan Perang RI bersama Angkatan Udara dan Angkatan Darat. Kontribusi ALRI diwujudkan dalam beberapa peristiwa maupun kegiatan militer, diantaranya peristiwa Laut Aru dan berbagai operasi sejak tahap Show of Force, infiltrasi, eksploitasi, hingga konsolidasi. Operasi laut yang dilakukan ikut berhasil menarik lebih perhatian internasional terhadap masalah Irian Barat, hingga kedua negara yaitu Indonesia dan Belanda bersedia membicarakan kembali permasalahan secara berunding atas desakan Amerika melalui beberapa usulan diplomat Bunker sebagai utusan PBB. Akhirnya setelah persetujuan yang berlangsung di New York ini ditandatangani pada pertengahan Agustus 1963, perang militer dinyatakan berakhir dengan hasil bahwa Belanda bersedia menyerahkan Irian Barat kepada Republik Indonesia melalui PBB. Upaya militer terbukti telah berhasil mendorong berbagai kemacetan diplomasi yang terjadi selama upaya pembebasan. Maka melalui konsep naval campaign dan amphibious warfare yang diterapkan, menunjukkan bahwa Angkatan Laut Republik Indonesia sebagai komponen Angkatan Perang RI ikut menjadi bagian penting dalam membangun keberhasilan nasional atas pembebasan Irian Barat. The research entitled “Peranan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) dalam Operasi Pembebasan Irian Barat Tahun 1961-1963”. The main analysed issue was how Indonesian navy (ALRI) could play a role in struggling for Irian Barat liberation in 1961-1963. The issue was discussed and resulted in some formulation as follows: (1) The background of how Irian Barat conflict between Indonesia and Dutch emerged. (2) How was the act of Indonesian Goverment in solving Irian Barat conflict. (3) How was the process done by Indonesian navy in implementing operation for Irian Barat liberation. (4) How the struggle of Indonesian navy had an impact towards the solution of Irian Barat conflict. Historical method was used in arrangement process and analysis due to various analysed event in the past time. Having done the research through heuristic, critical, interpretative step, as wel as writing or historioprafy, so the result was obtained which explained that Irian Barat conflict emerged to be caused by the existence of different perception between Indonesian and Dutch Goverment in judging Irian Barat status. This issue referred to the principles of their own countries to feel most entitled to engape Irian Barat in their authoritis. The difference had caused complicated problem which brought the both countries to have serious conflict. The conflict finally continued until international involvement. The effort of bilateral conciliation through Uni Indonesian-Dutch undergoing failure caused this issue to be involued in United Nation session. Unfortunately the effort failed to achieve to expected goal. Diplomatic failure eventually forced both countries to be involved in military conflict in which involved Indonesian navy as a part of Indonesian armed force with air force and infantry were involved as well. The contribution of Indonesian navy was realized either in some events or in military activities for example Laut Aru incident and many kinds of operations done by indonesian navy since the step of show of force, infiltration, exploitation until consolidation of maritim operation have done, succesful to pay more attention to international towards Irian Barat issue. Due to American oppression, at last the both countries, Indonesian and Dutch were ready to discuss again to settle the conflict through some diplomatic delegations as United Nation delegated. After the decree which took place in New York was signed in the middle of august 1963, military war was stated end which resulted in the Dutch was ready to hand over Irian Barat to Indonesian through United Nation. Military effort was proved to have succeeded in urging diplomatic obstacle which occured during deliberation effort. So Through campaign naval concept and amphibious warfare applied, showing that Indonesian navy (ALRI) as component of Indonesian armed force have been able to give an important role in developing national success over Irian Barat liberation.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | Universitas Pendidikan Indonesia > Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Sejarah |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Sejarah |
Depositing User: | DAM STAF Editor |
Date Deposited: | 12 Dec 2013 02:40 |
Last Modified: | 12 Dec 2013 02:40 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/4075 |
Actions (login required)
View Item |